Chapter 13

40 1 0
                                    

>>Happy Reading

Gudang belakang selalu menjadi tempat transaksi, menyimpan banyak cerita anak-anak nakal SMA Jaya. Menjadi tempat berkumpulnya geng Antariksa dan menjadi tempat transaksi penjualan rokok yang saat ini belum diketahui.

Tempat itu bisa saja dilindungi oleh Ayyesha, pacar laut yang notabennya sebagai anggota OSIS. Jika sekolah sedang melaksanakan razia ke tempat-tempat sekolah Ayyesha akan mengatakan bahwa gudang belakang tidak ada apapun. Padahal disana banyak menjadi tongkrongan dan tempat merokok, mulut biasanya itu mampu membius semua guru itu yang membuatnya berbahaya.

"Selamat pagi anak-anak!!" Seru pak Dendi anggota kesiswaan sekaligus sebagai pembina OSIS, yang pagi ini mengumpulkan anggota OSIS entah untuk apa, dengan serempak anggota OSIS menjawab penuh semangat "Pagi Pakk!!"

"Tujuan pak guru mengumpulkan kalian dipagi hari ini untuk menjalankan razia tempat sekolah ya. Ini dilakukan dadakan karena pak guru mendengar banyak siswa yang membawa rokok ke sekolah, pak guru mendapatkan laporan dari seorang siswa bapak harap anak OSIS berlaku adil dan tidak membela satu sama lain atau bekerjasama dengan pihak manapun," pak Dendi menjelaskan mengapa ia mengumpulkan anggota OSIS kali ini. Razia dadakan? Bukankah sangat mengejutkan??

"Dalam kegiatan ini kalian harus fokus!! Bapak tidak ingin mendengar lagi ada laporan bahwa anak-anak OSIS tidak mau bekerja dan hanya leha-leha. Kalian harus tegas dan bijak sebagai contoh teman-teman kalian!!" Tegas Pak Dendi sekali lagi.

Seorang perempuan mengacungkan tangan, salah satu anggota OSIS yang berada di barisan belakang, kini menjadi pusat perhatian.

"Saya ingin usul pak, bagaimana jika hp anak-anak OSIS dikumpulkan supaya mereka fokus bekerja karna ada beberapa anggota yang hanya bermain hp dan foto-foto tidak jelas," namanya Nadhira atau biasa dipanggil Ara baru menjabat sebagai OSIS satu tahun ini, namun bisa dibilang pikirannya sangat bijak dan cerdas oleh karna itu ia direncanakan akan dicalonkan sebagai ketua OSIS tahun depan.

"Apaansi dia, caper banget," gumam Ayyesha yang melihat tingkah Ara, sok bijak, sok pintar, dan Cok cantik itu, entahlah mungkin Ayyesha merasa tersaingi.

"Ide kamu Bagus Ara. Dhermaga sebagai ketua OSIS bapak minta tolong kumpulkan semua hp anggota kamu ya," pinta pak Dendi. Dhermaga dengan sigap melaksanakan perintah itu, dengan keranjang ditanganya ia mulai menarik satu per satu HP untuk dikumpulkan.

"Siap pak!!" Dhermaga menjawab sigap, mengacungkan jempol dan siap untuk menarik satu per satu HP.

Saat Keranjang hp dan Dhermaga mendekati Ayyesha gadis itu baru teringat akan satu hal. Laut ia lupa mengabari Laut jika hari ini akan ada razia dadakan, Laut bisa marah besar jika Ayyesha lalai akan hal ini.

"Pinjem hp gue bentar," cetus Ayyesha tanganya langsung menambil barang pipih itu dari keranjang tanpa seizin Dhermaga, dengan wibawanya Dhermaga menarik kembali hp itu dari genggaman Ayyesha membuat perempuan itu tercedak kesal.

"Ayyesha tolong kerjasamanya, dan kita hemat waktu karna setelah ini siswa diharuskan mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa," Lanjut Pak Dendi.

***

"Aghhh, seger banget bro," ucap Kana, menikmati rokok digudang belakang selalu menjadi andalan geng nya sembari menyeruput kopi sudah layaknya menjadi sugar dunia bagi mereka. Baru saja Kana menginjak sisa Putung rokok, di bibirnya sudah ready satu batang rokok yang sudah siap untuk ia hisap kembali.

Tak lama dari itu, kedatangan para anggota OSIS mengejutkan mereka. Apalagi sudah ready dengan kamera yang sudah menangkap beberapa gambar agar menjadi barang bukti.

"Ah bangsat!!" Umpat Laut kesal, sadar pasti point nya yang sudah menggunung pasti akan bertambah memuncak.

"Bajingan, gimana si tuh pacarlo kenapa ngga ngabarin" Galang juga ikut kesal akan hal ini, biasanya Ayyesha pacar Laut yang selalu mengabari tapi perempuan itu disaat seperti ini malah menghilang.

Sekarang tidak hanya anggota OSIS tetapi guru juga ikut menyerbu, masing-masing digeret oleh guru hingga menuju lapangan basket entah mungkin akan mendapatkan hukuman.

"Kalian sadar ngga si point kalian udah setinggi gunung masih aja buat onar, apa mau saya buatkan puncaknya??!!!" Bu Dewi rasanya sudah angkat tangan untuk menghadapi siswa seperti mereka, karna sudah beberapa kali menyidangnya tetap saja tidak ada perubahan signifikan entahlah Bu Dewi menganggapnya kurang waras.

"Kalian masih kurang banyak edukasi? Tentang larangan merokok bagi pelajar?? Berapakali Bu guru harus tegaskan ha!! Apalagi ini dilingkungan sekolah lho astga!!" Oceh kembali Bu Dewi memerahi mereka sungguh sangat menguras energi.

"Jika kalian masih mengulangi itu saya akan laporkan kalian ke orang tua masing-masing," tegas Bu Dewi membuat mereka kompak panik tatapan yang awalnya menunduk kini terangkat sembari memohon.

"Bu jangan Bu pliisss," bujuk Kana tak ingin orang tuanya tau akan hal ini.

Sedangkan Laut ia masih merenung bagaimana jika ayahnya kembali diundang oleh pihak sekolah akan kenakalanya? Apakah setelah itu ia masih bisa sehat, terakhir ia disiksa hingga bedanya merah-merah bahkan bekas luka itu masih banyak disana.

"Bersihkan seluruh lapangan basket ini sampai bersih, pel lantai depan ruang guru, bersihkan WC, banyak kan hal positif yang bermanfaat? Kenapa harus merokok? Sekarang cepat kerjakan!!" Perintah Bu Dewi dengan tegas. Mula mereka membersihkan lapangan basket, masing-masing anak menggunakan sapu lidinya.

"Kayaknya kalo kaya gini bakal lama selesai nya, belum lagi membersihkan lantai ruang guru, dan WC, mending kita bagi tugas, ada yang ikut Kana membersihkan lapangan basket, ada yang ikut Gue buat mbersihkan WC, dan ada yang ikut Galang buat bersihin ruang guru, sekarang!!" Perintah Laut, masing-masing mengikuti himbauan nya dengan sigap supaya cepat terbebas dari hukuman melelahkan ini.

Keringat mulai bercucuran dipelipis Kana badanya sudah seperti mandi keringat, dikala sinar mata hari yang terus memancarkan sinarnya lelaki kuat itu sedang berada tepat dibawahnya.

Black Rose, empat anggotanya masih melihat Kana dengan telaten membersihkan seluruh lapangan basket, dan ini juga bagian dari rencana licik mereka yang kedua.

"Lo liat kan Kelly, Semarang giliran lo beraksi," perintah Kanya senyum licik ciri khasnya tidak tertinggal untuk terukir disana.

"Gampang dong, Kelly siap beraksi," menangkat tangan hormat gadis itu sudah teleport saja berlarian menuju lapangan basket menghampiri Alkana.

Mata Kana memandangi akan kehadiran kaki yang ada dihadapannya, tatapanya naik untuk melihat siapa pemilik kaki itu. Kelly? Anggota Black Rose? Dari pikirannya ia sudah menebak bahwa Black Rose Akan mengusik anggota Antariksa.

"Mau buat onar apalagi?" Lirih Kanya dengan suara serah basah dan berat, aura cool juga melekat disana.

"Siapa juga yang mau buat onar," jawab Kelly malu sembari menggoyangkan tanganya yang menggenggam sebotol air minum.

"Lo pasti kecapean," ucap Kelly tidak ada hujan tidak ada angin ia menyodorkan air minum untuk Kana, lelaki itu kelas merasa aneh, seorang Kelly anggota Black Rose? Ada rencana apalagi mereka dengan air minum itu. Tapi sayangnya rencana mereka bukan di air minum itu.

>> To Be Continue

So maaf ya gays belum bisa selalu up, akhir ini benar-benar sibuk dengan berbagai kegiatan 🙏🙏😁
Sok sibuk banget gatuh. Tapi kalian jangan pada kabur ya pasti up kok. Thankyou 😆😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOLOKAUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang