04.00

731 92 21
                                    


     Setelah kejadian kemarin, Ethan segera pergi mencari sesuatu, dengan harapan bisa membujuk puppy kecilnya yang sedang merajuk. Terlalu hapal dengan apa yang harus ia lakukan, Ethan tanpa ragu ragu membeli 5 cup yogurt, 5 botol susu pisang, 1 bungkus  yupi berbentuk hati, dan beberapa cemilan lainnya untuk Jake.

"Yogurt udah, susu, yupi, coklat, cukup lah" gumamnya sambil memerhatikan isi dari plastik yang ia bawa.

Setelah memastikan sesajen untuk Jake, tanpa ragu Ethan menekan tombol bel rumah kawan kecilnya. Hingga tak lama, pintu terbuka, ia melihat bibi Ahn yang menyambut nya masuk ke dalam.

"Jake udah bobo, bi?" Alih-alih menanyakan adakah Jake di rumah atau tidak, Ethan justru lebih memilih untuk menanyakan apakah kesayangannya sudah tertidur atau belum.

Sebab, Jake tidak akan keluar dari rumah jika bukan bersamanya atau keluarganya, sedangkan mobil keluarga Shim masih terparkir dengan apik di dalam garasi mobil yang terbuka. Tandanya, Jake ada di rumah.

"Belum, nak Ethan" jawab bibi Ahn, sedangkan Ethan mengangguk puas, pas sekali.

Sebenarnya jika Jake sedang tidur tak masalah sih, ia akan ikut tidur di samping pemuda itu, hanya saja tujuan dia kali ini adalah untuk berdamai dengan si manis, jadi akan lebih menyenangkan jika dia datang di saat Jake masih terjaga.

Ini memang masih sore, namun jam tidur anak itu tak menentu, dia akan tertidur setiap kali ia merasakan kantuk tanpa memperdulikan jam berapa saat itu.

"Bagus deh" gumam Ethan, ia melangkah masuk ke dalam rumah keluarga Shim tanpa rasa canggung. Seperti biasanya, ia tak melihat Nyonya Shim di ruang tamu, lantas ia kembali memanggil bibi Ahn.

"Bunda sama papa ke mana?" Tanyanya, bibi Ahn yang tadinya ingin kembali ke belakang pun menjeda langkahnya.

"Ada di ruang kerjanya Tuan shim, tapi mereka udah tau ko kalau nak Ethan mampir"

Ethan mengangguk paham, kalau begitu ia tak perlu pergi menemui orang tua Jake untuk setor muka. "Kalau Jake nya di mana, bi?"

"Jake  lagi bikin pancake di dapur, ini bibi mau nyusul, mau kasih tau ke Jake kalau nak Ethan dateng. Tunggu sebentar ya, nak Ethan duduk a—"

"Ga usah, saya aja yang nyamperin, bibi Ahn kalau mau lanjutin kerjaan, lanjutin aja"

Mengangguk paham, bibi Ahn pun pergi untuk melanjutkan pekerjaannya yang belum terselesaikan, meninggalkan Ethan dengan kantong kreseknya yang masih ia genggam erat-erat.

Kini Ethan berjalan menuju dapur, matanya membulat kala melihat Jake yang begitu fokus berkutat dengan adonan pancake.

Dengan apron berwarna baby blue serta hoodie berwarna putih, membuat Jake begitu terlihat seperti gumpalan, menggemaskan sekali.

Ethan menaruh belanjaannya diatas meja dengan pelan, takut jika suara kantung kresek itu menganggu kegiatan si manis. Setelah menaruh belanjaannya, Ethan langsung menghampiri Jake dan memeluknya dari belakang.

"Jakeyy, bikin apa?"

Ethan terkekeh kala merasakan badan yang ia peluk sempat tersentak, sepertinya terkejut.

"Apasih, ngagetin tau!" Jake berseru, sebab bentuk adonan pancake yang baru saja ia tuang ke dalam pan menjadi berantakan. Ia menyikut kuat perut seseorang yang memeluknya, namun sayangnya tak berefek apapun bagi Ethan.

Enggan untuk melepaskan, Ethan justru semakin mengeratkan pelukannya, membuat Jake yang dipeluk menggeram risih.

"Sanaaa, duduk! Jake lagi bikin pancake ka, nanti Jake kasih, sana duduk, hush!"

Hear me out | HEEJAKEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora