Chapter 15 : Distrik

266 46 5
                                    

•••[][][]•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••[][][]•••

"Lepaskan mereka, dasar penculik!"

"Betul! Betul!"

"Apa mau mu?!"

"Hentai! Hentai!"

Teriakan itu menarik perhatian (name) yang sontak terhenti dalam langkahnya, ia tau asal suara yang dapat ia dengar ini cukup jauh dari tempat ia berdiri tapi pendengaran tajam yang ia miliki bisa mendengar dari kejauhan yang bahkan berpuluhan meter jauhnya.

"Hei, anak-anak kurang ajar! Kalian kira aku siapa?!"

'Uzui?' batinnya.

"Aku adalah atasan kalian! Seorang Hashira, bedebah!" Pria dengan otot-otot menonjol itu memelototi orang-orang yang ada di bawahnya, sembari menggendong dua orang gadis di bahu dan pinggangnya.

Pukh

Tiba-tiba sepasang kaki muncul telah mendarat bahu lebar Uzui dengan senyum kecil di bibir sang empu meski disertai wajah yang menggelap, sedangkan pria yang di pijaki terlihat terdiam mematung karena terkejut.

"Menurutku kau hanya pria nyentrik, bodoh, beruban dan menjengkelkan," ucap (name) dengan sorot mata menajam saat ia membungkukkan badannya dengan kepala menghadap kebawah, membuatnya dapat bertatapan dengan Uzui meski ia berdiri di bahu pria itu.

"Yang ingin sekali ku hantam," tambah (name) dengan penekanan di setiap katanya serta sorot matanya semakin menajam, membuat seluruh tubuh Uzui bergidik dan merinding. Bahkan Aoi serta Naho yang di gendong oleh Uzui pun ikut bergidik olehnya.

"Lepaskan mereka, pedo," perintah (name).

Tak berani membantah wanita satu ini akibat aura mencekam yang dirasakan, Uzui tiba-tiba melempar Aoi dan Naho, praktis membuat Tanjiro refleks menangkap keduanya, untung ia dapat menangkap dan menurunkan mereka dengan baik di tanah.

Uzui menghela nafas lega saat raut wajah (name) mengendur, "padahal aku butuh mereka untuk misiku, wanita burung. Karena begitu, bagaimana kalau kau saja yang menggantikannya?" Senyum kecil tersungging di bibir pria menyebalkan ini.

Dug!

Bukan suara tinjuan, melainkan suara hentakan tumit kaki (name) yang dengan sengaja nya ia menghantamnya pada kepala Uzui, tidak terlalu keras karena ia tau batasannya sebelum turun dan mendarat di sisi pria itu yang meringis sembari memegangi kepalanya.

"Jangan bercanda, aku tak mau di dandani seperti pelacur," ujar (name) kini kembali pada raut wajahnya yang datar, bahkan terlihat kesal akan nada permintaan Uzui yang menjengkelkan menurutnya pribadi.

Uzui meringis akan rasa denyut sakit di ubun-ubun kepala akibat hentakan (name) dan menyaksikan wanita itu mendarat di sampingnya, sebelum kembali menyunggingkan seringai lebar itu, "tsuguko-mu juga ada disana loh,"

Reality // BNHA x Reader x KNYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang