15

11.8K 722 0
                                    

Sudah 3 hari Tania juga melakukan hal yang serupa seperti kemarin-kemarin. Setelah pulang sekolah dirinya akan pergi ke ndalem untuk melaksanakan hukuman.

Tania juga sekarang dekat dengan Nasya adik dari Gus Fahri. Mungkin karena Tania dan Nasya sefrekuensi makanya mereka cocok untuk mengobrol bersama.

"Eh Tania, lu tau nggak gue geregetan banget loh sama anak baru itu". Ujar Nasya.

"Kayla? Kenapa?".

"Masa ya, Dia setiap malam datang ke rumah gue cuma buat numpang tidur. Kan dia punya asrama kenapa dia nggak tidur di asrama aja".

Tania membulatkan matanya saat mendengar perkataan dari Nasya. Padahal di novel dijelaskan bahwa Nasya sangat menyukai pemeran utama wanita. Bahkan dirinya meminta kepada Umi dan Abi untuk memindahkan pemeran utama wanita ke rumahnya dan tidur bersama setiap malam.

"Bukannya lu senang?". Tanya Tania memastikan.

"Ih, amit-amit gue senang. Yang ada jadi beban tahu nggak. Dia tidurnya kayak baling-baling helikopter". Jawab Nasya dengan mode julitnya.

Tania terkekeh mendengar jawaban dari Nasya. Sepertinya memang benar kalau alur novel sudah sangat melenceng dari alur aslinya. Bahkan banyak alur yang tidak ditampilkan di dunia ini.

Sepertinya kehadiran Tania membawa pengaruh besar bagi alur novel.

Tidak apalah, Tania juga tidak peduli kalau alur novel melenceng jauh. Siapa suruh Tania kesasar kemari. Bahkan Tania bisa saja mengubah alur novel. Tapi kembali pada hobinya, Tania mager untuk melakukan sesuatu yang tidak penting.

"Lu protes aja sama Umi dan Abi. Kalau perlu lo usir aja Kayla. Kalau gue jadi lo sih udah gue tendang dia dari tempat tidur gue". Jawab Tania memanas-manasi Nasya.

"Iya kan, tadi malam juga gitu. Gue bahkan udah tendang dia dua kali tapi tetep aja dia keukeh tidur di kamar gue. Alasannya dia nggak bisa tidur di asrama karena kasurnya kecil".

"Gue dukung lo kalau lo mau labrak dia".

"Boleh tuh, gimana kalau sekarang aja?". Tanya Nasya dengan menaik turunkan alisnya.

"Gaskeun lah".

Tania dan Nasya keluar dari rumah untuk mencari keberadaan Kayla. Sekalian Tania mencari refleksi karena sudah lama Tania tidak membuat onar. Lagi pula pasti AC di ruang BK juga menunggu Tania di sana.

Setelah dicari-cari ternyata Kayla berada di perpustakaan. Tania cukup terkejut melihat itu, karena di dalam novel dijelaskan bahwa Kayla sangat anti dengan yang namanya perpustakaan.

Tapi memang Tania tidak boleh lagi bertumpu di alur novel yang dirinya baca. Karena alur novel sudah teracak dan tidak bisa untuk dijadikan tumpuan.

Nasya hendak maju untuk langsung melabrak Kayla. Tapi Tania menahan tangan Nasya untuk jangan gegabah. Tania punya cara lain agar membuat Kayla berhenti datang ke rumah Nasya.

Tania maju untuk melakukan misinya, dan Nasya duduk di tempat yang agak jauh dari Tania dan Kayla. Tania duduk di samping Kayla dengan tersenyum manis.

"Loh? Kamu kan yang waktu itu di rumah Umi ya?". Tanya Kayla.

"Iya, salam kenal ya aku Tania". Jawab Tania sambil menyodorkan tangannya.

"Oh salam kenal juga aku Kayla Cakra Wijaya".

"Btw kamu nggak tidur di asrama ya?". Tania tidak pandai dalam berbasa-basi jadi dia langsung tanya ke intinya saja.

"Kamu kok tahu?".

"Nasya yang bilang".

"Iya, aku sering tidur di rumah umi. Kayaknya Umi jadiin aku anak santri kesayangannya deh. Karena dia sering ngizinin aku tidur di rumahnya".

Tania paham sekarang, karena alur novel yang sudah melenceng tidak memungkinkan bahwa pemeran utama wanita akan berubah juga. Jadi sekarang pemeran utama wanita memang menyukai Gus Fahri. Dan dia ingin mengambil hati calon mertuanya alias Umi. Begitulah pemikiran Tania.

"Pasti lo suka sama Gus Fahri right?". Tebak Tania.

"Kok kamu tahu?". Tania hanya tersenyum untuk menjawab pertanyaan.

Setelah dirasa waktunya aman untuk beraksi Tania mengkode Nasya untuk datang ke tempatnya. Tania celingak-celinguk melihat apakah ada orang di sekitarnya atau tidak. Ternyata tidak ada orang selain mereka bertiga di sini.

Nasya berjalan ke arah Tania dan duduk di sampingnya. Nasya terheran-heran dengan apa yang akan Tania lakukan untuk memperingati Kayla.

"Jadi gini, Nasya bilang sama gue kalau dia merasa keberatan saat lo datang ke kamarnya malam-malam dan tidur di samping Nasya. Nasya orangnya nggak suka berbagi dan dia nggak suka sama lo. Saran gue, lo harus membiasakan diri untuk tidur sendiri di asrama. Paham!". Jelas Tania.

Nasya yang mendengar pernyataan dari Tania berdecak kagum. Padahal baru beberapa hari mereka berteman, tapi Tania sudah tahu betul tentangnya.

"Kalau gue nggak mau gimana?". Tania tersenyum miring mendengarnya saat karakter asli pemeran utama keluar.

"Kalau lu nggak mau gue bisa bikin lu mau sekarang juga".

"Oh ya? Kalau gue duluan yang buat lo nggak usah ngatur-ngatur gue gimana?". Setelah menyelesaikan ucapannya Kayla langsung menarik hijab Tania hingga terlepas.

Tania dan Nasya tidak menyangka bahwa Kayla akan secepat ini melakukan aksinya. Nasya menggeram marah saat Kayla membuat Tania seperti itu.

"Heh lo jangan main-main sama kita. Gue bisa aja buat lo dikeluarin dari pesantren ini". Sentak Nasya.

"Nggak gitu cara mainnya Nasya. Sini biar gue tunjukin". Tania mulai bersuara saat dirinya selesai membenarkan hijab segitiganya. Hijabnya tidak dipentul melainkan disilang ke belakang.

"Gue nggak suka cara main lo, murahan tau nggak. Biar gue ajarin gimana caranya".

Setelah menyelesaikan kalimat itu Tania langsung memelintir tangan Kayla ke belakang. Tangannya yang satu lagi ia biarkan untuk memegang kepala Kayla dan menghantamnya ke lantai.

Kayla berteriak kesakitan saat tanya memelintir tangannya. Bahkan lebih sakit lagi saat tadinya menghantam kepalanya ke lantai. Ternyata Tania ini bukan orang sembarangan.

Nasya bisa melihat kalau kepala Kayla sudah berdarah. Nasya bergidik ngeri melihat Tania yang tidak main-main dengan lawannya. Tapi di sisi lain dia kagum, sebelumnya tidak pernah ada santri yang mau membelanya walaupun dirinya adalah anak dari pimpinan pesantren.

Mereka selalu menganggap segan ke arah Nasya karena dirinya yang bergelar Ning. Baru kali ini ada seorang santri yang mau membela dirinya tanpa rasa segan sedikitpun.

"Kan gue udah bilang, kalau lo nggak mau gue bisa bikin lu mau sekarang juga". Ujar Tania mengelus kepala Kayla yang mengeluarkan darah.

"Lo mau turutin permintaan gue tadi atau gue akan patahin tangan lu". Ancam Tania.

"Gue nggak mau turutin permintaan lo, Gue bakal ngaduin perbuatan lo ke pihak pesantren". Kayla mengancam balik Tania membuat Tania terkekeh geli mendengarnya.

"Aduin aja, gue nggak takut. Malahan gue seneng karena gue bisa duduk di bawah AC lagi setelah beberapa hari nggak ke sana".

"Gue nggak percaya. Lihat aja nanti lo pasti akan ketar-ketir saat Gue laporin".

"Gue nggak takut, kalau malam ini lo masih datang ke kamar nih Nasya. Gue pastiin Nasya akan nendang lu keluar".

Setelah mengatakan itu Tania dan Nasya pergi keluar dari perpustakaan meninggalkan Kayla yang tersenyum miring. Sepertinya Kayla harus berterima kasih kepada Tania yang sudah membenturkan kepalanya. Dengan begini Kayla bisa lebih dekat dengan Gus Fahri. Dirinya bisa mendapatkan simpati dari Gus Fahri.





Ukhti FiguranWhere stories live. Discover now