~ BAB 10

18 4 1
                                    

Dalam perjalanan ke kota, Jeff melewati satu-satunya apotek dan apotek pertama yang ia temukan dan masuki, tempat itu kosong kecuali seekor molekul kikuk berambut merah yang berdiri di konter. Jeff menarik tudungnya erat-erat menutupi wajahnya, di berbagai rak putih, segala jenis obat dan pil ada di depannya, ia menangkap mereka dengan tergesa-gesa, menjatuhkan yang lain dalam prosesnya, membuat suara yang signifikan dibandingkan dengan keheningan yang menyelimuti sambungan ini.

Jeff di depan anak laki-laki itu sekarang, puluhan obat untuk rasa sakit, infeksi, peradangan, telah ia kendalikan. Selain dua jarum suntik.

"Wah, obatnya banyak sekali, ya?" gumam Jeff.

Ia tetap diam, sikapnya mengintimidasi, dan tudung menutupi wajahnya. Satu-satunya tanda ketidaksabaran Jeff adalah jemarinya yang mengetuk meja.

"Ok, pil pereda nyeri, dan pil anti inflamasi."

"Maap, ini adalah obat-obatan yang tertentu atau ditentukan, pak. Kami hanya menjualnya dengan resep medis," ujar pria itu dengan suara ketakutan.

Jeff mencari kamera di sekitarnya, tidak ada. Tindakan putus asa, ia membuka tudung dan kepalanya menatap pria di depannya.

Mata anak laki-laki itu dengan cepat melebar dan menelan ludahnya dengan keras.

"Ta-pi ... tidak masalah jika untuk anda, Pak."

"Tentu saja," saut Jeff girang.

"Harganya 100 dolar, Pak," ucap gugup pria itu.

Jeff membayar dengan salah satu dari beberapa kartu kreditnya (hasil dari beberapa korban yang sukarela memberikannya).

Jeff segera pergi, ia tidak punya waktu untuk dihabiskan bersama Sarah yang sendirian di rumah.

~

Di kamar tidur, Jeff menemukannya dengan cara yang sama seperti saat ia meninggalkannya, berbaring, tak sadarkan diri, dan ia mulai menyentuh nadi milik Sarah.

Detak jantungnya tidak teratur, sedikit lambat, tetapi setidaknya itu masih ada sama seperti orang masih hidup.

"Sarah, aku di sini," Jeff memperingatkannya  sambil mengguncang.

"Jeff, aku butuh ... rumah sakit!"

"Kau sedang delusi, aku bawa obat pereda nyeri, dan kau akan sembuh," ucap Jeff sambil mengambil jarum suntik dan menambahkan dosis pereda nyeri terkuat.

Jeff segera mengoleskan ke pembuluh darah lengan Sarah, Sarah bergerak dan memprotes.

"Diam lah," Jeff mengeluh dan menstabilkannya dengan erat.

Jeff tidak pernah melakukan hal seperti ini, seperti membantu orang lain, seperti dulunya ia tidak punya banyak kesabaran dalam segala hal, termasuk membunuh.

Sesudah mengaplikasikan ke lengan Sarah, Jeff beristirahat sebentar. Ia mengawasi dalam diam, menunggu tanda-tanda bahwa obat mulai bekerja.

"Kau harus minum obat ini juga, Sarah."

~

Beberapa jam kemudian, dan Sarah tertidur. Waktu sudah berlalu, tetapi Jeff tetap menjaga di tempat tidurnya. Jeff duduk di tempat tidur, memandangi wajah Sarah yang tertidur seperti pulas sekali.

Pada apa yang terjadi hari ini, kalau saja Jeff tidak pulang atau kembali, mungkin ia sudah terlambat untuk melihat Sarah. Ia ingat suara yang menyuruhnya menemui gadis itu, dan seolah-olah ia merasakan ada yang tidak beres dengan Sarah.

Jeff mendesah, "sial, gadis ini tidak baik untukku, untuk psikologi dalam diriku. Aku harus berhati-hati dengannya."  Dengan itu Jeff tersenyum ironis, "aku, seorang pembunuh, takut pada gadis kecil ini?!" seolah-olah Sarah merasa Jeff sedang memikirkan dan mendengarkan ia mendesah dalam tidurnya.

"Jeff ...," Sarah berbisik kecil dengan mata tertutupnya.

Jeff mendekatkan wajahnya, tubuh mereka hampir bersentuhan dan berbisik di telinganya.

"Gadis ini,  kembali tidur?" (baiklah tidurlah.)

~

(Pov Jeff)

Aku tidak tau bagaimana cara aku berpikir tentang gadis kecil ini, awalnya aku hanya ingin menculik, mengurungnya, dan bermain dengannya. Tetapi kenapa sejak gadis ini mulai menguasai pikiranku, sehingga Monster ini menyebut dirinya dalam benak ku.

Rasa yang tiada ketakutan dan aku selalu merasa tidak punya kelemahan lain selain diriku, kini aku mulai berpikir bahwa gadis ini mulai menjadi berbahaya dalam hidupku, ia tidak tau di luar sana mungkin saja lebih banyak lagi orang yang mengincar dan membenciku. Tetapi entah rasa takut bagiamana yang aku rasakan saat ini, aku hanya tau bahwa jika Monster dalam tubuhku mulai lapar, maka disitulah jiwaku pembunuhku bangkit dan seakan rasa bersemangatku lebih besar dari apapun.

"Apa yang harus kulakukan padamu, Sarah?"

Jeff si Pembunuh TahananWhere stories live. Discover now