Bagian 09 - Kabur dari sekolah.

16 3 1
                                    

     Setelah Denis dan Tian membawa Kei UKS dan mengobati luka Tian. Mereka berdua pun kembali UKS tapi setelah mereka kembali di jam istirahat Kei sudah menghilang dan tak pernah muncul lagi hingga pulang sekolah.

"Kau tau alamat Rumah Keihan ?! Kalau begitu kirim ke bapak alamatnya bapak ingin bicara dengan nya secara pribadi. Kamu bawakan lah dulu tas nya dan lihat keadaannya bapak khawatir dia sedang mengalami masa sulit !" Ucap Pak Guru pada Tian di akhir kelas di jam pulang sekolah depan kelas sedangkan Jeri, Denis dan Selya menunggu depan pintu.

"Iya pak !" -Tian berjalan menuju keluar kelas membawa tas Kei.

"Hei kau akan mengembalikan itu kerumahnya? Apa kau tidak takut ?" -Jeri.

"Dia orang yang aneh, mungkin kah karena dia memiliki masalah mental sehingga dia di pindahkan?" -Selya.

"Aku tau sesuatu tentangnya. Berjanjilah untuk tidak menghujatnya aku akan menceritakan semua yang ku tahu !" Ucap Denis mereka semua terhenti sejenak di tengah koridor.

"Apa yang kau tau tentangnya?" -Tian.

"Kau tau pacarku bersekolah di SMA internasional school sekolah Kei sebelumnya kan ?" -Denis.

"Ahh iya ! Jadi kau sudah tau Kei dari awal ?" -Jeri.

"Ya.. benar, aku sempat melihatnya sekali ketika menjemput Shiren, aku melihat nya dirundung oleh beberapa orang dan itu masih area sekolah yang ramai dan tidak ada satupun yang peduli padanya. Menurut penuturan Shiren Kei dianggap sebagai orang yang terkutuk siapapun yang dekat dengannya akan terkena sial, semua takut padanya dia sering bergumam aneh dan tepat setelah itu tak lama para pengganggu itu berteriak seakan terkejut atau takut dan semua orang akhirnya berdatangan tapi mereka bukannya menolong Kei mereka malah membantu para pengganggu itu dan semuanya terdengar bersorak menyuruh Kei pergi. Aku menyaksikan nya secara langsung !" -Denis.

"Ahh itulah sebabnya kau selalu membelanya!" -Jeri.

"Terkutuk ?! Jaman sekarang masih ada yang percaya mitos seperti itu ?" Ucap Selya remeh.

"Kurasa memang ada sesuatu yang aneh dengan Kei, matanya, kau menutup matanya karena matanya berubah kan ?" Tanya Tian pada Denis.

"Ah benar, matanya, apa dia benar-benar terkutuk?" -Selya.

"Ah aku lupa mengatakan, Tian saat kau memukul Kei kemarin sebenarnya dia sedang mengalami hal yang sama seperti hari ini. Aku tau matanya akan berubah dan takut nya anak-anak akan terkejut dan histeris melihat itu jadi aku menutupinya !" -Denis.

"Ini tak masuk akal. Jika memang benar dia terkutuk apakah itu alasannya dia tak suka bicara dengan orang lain dan tak mau bersentuhan? Kita benar-benar salah paham padanya!" -Selya.

"Ayo kita kerumahnya, dia hampir menusuk dirinya sendiri tadi. Takutnya itu terjadi lagi dan tidak ada yang membantunya !" Ucap Tian mereka pun kembali berjalan dengan cukup cepat.

"Kenapa tidak ada yang membantu orangtuanya kemana?" -Selya.

"Dia tinggal sendiri, aku tidak tau dimana orangtuanya dia tak mengatakan apa-apa!" -Tian berjalan dengan tergesa-gesa, ia cukup khawatir akan keadaan Kei ia takut mimpi tadi malam adalah pertanda. Semoga saja ia tak melihat Kei yang sudah jadi jasad di rumahnya, Tian benar-benar panik sekarang.



Ketika sampai dirumah Kei Tian membunyikan bel beberapa kali sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menerobos masuk. Mereka cukup terkejut melihat rumah Kei yang tampak kosong tidak terlalu banyak perabotan. Tanpa memanggil nama Kei mereka menyusuri ruangan dapur dan kamar tidur dilantai satu.

"Makanan ini disiapkan dalam kotak bekal. Ughh ini bau !" Ucap Jeri yang memeriksa Kulkas.

"Hei apa kau lapar kenapa kau memeriksa kulkas orang lain!" -Selya.

Lalu mereka berjalan ke lantai dua di sebuah kamar dengan robekan kertas yang penuh coretan memenuhi ruangan. Kei meringkuk gemetar di sudut antara kasur dan lemari. Terdengar isakan tangis sepertinya Kei sudah lama menangis ..

"Kei !" Panggil Tian duduk di depan Kei yang menyembunyikan wajahnya diantara lututnya.

"Kenah-pa kalian di-sini ?" Ucap Kei yang terisak dengan separuh wajahnya yang terangkat terlihat mata sembabnya menatap Tian yang tersenyum ramah dan bersimpati tengah duduk bersila di depannya. Satu Tangan tergantung dileher dan tangan lainnya yang diperban memegang bahu Kei dengan lembut.

"Syukurlah kau baik-baik saja !" Ucap Tian lalu tangan yang berbalut perban itu menyentuh Dahi Kei.

"Kau masih sakit !" -Tian.

"Tentu saja dia sakit, lihat isi kulkasnya penuh dengan makanan basi. Apa kau hanya memakan itu ?" Ucap Jeri terdengar sedikit kasar tapi ada rasa kepedulian di dalam kata-kata pedas yang ia lontarkan.

"Kau sakit, bagaimana kalau menginap dirumah ku untuk beberapa hari ?" -Tian.

"Hei bukankah dia terkutuk ? Kenapa kau berani membawanya pulang kerumah ?" Ucap Selya ceplas-ceplos tanpa sadar. Ia langsung menutup mulutnya ketika sadar Kei terlihat kaget kembali menyembunyikan wajahnya.

"Kei, maaf !" Ucap Selya tampak menyesali ucapannya.

"Kei, maafkan kami, kami tak bermaksud untuk mengatai mu atau mengganggumu. Aku mengajakmu menginap dirumah ku karena kita teman. Bukankah kau ingin berteman dengan kami ?" Ucap Tian mencoba menyakinkan Kei agar ia merasa nyaman dan tidak berpikiran buruk tentang nya dan lainnya.

"Aku berpikir untuk menjauhi kalian semua, tapi ketika aku tau bahwa disekitar mu para Roh itu tidak bisa mendekati ku aku berusaha untuk lebih dekat denganmu dan berteman denganmu. Aku memiliki niat yang egois ku pikir kau bisa membantuku menghilangkan kutukan ini. Tapi, aku tidak tau apa yang terjadi hari ini para roh itu bisa menembus penghalang yang kau miliki dan aku bahkan melukai mu. Aku tidak bisa menjamin keselamatan mu jadi sebaiknya kalian semua menjauh lah dariku !" Ucap Kei tanpa mengangkat wajahnya. Tiba-tiba sebuah tangan terasa mengelus kepalanya dan tangan lainnya mengelus tangan dan bahu Kei. Kei mengangkat wajahnya. Mereka semua berusaha menenangkan Kei dengan sentuhan lembut.

"Hei keluar dari sini ini sempit!" Ucap Selya terlihat kesal tapi berusaha tersenyum.

"Aku tidak bisa masuk, apa ini semacam permainan aku tak bisa menyentuhnya. Hei beri aku sedikit ruang !" Ucap Jeri kocak berdesakan mencari celah agar bisa ikut mengelus Kei. Dia tak ingin di cap tak berperasaan karena tak mencoba menenangkan orang yang tengah depresi jika Kei bunuh diri pastilah itu salahnya karena tidak ikut mengelusnya.








Next...

Siswa Kutukan Sekolah Menengah Atas(Ongoing)Where stories live. Discover now