Bagian 17 - Terikat

28 6 0
                                    

Tatapan permusuhan masih Jean tunjukkan untuk Kei. Bukan apa-apa Kei paham betul itu, bahkan bagi Kei itu juga terlalu menyeramkan bahwa ia terang-terangan memanfaatkan adiknya hanya karena Tian punya kelebihan yang spesial di dirinya. Ketika dimeja makan saat makan malam ayah dan ibunya Tian agak canggung karena tatapan yang menusuk dari putri sulung mereka tersebut tapi mereka tak bisa berkata apa-apa selain duduk manis dan menyantap makanan mereka.

"Ka Jen, berhenti lah menatap rasanya makananku berubah jadi hambar karena mendapat tatapan menusuk itu darimu !" -Tian.

"Diam, makan saja makanan mu !" -Jean.

"Apa kau tidak punya orangtua ? Jika kau bermasalah kau bisa meminta mereka memasukkan mu ke kuil jadi biksu atau biarawan disana lebih aman untukmu dari pada memanfaatkan adikku !" Ucap Jean Kei berhenti memakan makanannya. Kei benar-benar malu ia sudah cukup lama menginap di rumah Tian. Jika ia bisa mengatasi para Roh itu sendiri tentu saja Kei tidak akan membuat orang lain terlibat dengan masalahnya.

"Ka Jen !!!" Ucap Tian agak keras.

"Um, bukankah sebaiknya habiskan dulu makanan kalian baru bicara lagi nanti ?" Ucap Ayah mencoba menenangkan keadaan.

"Aku tidak melarang mu berteman dengan adikku, hanya saja menjauh lah sedikit dan jangan memanfaatkannya!" Ucap Jean seperti peringatan bagi Kei. Tian menaruh sendok dan garpu dengan keras saat ingin marah Kei tiba-tiba berdiri lalu menunduk hormat.

"Saya minta maaf sudah banyak merepotkan. Saya berjanji tidak akan membuat masalah untuk Tian. Saya akan pergi saat saya dapat menyelesaikan masalah saya. Untuk sekarang izinkan saya untuk tinggal sedikit lebih lama!" Ucap Kei, semua kaget atas tindakan Kei dan kata-kata lantang yang ia ucapkan. Ayah dan ibu Tian merasa tidak nyaman terhadap Kei mereka berusaha untuk mencairkan suasana kembali.

"Tidak apa-apa, kau tenang saja abaikan saja Jen kau bisa tinggal disini selama yang kau mau, ayo lanjutkan makannya !" Ucap Ibu Tian meskipun Jean kesal tapi ia tak bisa berkata apa-apa lagi.



Di kamar, Tian menatap Kei yang duduk di samping kasur bersandar membelakanginya. Dalam ruangan gelap itu Tian yang berbaring dikasur mengangkat tangannya ke langit-langit. Jika saja ia bisa mengendalikan energinya menjadi bentuk kekuatan ia ingin sekali bisa melindungi Kei. Tian sangat tau kesulitan yang sedang Kei alami. Meskipun Kei sudah lebih baik dari dan lebih kuat pertama bertemu tapi Tian masih merasa Kei begitu rapuh hingga seperti akan terurai seperti debu yang berterbangan jika diterpa angin.

"Kei, apa yang dikatakan Ka Jen jangan terlalu dipikirkan, aku tidak keberatan dimanfaatkan. Aku senang jika aku bisa membantumu !" Ucap Tian tapi tak ada respon dari Kei.

"Kau tidur?" -Tian.

".... Tidak !" -Kei.
"Huhh !" (Menghela nafas)
"Aku akan membantu Andre besok !"

"Hah ?! Kenapa tiba-tiba?" -Tian.

"Andre bisa melihat Roh sejak kecil dan dia sepertinya lebih mengerti berbagai hal. Ku pikir mungkin aku bisa belajar sesuatu, siapa tau aku bisa mengendalikan energiku dan menekan kutukan ini !" Ucap Kei tanpa merubah posisi dan kali ini Tian yang tak menjawab apa-apa.







KEESOKAN HARINYA

Kei yang hanya ditemani oleh Tian ini pergi ke rumah Andre. Seperti pertemuan rahasia. Masing-masing di ponselnya Andre dan Tian teman-teman mereka bertanya apa yang sedang mereka lakukan dan dimana mereka sekarang. Seperti curiga akan sesuatu radar mereka sangat aktif hingga bisa menangkap sinyal pertemuan mereka. Sepertinya begitu kan..


"Huuhh!!"
Andre menghela nafas melihat Yuda, Shion dan Liyan bergantian menelpon dan mengirimi pesan.

Begitu juga Tian yang mendapatkan pesan dari Jeri dan Denis tapi yang paling banyak adalah Selya, dia mengirim pesan spam. Sangat mengganggu..


Siswa Kutukan Sekolah Menengah Atas(Ongoing)Where stories live. Discover now