Bagian 08 - tangisan pilu Kei

18 3 1
                                    

Dikoridor.

"Bagaimana tu anak sombong kemarin tidak apa-apa kan ?" -Selya.

"Kemarin sudah lebih baik harusnya dia bisa masuk sekolah hari ini !" Ucap Tian agak kurang semangat.

"Kau kenapa ? Seperti orang kurang tidur ?!" -Selya.

"Memang, aku bermimpi aneh tadi malam mimpi yang mengerikan!" Tian terlihat sangat lelah.

"Ayo semangat, sini biar ku dorong biar cepet sampai kelas !" Ucap Selya mendorong Tian dari belakang.



Dikelas sudah ada Kei yang sepertinya tertidur di mejanya.

"Semua orang kayaknya dilanda insomnia massal !" Ucap Selya yang sekilas menatap Kei lalu duduk dikursi dibarisan kedua, sedangkan Tian berjalan kebelakang duduk dikursi dibarisan belakang bersebelahan dengan Kei. Tian duduk dan ikut-ikutan membaringkan kepalanya dimeja seraya menatap Kei yang wajahnya menghadap ke tembok.

"Ada apa nih, pagi-pagi pada masih ngantuk aja !" -Jeri.

"Hei Tian, apa kau begadang tadi malam?" Ucap Denis mengusak rambut Tian.

"Tidak, aku bermimpi buruk setiap aku mencoba tidur mimpiku akan berlanjut !" Ucap Tian mengubah posisi dengan dagu yang bertumpu di lengan yang terlipat di atas meja.

"Mimpi seperti apa ?" -Jeri.

"Aku melihat seorang pria dibunuh oleh sosok hitam aku tidak bisa melihat siapa yang membunuhnya tapi aku melihat dengan jelas jasad yang bersimbah darah aku sangat pusing ketika mengingatnya !" Ucap Tian menceritakan mimpinya.

"Itu hanya mimpi, sudah lupakan saja !" Ucap Jeri beranjak ke tempat duduknya yang ujung dekat tembok seberangnya.

"Jika kau masih mimpi buruk katakan aku akan meminta nenekku untuk membuat jimat penangkal mimpi. Menurutku Itu ampuh karena aku dulu juga sering mengalami mimpi buruk !" -Denis.

"Minta lah sekarang, aku tidak bisa menunggu dan melihat itu akan terjadi lagi malam ini itu sangat melelahkan energiku terasa terkuras habis !" Keluh Tian, seketika Denis ingat Kei yang bertingkah aneh kemarin ia juga merasa energinya dikuras habis, bukankah Kei dibawa ayah Tian pulang kemarin ? Apakah karena itu Tian merasa lelah dan mimpi buruk ? Batin Denis bertanya-tanya.

"Hei kenapa dia masih tidur bel akan segera berbunyi!" Ucap Tian menengok ke arah Kei. Lalu ia beranjak bangun mendekati tempat duduk Kei, tangan kiri yang berpegangan dikursi Kei dan lutut yang bertumpu dipinggiran kursi samping pantat Kei , Tian menengok wajah Kei yang sedang menghadap tembok itu.

"Hei kau sedang apa ?" Ucap Jeri dari tempat duduknya.

"Bangunkan dia suruh pulang aja kalo masih mau tidur !" Ucap Selya dari tempat duduknya sedangkan Denis masih berdiri di dekat tempat duduk Tian.

Tian membenarkan posisi berdiri nya dengan tegak menghadap depan lalu tangan kirinya meraih dahi Kei dan membiarkan wajahnya menunjukkan ekspresi dengan jelas sedang berpikir dan merasakan.

"Panas !" -Tian.

"Dia demam ?" Ucap Denis mendekat dan ikut menengok Kei yang tertidur.

"Merepotkan, jika Demam harusnya dia diam saja dirumah!" -Jeri.

"Ku pikir demamnya sudah turun kemarin kenapa naik lagi?" -Tian.
"Hei Denis angkat dia bawa ke UKS !" -Tian.

"Hei itu berat, bangunkan saja tanya apa dia bisa jalan !" -Selya.

"Hei Keihan, Kei !" Ucap Denis menepuk bahu Kei dengan lembut. Ekspresi Selya sungguh kesal melihat nya.

"Woi bangun !" Ucap Tian sedikit lebih keras tapi masih terlihat segan.

Siswa Kutukan Sekolah Menengah Atas(Ongoing)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن