Putih

52 35 47
                                    

KETIKA SEBENARNYA KAMU INGIN DIDENGAR, TAPI HANYA BISA JADI PENDENGAR

•REVANDRA•

•••

Hembusan angin meniup anak rambut seorang gadis yang duduk dengan menyembunyikan wajahnya pada kedua tangan yang dilipat diatas lututnya. Ia duduk sendirian di atas rooftop sekolahnya yang sangat tinggi.

Gadis itu bernama Anra Yesiaputri. Ia cukup sering datang ke tempat ini bersama teman-temannya. Selain seru, mereka juga dapat melihat pemandangan jalanan dan kota yang luas dari ketinggian sana. Sekolah SMAN Wiguna namanya, sekolah yang berhadapan langsung dengan sekolah lain yaitu SMA Trisakti. Hanya berjarak beberapa meter dan terhalang dua bangunan lain dibawah, sehingga rooftopnya dapat terlihat jelas, sangat jelas.

Dekatnya jarak membuat hubungan kedua sekolah itu kadang damai, kadang juga ribut.

Perempuan itu menengadahkan kepalanya keatas, menatap langit yang damai membuatnya ikut merasakan kedamaian itu. Rambutnya ikut beterbangan searah dengan angin. Tak sengaja pandangannya jatuh pada seorang laki-laki yang ternyata juga sedang menatapnya. Dia berada di rooftop sekolahnya sendiri, di SMA Trisakti. Dengan posisi duduk di balik pagar, maju sedikit saja bisa dipastikan ia akan menemui ajalnya.

Eyes contact mereka terputus saat cowok itu sendiri yang mengakhirinya.

Ting
Ting
Ting

Pikiran gadis itu teralih melihat handphone-nya berdenting.

ESTHERA GROUP

Asa : @anda masuk woi ada guru
Asa : @sala lo juga jgn tebar pesona mulu cptt masuk

Sala : guru yg mna?
Sala : kalo mtk gue males ah mnding bolos di kntin mumpung bnyk cogan😋

Eca : parah lo sal

Zara : GURUNYA OTW NGANDEN ANJIR CPTT KE KELASS LO BRDUAA!!

Eca : hah nganden? nyinden?

Zara : NGANSEN
Zara : NGABSEN
Zara : ANJJJ

Rara: iya iya sabar elah
Rara: masuk @sala ntar
nyontek aja sm gue

Sala : ra😍😫🤩💍

Anra yang kerap disebut Rara berdiri berniat kembali ke kelasnya. Matanya kembali melirik ke arah cowok tadi, ternyata dia sudah tidak ada. Reflek ia menurunkan pandangannya tepat ke halaman paling bawah mungkin saja cowok tadi nyuksruk ke bawah kan?

'•©©•'

Jarak SMAN WIGUNA dan SMA TRISAKTI berdekatan bukan tanpa alasan melainkan karena memiliki satu pemilik yang sama. Padahal Wiguna merupakan sekolah Negeri, tetapi ada seseorang yang menjadi pengurus utama sekolah itu setelah pemerintah. Orang itu adalah pemilik asli sekolah Swasta Trisakti.

Pulang sekolah Rara berboncengan naik motor bersama Asa dikarenakan jarak rumah mereka yang searah.

"Sa sa sa stoppp saaaa!!" teriak Rara dari belakang Asa. Suara Rara seakan dapat menembus lapisan helm baja milik Asa.

"Gak usah teriak setan!" Asa menghentikan motornya di pinggiran.

Rara langsung turun dan sedikit berlari ke arah belakang. "Kamu kenapa?" tanya Rara pada seorang anak kecil yang terduduk di trotoar jalan sambil menangis.

"Dagangan aku ada yang ngambil huaa.." gadis kecil itu terus menangis sesegukan.

Asa juga ikut berjongkok di samping Rara. "Di ambil sama siapa, Dek?" tanya Asa lembut.

"Sa-sama olang gondlong huaaa.. Nanti a-aku dimalahin sama abang..." punggung kecil itu terus bergetar dengan tangisnya yang tak kunjung reda.

"Udah-udah ya, sini deh berdiri." Rara memangku gadis kecil itu. "Jangan nangis, Nih Kakak punya permen, kamu ambil ya. Kakak juga ada sedikit uang buat kamu, nanti kamu gak usah bilang ke abang kamu kalo dagangannya ada yang ngambil, yaa?"

Rara memberikan dua lembar uang merah pada gadis itu. Padahal itu uang bekal dirinya untuk dua minggu, tapi ya begitulah Rara, selalu mementingkan orang lain ketimbang dirinya sendiri.

"Cukup nggak?" tanya Rara dengan lembut.

"Cukup, Kak. Tapi ini punya Kakak." Gadis itu sudah lumayan tenang karena tangan Asa tak hentinya mengusap kepala sampai punggung gadis kecil itu.

"Gapapa, gak ada yang bakal marahin kakak. Sekarang kamu pulang ya, disini panas. Bilang aja sama abang kamu, ada bidadari cantik membahana jodohnya Bright Vachirawit juga calon ustadzah yang rela bantu perang di Palestina, yang beli semua dagangan kamu." cerocos Rara.

Gadis itu hanya mengerjap beberapa kali karena gagal mencerna ucapan Rara.

"Oon lo." Asa menoyor pelan kepala Rara yang sekarang sedang tertawa terbahak-bahak.

Tanpa mereka sadari, sepasang mata sedang memperhatikan dari kejauhan. "Jadi nebeng gak lo?" pertanyaan itu berhasil mengalihkan pandangan cowok itu.

"Jadi." kemudian mereka pergi dari warung yang masih penuh dengan anak remaja itu menggunakan motor.

Anehnya wajah mereka terlihat seperti persis.

'•©©•'

Bersambung...

TEBAK TOKOH UTAMANYAA
MOHON VOTE YA TEMAN TEMAN
💀💀💀

REVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang