Part-3

12.9K 97 0
                                    

Saat Jihan memasuki ruang pemeriksaan, dapat ia lihat Jonathan sedang mempersiapkan berbagai alat, yang akan digunakan untuk pemeriksaan nya.

Membiarkan Jonathan menyiapkan peralatannya, Jihan terlebih dahulu berjalan menuju ranjang pemeriksaan itu. Mendudukkan tubuh nya, dengan nyaman disana.

Saat Jonathan berbalik, dia menaikan alisnya menatap kearah Jihan, sebelum berkata. "Dimana suster saya?"

Dan dengan cueknya, Jihan membalas. "Dia keluar, dan aku tidak tahu, Mas. "

Jonathan hanya menganggukkan kepala nya, tampak percaya, dengan apa yang diucapkan Jihan.

"Oke. Kita akan melakukan pemeriksaan payudara dulu, " beritahu Jonathan. "Silahkan, buka bagian atasnya, " lanjut Jonathan, menyuruh. Lalu berbalik untuk mengambil sarung tangan yang lupa ia kenakan.

Jihan tentunya dengan senang hati, menuruti ucapan Jonathan, bahkan ketika Jonathan hanya menyuruh nya membuka bagian atas, Jihan membuka kimono itu secara keseluruhan, memperlihatkan tubuh putih mulusnya, tanpa cela.

Saat Jonathan berbalik, dia menaikan alisnya menatap Jihan. "Saya, cuma nyuruh buka bagian atas, untuk pemeriksaan payudara. Kenapa dibuka semua? " tanya nya, sebelum berjalan mendekat kearah Jihan.

"Sekalian aja, Mas. Daripada kerja dua kali, " ujar Jihan, tersenyum miring, di akhir kalimat nya.

Sedangkan Jonathan yang mendengar balasan dari Jihan, tak punya pilihan lain lagi untuk tidak menganggukkan kepala nya.

Kemudian dia mulai fokus menyentuh payudara indah milik Jihan itu, yang tampak begitu menantang.

"Mas, nggak enak kalo pake sarung tangan, " ujar Jihan tiba-tiba, dan langsung mengambil tangan Jonathan, lalu melepaskan sarung tangan itu.

Dan Jonathan hanya memperhatikan apa yang dilakukan Jihan itu, dengan alis yang terangkat ke atas.

Apalagi, saat tangan miliknya dibawa lagi oleh Jihan menuju payudara padatnya, meremas payudara itu, sambil memejamkan matanya. Sebelum akhirnya mendesah. "Ahhhhh."

"Anda, terlihat tidak sedang sakit miss, " ujar Jonathan, lalu berusaha menarik tangannya dari pegangan Jihan, tapi tak berhasil.

Karena, entah kekuatan dari mana, Jihan bisa menahan tangan besarnya itu.

"Wah, ketahuan, " ujar Jihan pura-pura kaget, bukan nya mengelak malah mengaku.

"Saya tidak mengenal anda miss. Tapi anda ingin menggoda saya, " ujar Jonathan, sekarang tatapan nya berubah tajam pada Jihan.

Tak ada tatapan lembut seorang dokter lagi, Jihan yang melihat tatapan itu, juga sedikit merinding.

"Oke. Kalau gitu, ayo kenalan. Perkenalkan nama aku Calista Jihanne Nugroho, pasti kenal dong Nugroho siapa? Kebetulan aku adik Mbak Voni, " ujar Jihan, memperkenalkan dirinya, sambil menyebut nama Voni. Kekasih dari Jonathan.

"Saya, tidak menyangka Voni mempunyai adik seperti Jalang, " ujar Jonathan tajam.

"Benarkah? " tanya Jihan, tak terlihat sakit hati dengan ucapan tajam Jonathan. Karena tujuan nya adalah yang paling utama, dan tak akan ia biarkan mulut-mulut tajam orang lain menggagalkan nya. Setelah semua yang Jihan korbankan, termasuk rasa malunya.

Sungguh, sebenarnya dia begitu malu berpenampilan terbuka seperti ini, dihadapan Jonathan, tapi apa mau dikata pembalasan dendam, harus terjadi.

"Ya, benar-benar seperti jalang. "

"Hmm, " gumam Jihan, sambil menganggukkan kepala nya.

Lalu, tanpa aba-aba, dia menarik kepala Jonathan untuk mendekat, menyatukan bibir nya dengan bibir Jonathan.

Mulai melumatnya dengan mesra disini, Jihan bermain sendiri, karena Jonathan tak bergerak sama sekali untuk membalas ciumannya.

Sebenarnya, Jihan sedikit kesusahan. Tapi dia tetap berusaha, bukan apa-apa ini bukan ciuman pertama nya, Jihan telah melewati berbagai macam ciuman sebelum nya, bersama mantan-mantannya. Tapi bukan dia yang pembuka, bukan dia yang memulai. Tapi para mantannya. Tapi, bersama Jonathan, dia yang memulai.

Jihan melepaskan ciuman itu, ketika masih tak ada balasan dari Jonathan, menatap Jonathan, dengan nafas yang memburu.

Sial sekali, orang yang didepan nya tak tergoda sama sekali.

"Amatiran, " cibir Jonathan, membuat Jihan membesarkan matanya. Terlihat sekali tak terima.

"Belajar dulu cara berciuman yang benar, baru menggoda saya. Saya tidak suka bermain dengan amatiran, " lanjut Jonathan meremahkan. "Sekarang pakai pakaian anda lagi, miss Nugroho. Saya tidak punya waktu untuk meladeni sikap jalang anda."  Setelah  mengatakan itu, Jonathan langsung meninggalkan Jihan, yang dibaluti rasa kesal.

Seolah tak punya pilihan lain lagi, dengan segera Jihan menggunakan kembali pakaiannya, dan saat dia melewati meja Jonathan untuk pulang, tak ada pria itu disana.

Malas menunggu, dan berbasa-basi lagi. Jihan sesegera mungkin meninggalkan ruang Jonathan.

Di sepanjang perjalanan pulang, tiada hentinya Jihan mengumpat untuk Jonathan.

T. B. C
MyS

Jihan(21+) Kde žijí příběhy. Začni objevovat