10

2.5K 281 272
                                    

happy reading

⏳️⌛️⏳️

Jarinya mengetuk meja kantin dihadapannya, pandangannya tajam kedepan tapi sorot matanya penuh kekosongan. Untungnya kantin sekarang sedang lengang karena belum waktunya jam makan siang ataupun istirahat.

Suara ribut yang dibuat oleh Gerald, Kairo, dan Hellio tampaknya tak membuat Benjamin terganggu. Pria itu kemudian menyugar surai gelapnya. Pikirannya masih terpenuhi oleh pria yang berhasil mengacak-acak seluruh plannya.

Apakah keputusannya sudah benar? Apakah dengan ia menerima tawaran fwb itu sudah menjadi pilihan yang terbaik?

Di sepanjang hidupnya selama ini, Benjamin tidak pernah menghadapi sesuatu yang rumit seperti ini. Sejak dulu, ia selalu bisa mengatasi segala sesuatu yang menjadi sebuah problematika bagi dirinya, dengan tegas dan cepat, tanpa membuatnya pening seperti ini.

Tapi kini, pria yang bermanik biru serta surai terang yang memiliki nama Hazel itu berhasil membuatnya seperti ini. Tidak berdaya saat menghadapi pria itu.

Kairo yang mendapati salah satu sahabatnya tampak aneh dari yang biasanya pun mendekati Benjamin dan berbicara dengan pelan agar yang lain tidak ikutan mendengar, "Ben, are you okay?"

Benjamin menoleh, menatap Kairo dengan tatapan tajamnya. Seperkian detik kemudian ia menggelengkan kepalanya dan kembali fokus pada pikirannya sendiri

Kairo yang melihat itu pun menatap temannya tak percaya, sebagaimana pun berusahanya Benjamin untuk terlihat baik-baik saja, tampaknya itu gagal saat ia sedang berada bersama ketiga sahabatnya.

Gerald dan Hellio saling bertukar tatapan, Hellio bergedik bahu dan kemudian berdiri lalu berjalan dan merangkul bahu Benjamin.

"What's wrong, men? Ga biasanya muka lo kusut gini? You havent getting laid ya?" ujar Hellio jenaka, mengakhiri ucapannya dengan kekehan.

Benjamin menepis tangan Hellio, "Gue lagi ga minat buat bercanda."

"Serius banget, Ben. Lo kenapa? Sini cerita dah daripada nanti lo ngamuk," sahut Gerald. Hellio yang tadi berdiri dibelakang Benjamin pun kembali ke posisi awalnya, tangannya pun ia bawa untuk menangkup dagunya sendiri, memberi atensi kepada Benjamin.

"Ga, I'm okay. Cuma lagi mumet aja."

Kairo memberikan kode kepada Gerald dan Hellio untuk meninggalkan mereka berdua. Benjamin tidak akan pernah terbuka jika mereka masih berkumpul seperti ini, setidaknya ia akan bercerita kepada salah satu sahabatnya.

Gerald dan Hellio pun lekas bergegas meninggalkan tempat, tinggalkan Kairo dan Benjamin berdua. Kairo pun segera melemparkan pertanyaannya.

"Lo kenapa? Something happened ya?"

Benjamin kini memilih anggukkan kepala lalu mengacak surainya. Helaan nafas keluar dari kedua bilah bibirnya. Entah sudah keberapa kali Kairo melihat Benjamin seperti ini tapi ia tidak pernah terbiasa. Benjamin selalu tampak berwibawa, jadi melihatnya risau seperti ini merupakan hal yang aneh.

"Ya, something really bad happened," Benjamin pilih untuk menjawab pertanyaan Kairo lalu menyesap iced coffee di depannya.

"Mind to tell me?"

"I want to ask you first, yang gue minta buat Hazel itu udah lo lakuin belum?" tanya Benjamin sambil menatap Kairo dengan datar.

Kairo memiringkan kepalanya, "Hazel?" tanyanya sambil mengetuk jari di kepalanya, mengingat apa yang diminta oleh Benjamin untuk ia lakukan.

Powerless | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang