34.

98 6 0
                                    

Taeil memang sengaja memberikan jeda istirahat setelah 30 menit latihan vokal di hutan dibelakang perumahan ini. Taeil duduk melingkar bersama dengan 3 murid les vokalnya. Setelah berbicara kesana kemari, Taeil menarik nafas dalam - dalam dan menghembuskannya perlahan. Apa yang dilakukan oleh Taeil itu membuat Haechan, Jeongin dan Beomgyu menatap padanya.

"Ngomong - ngomong…. Aku tahu tentang perjanjian yang kalian lakukan dengan para sponsor," ucapan Taeil langsung membuat Haechan, Beomgyu dan Jeongin menatap ke arahnya dengan tatap mata mendelik.

"Aku tidak sengaja menemukan surat perjanjian kalian diruang kerja Jimin," kata Taeil, "Kalian bahagia dengan jalan yang kalian ambil atau justru ada beban? Jika kalian ternyata keberatan, aku akan membantu kalian lapor polisi."

Haechan, Beomgyu dan Jeongin saling tatap. Mereka kebingungan menjawab pertanyaan dari Taeil, dan untuk menghindari jawaban yang aneh atau malah membuat pusing, ketiganya terdiam sampai kemudian salah satu dari mereka membuka mulut.

"Sejujurnya… aku bahagia melakukan semua ini," kata Haechan dengan senyuman lebar. Dan jawaban Haechan mendapat anggukkan kepala oleh Jeongin dan Beomgyu.

"Kalau tidak ketemu sama 5 Daddy itu, handphone kami masih jelek pasti," kata Jeongin yang menatap handphonenya.

"Iya ya… udah lebih dari 5 tahun kita tidak ganti handphone," sahut Beomgyu yang kemudian menatap pada Taeil, "Kami menandatangi kontrak karena kemauan kami sendiri kok. Benar - benar tidak ada paksaan sama sekali."

"Lagipula…." Haechan memainkan rerumputan diantara kakinya, "Percuma kan memiliki bakat bagus kalau tidak memiliki uang untuk debut. Jimin Hyung juga bilang begitu, kami sudah memiliki bakat, diasah sudah cukup lama juga tapi karena tidak ada mau yang menjadi sponsor, makanya kita tertahan menjadi trainee dalam waktu lama."

Dan lagi - lagi, ucapan Haechan mendapatkan persetujuan dengan anggukkan kepala dari dua temannya. Taeil yang sudah lebih dulu terjun ke dunia hiburan dan mengalami kegagalan yang masih membuatnya mengalami mimpi buruk, sangat memahami apa yang dirasakan oleh Haechan, Beomgyu dan Jeongin. Karena itu, saat awal dia tahu mengenai perjanjian dari Seokjin, Taeil tidak gegabah mengambil keputusan. Dia tidak mau membuat masalah untuk anak - anak yang sedang berjuang untuk menggapai mimpi mereka ini.

Taeil menatap sejenak kearah belakang Haechan, Jeongin dan Beomgyu dimana sudah ada 5 laki - laki yang berdiri dengan tatap mata terharu dan tersentuh.

"Walaupun sebenarnya perbuatan kalian ini salah.. tapi karena memang sudah keinginan bersama maka aku tidak bisa berbuat apapun. aku berjanji tidak akan berkata pada siapapun mengenai hal ini. tapi…" Taeil kembali menatap kearah belakang Haechan, Beomgyu dan Jeongin sehingga membuat 3 laki - laki muda itu ikut menolehkan kepala dan terkejut karena ternyata 5 Daddy berdiri di belakang mereka.

Taeil bangkit berdiri, "Dengarkan aku dulu… aku belum selesai bicara."

Semua perhatian kembali mengarah pada Taeil, sementara Taeil balas menatap pada 5 sugar Daddy.

"Jaga mereka, jangan buat menangis lagi," kata Taeil dengan senyuman lebar, "Latihan denganku sudah selesai… ada waktu bebas untuk kalian tapi jangan lupa kembali ke asrama untuk latihan dengan Hoseok saem setelah jam makan siang. Jangan sampai telat.."

"Siap saem…" ucap Haechan, Beomgyu dan Jeongin nyaris bersamaan.

"Taeil saem… mau ngopi denganku?" tanya Johnny sambil mengekor pada Taeil yang melangkah pergi.

"Sepertinya Hoseok saem juga harus aku ajak minum kopi atau lunch," kata Mingyu yang ikut mengekor pada Taeil dan Johnny walau dengan tujuan berbeda.

"Yaaah… johnny daddy kesayanganku yang penisnya paling besar, berotot dan gagah perkasa itu malah pergi dengan taeil saem,"ucap Haechan di sela - sela keheningan dan langsung membuat semua mata menatap ke arah Haechan.

"Kau tidak bersyukur ya… kan ada kami yang enggak kalah besar juga penisnya," kata Jungkook yang dengan Geraman kesal mendekat pada Haechan.

"Huweee…. Jungkook Daddy jahat sih padaku," kata Haechan yang berlari menghindar ke belakang tubuh Beomgyu dan Jeongin.

"Hajar saja ini hyung, bocah nakalmu," kata Jeongin yang menggeser berdiri dan memberikan Haechan pada Jungkook.

Haechan tersenyum kaku sambil menghadap pada Jungkook. Ia sedang bingung mau menyusun kata - kata ketika Jungkook malah lebih dulu mendekat padanya dan memeluk tubuhnya.

"Maafkan aku ya Chan," kata Jungkook sambil memeluk lembut pada tubuh Haechan.

Haechan cukup terkejut dengan sikap lembut dan manis dari Jungkook, tapi Haechan tidak langsung membalas pelukan Jungkook. Jangan - jangan pelukan ini hanya sementara saja setelah itu Haechan akan ditinggalkan juga.

“Jangan berpikiran yang aneh - aneh,” kata Jungkook sambil melepaskan pelukannya pada tubuh Haechan dan tetap mata mereka bertemu, “Aku benar - benar minta maaf karena sudah membuatmu menangis.”

“Aaaa….. daddy…” Haechan yang kali ini memeluk lembut pada tubuh Jungkook, “Belikan es krim, baru aku maafkan.”

Jungkook mencium lembut pada pipi Haechan, “Es krimnya nanti dioleskan pada batang penis Daddy kesukaanmu ya."

"Iiih Daddy jangan bilang begitu di depan yang lain, kan malu…." Kata Haechan sambil menyembunyikan wajahnya di dada Jungkook.

Taehyung dan Bangchan berdiri diantara Beomgyu dan Jeongin.

"Cocok mereka berdua," kata Taehyung sambil geleng - geleng kepala. Kepalanya menoleh, menatap pada Jeongin yang memeluk lengannya dan merebahkan kepala pada bahu kekar Taehyung. Senyuman Taehyung tercipta, ia mendekatkan wajah pada wajah Jeongin dan mencium lembut pada bibir laki - laki disampingnya ini.

"Biarkan saja mereka berdua aneh sendiri," kata Bangchan berbisik pada Beomgyu, "Ayo kita cari tempat untuk berduaan.. Daddy kangen."

Beomgyu menatap balik ke arah Bangchan, ia tersenyum lebar dan merentangkan tangan pada Bangchan untuk meminta digendong dan dengan penuh perhatian, Bangchan menggendong tubuh Beomgyu di punggung nya.

Mengikuti langkah Bangchan dan Beomgyu, Taehyung menggandeng tangan Jeongin untuk pergi dan mencari lokasi sendiri untuk bercengkrama. Hanya tersisa Haechan dan Jungkook yang sebenernya sudah enggak peduli dengan orang lain. Keduanya melangkah bersebelahan, Haechan bercerita mengenai banyak hal termasuk ketika dia menangis tadi pagi karena prasangkanya sendiri. Jungkook, kali ini sebagai laki - laki yang lebih dewasa mendengarkan cerita dari belah bibir Haechan. Tangan Jungkook sendiri dari tadi tidak berhenti lepas dari genggaman tangan Haechan. Jungkook seakan tidak mau kehilangan moment kebersamaan dengan Haechan. Setelah berbagai masalah yang mereka hadapi, ternyata Haechan menjadi pilihan Jungkook untuk berlabuh.

"Haechan…. Jeon Haechan sayang," panggil Jungkook.

Langkah kaki Haechan terhenti, dia menatap pada Jungkook yang berdiri di hadapannya, "Margaku kan Lee."

"Memangnya kau tidak mau jadi Jeon," kata Jungkook.

"Memangnya Jungkook Hyung enggak keberatan punya istri yang sudah pernah di dobel penetrasi oleh dua temannya sendiri," kata Haechan.

Jungkook baru teringat akan peristiwa hot dan menggairahkan itu. Dia sedang nostalgia mengenai hari itu ketika dikejutkan karena pukulan dari Haechan. Jungkook menatap tajam kearah Haechan.

"Kalau dipikir-pikir lagi… Hyung yang waktu itu punya ide aku menawarkan dobel agar mereka damai ya," kata Haechan dengan Geraman kesal.

"Enggak ya… kebinalanmu sendiri yang membuatmu di dobel," kata Jungkook yang kemudian langsung memeluk lembut pada tubuh Haechan, "Aku menerimamu apa adanya kok… lagipula aku mencintaimu dan tidak peduli dengan masa lalu mu lagi. Tapi… setelah resmi jadi kekasihku, kau tidak boleh disentuh oleh yang lain."

Haechan mengerutkan kening dan baru menyadari jika dua temannya sudah dibawa oleh Daddy lainnya. Sepertinya setelah keributan yang terjadi beberapa saat, baik para Daddy atau baby menemukan tambatan hati masing - masing.

IDOL 🔞🔞🔞Where stories live. Discover now