chapter 3: Dia Kembali

18 10 2
                                    

Saat ini Lyam tengah berjalan menuju gudang, seperti biasa Lyam akan menghabiskan waktu istirahatnya dengan membaca buku di dalam gudang yang sudah lama tidak terpakai karena saat ini perpustakaan yang sering ia kunjungi sedang dalam proses perbaikan.

Baru saja membuka pintu Lyam sudah disuguhi pemandangan seseorang yang sedang terbaring lemas. Awalnya Lyam kira seseorang itu termasuk teman halusnya jadi Lyam tidak memperdulikan itu.

Lyam memilih duduk di dekat bangku sekolah yang sudah tidak lagi dipakai jauh dari orang yang saat ini sedang terbaring di dekat pintu.

Namun lama-kelamaan Lyam mendengar suara seseorang yang sedang merintih kesakitan dan suara itu berasal dari orang yang saat ini tengah terbaring di dekat pintu. Lyam segera berlari menuju pintu untuk melihat keadaan orang tersebut.

"Lo kenapa?" tanya Lyam bingung.

Siswi itu tidak menjawab pertanyaan Lyam, dia tidak memiliki tenaga untuk menjawabnya. Lyam pun menyalakan lampu untuk melihat lebih jelas keadaan siswi tersebut.

Banyak sekali luka memar pada wajah dan tubuh siswi ini. Lyam pun berjongkok untuk mengecek suhu badan siswi itu, takutnya dia demam dan harus segera ditangani.

"Maaf ya, gue cuma mau cek suhu badan lo doang kok," jelas Lyam lalu menyentuh kening siswi itu ketika mendapatkan persetujuan darinya.

"Mau dianter ke UKS?" tanya Lyam saat sudah selesai mengecek suhu badan siswi di depannya ini.

"Gak usah," jawabnya dengan suara kecil karena menahan sakit dari perutnya.

Lyam pun hanya diam di dekat pintu sambil memperhatikan siswi di sampingnya ini. Lyam kembali melihat anak kecil waktu itu, tengah berdiri tak jauh dari tempatnya berada dengan pandangan mengarah pada siswi yang Lyam tidak ketahui namanya itu. Siswi tadi bangkit lalu memegang tembok sebagai pegangan, Lyam segera berdiri dan membantu si siswi.

"Makasih," ucap siswi itu sebelum berjalan keluar dari gudang.

Setelah kepergian siswi tadi Lyam berniat untuk kembali ke kelas, sebelum keluar Lyam mematikan lampu terlebih dahulu. Ketika Lyam ingin menurunkan ganggang pintu dia tidak sengaja menangkap ucapan yang keluar dari mulut anak kecil yang masih diam di tempatnya.

Lyam berbalik dan menatap wajah anak kecil tadi sebelum benar-benar pergi dari sana. Di koridor Lyam terus memikirkan perkataan anak kecil tadi yang membuatnya tidak fokus dan menabrak seseorang.

"Maaf," ucapnya pada Lyam.

Lyam tidak melihat wajah orang yang ia tabrak, dia hanya menganggukkan kepalanya lalu kembali berjalan menuju kelas. Di tengah-tengah perjalanannya menuju kelas mendadak dada Lyam terasa begitu sakit. Dia berhenti di tengah koridor karena dada Lyam terasa panas yang membuatnya tidak bisa bernapas.

Saat Lyam tengah sibuk menepuk-nepuk dada, mendadak penglihatannya berubah. Lyam tidak bisa melihat apa-apa, yang dia lihat hanya kegelapan dengan suhu di sekitar berubah menjadi dingin. Lyam masih memegang dadanya yang masih panas, dari kejauhan Lyam melihat setitik cahaya tak lama muncul seseorang yang sedang berjalan menujunya.

"Tolong," ucap Lyam sebelum akhirnya ambruk.

_____________________________

Arziki melihat Adiknya masih melamun sejak dia keluar dari tempat les. Entah apa yang terjadi sampai membuat Adiknya itu seperti ini.

"Lo kenapa sih Cil?" tanya Arziki sedikit esmosi.

Lyam hanya menatapnya sekilas lalu kembali melamun yang membuat Arziki menarik nafasnya lalu secara perlahan menghembuskan nya sebelum kembali bersuara.

Find out the world Where stories live. Discover now