Bab 22. Penjelasan

850 52 2
                                    


~Happy Reading~

"Dia Andreas, mantanku." Tanpa diminta Bella memberikan penjelasan. "Aku tidak tau kenapa bisa bertemu dengan dirinya lagi." tambah Bella. Entah kenapa Bella merasa khawatir melihat respon Xander yang terbilang tenang.

"Aku tau" Jawab Xander singkat, pria itu menatap Bella yang juga tengah menatap dirinya. "Aku tau semua tentang dirimu, Bella" Xander mengalihkan pandangannya, enggan menatap Bella yang menampakkan gurat bingung.

"Dia pria yang dulunya sangat aku cintai, aku rela melakukan banyak hal demi pria itu. Bahkan aku pernah bertengkar dengan Alice hanya karena dia tidak setuju aku berpacaran dengan Andreas. Dia pria pertama yang memberikan ku bunga dan coklat, dia pria pertama yang menemaniku ketika aku dalam masa-masa terpuruk. Kami bahkan akan menikah, dia serius melamar ku didepan Alice yang merupakan satu-satunya keluarga ku. Dia membuktikan dengan kesungguhannya bahwa dia pria yang layak untuk ku dihadapan Alice yang jelas-jelas menentang habis hubungan kami. Aku bahagia, sangat bahagia. Pernikahan impian ku sederhana, bisa menikah dengan pria yang baik, memiliki anak dan menua bersama. Aku tidak pernah memiliki kriteria pria idaman, siapapun yang mendekatiku selagi dia baik dan serius aku akan menerimanya. Tapi tiba-tiba Andreas menghilang tanpa kabar, meningggalkan bekas luka menganga yang tidak bisa sembuh sampai saat ini. Aku terlalu takut Xander, aku trauma dengan yang namanya pria. lalu kau datang menuduhku memiliki anak dengan mu dan tiba-tiba kita menikah. Semua terlalu mendadak untuk aku yang masih menyimpan luka besar. Teman-teman kantor ku semuanya hanya tau bahwa Andreas adalah pria yang baik, jadi ketika kami berpisah mereka menganggap akulah yang berselingkuh dan sebagainya. Tidak ada yang mempercayai ku, bahkan kau juga tidak percaya dengan ku. Aku tau kau pasti sudah menyelidiki tentang diriku sebelumnya, tapi izinkan aku untuk memberi tau mu dari sudut pandang diriku supaya kau tau bagaimana sakitnya menjadi diriku. " Setetes air mata mengalir dari sudut mata Bella, tidak peduli seberapa kuat dia menahan, air mata itu tetap jatuh meruntuhkan seluruh pertahanannya. 

Gengaman tangan Xander pada setir mobil miliknya semakin erat, entah kenapa setiap kata yang diucapkan Bella barusan membuat goresan tak kasat mata dihatinya. Xander menepikan mobilnya, ketika mulai mendengar suara isakan lirih dari Bella. 

"You wanna a hug?" 

Bella mengangguk berulang kali, "Please" lirihnya. 

Xander membawa Bella masuk dalam pelukannya, dia mencoba mengerti bagaimana perasaan Bella. Ketika dirinya sudah percaya sepenuhnya dengan satu orang dan dihancurkan tanpa tersisa kepingan sekecil pun. 

"Jangan ditahan Bella, menangislah." Elusan dan tepukan halus berangsur-angsur hinggap dipunggung Bella, membuat wanita itu semakin nyaman dan tenang.

Setelah memastikan Bella tenang, Xander mulai melerai pelukan mereka. mencoba menatap mata Bella yang sudah dipastikan bengkak dan berair. "Apa sudah tenang?" Tanya Xander lembut. 

Dengan pelan Bella mengangguk, dia sudah sedikit lega berkat pelukan Xander yang menenangkan. "Terima Kasih" ucapnya lirih.

"Sekarang dengarkan aku," Bella menaikan pandangannya menatap Xander, "Aku  tidak peduli, benar-benar tidak peduli seberapa berartinya pria itu untuk mu. Yang aku pedulikan seberapa parah pria brengsek itu menyakiti mu, Bella. Tapi yang pasti, aku ingin menggantikan pria itu Bella, aku ingin menjadi pria untuk mu. Bukan pria pertama tapi pria terakhir yang akan terus menemanimu sampai akhir hidup ku. Aku ingin menjadi pria terakhir yang menorehkan kisah kebahagiaan untuk mu, untuk kita. Aku pernah bilang bukan? tidak akan ada perpisahaan diantara kita Bella, kita akan terus bersama sampai akhir."

DITUDUH HAMILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang