"Namun, hati tidaklah seperti kotak yang dapat penuh. Hati dapat meluas semakin banyak kita mencintai."
***
"Lia, diluar sono ada pacar lo." beritahu Nola yang kebetulan baru kembali dari kantin.
Kedua alis gadis tersebut menukik keheranan sewaktu mendengar ucapan Nola. "Pacar? Ngawur banget gila."
"Itu anak dari jurusan MIPA gue lupa lagi siapa namanya."
"Makasih ya, Nola. Gue mau nyamperin teman gue dulu."
Segera ia beranjak dari kursi untuk menghampiri gebetannya yang memang datang kemari guna menjemputnya untuk pergi ke kantin. Dan benar saja di depan kelasnya terlihat seorang laki-laki Bertubuh tinggi tengah menyenderkan badannya ke tembok kelas.
Hal tersebut sontak menjadi atensi beberapa murid oerem yang memang kebetulan lewat kelas IPS, sebagian dari mereka berdecak kagum akan pesona Alvin.
"Hai, Li. Langsung ke kantin aja ya?" Alvin meraih pergelangan tangan gadis tersebut, tetapi gadisnya malah terdiam. "Lo kenapa?"
"Eh nggak papa kok, cuman kaget aja pas lo megang tangan gue."
"Ohh itu maaf, gue spontan, Li. Soalnya sahabat gue bilang itu bagian dari cara ngetreat cewe dengan baik."
Alya mendekatkan wajahnya ke arah Alvin dengan tatapan memicingkan tanda curiga, membuat alis laki-laki itu terangkat satu kebingungan. "Mendadak banget jadi idaman gini, jangan-jangan lo?"
"Jangan-jangan apa, hm?" tangan Alvin memegang kedua pundak Alya membuat badannya seketika langsung meremang begitu saja. "Hayolo mikirin apa?"
"Nggak ada! Ish udahlah, intinya mau lo gimana itu kan urusan lo. Kita berdua aja gak ada hubungan."
Suara gelak tawa keluar begitu saja dari dalam mulut Alvin setelah mendengar pertanyaan sang gadisnya. Menurutnya itu cukup menggemaskan sekali, menuntut dengan cara gemes.
"Apasi malah ketawa gitu, ngeselin sumpah."
"Iya maaf. Lagi pengen coklat gak?"
"Mau- Eh tungguiin gue!"
Kakinya mengejar langkah Alvin yang sudah berjalan terlebih dahulu daripadanya, padahal laki-laki tersebut menawarkan coklat padanya.
"Bisa pelan-pelan gak jalannya? Jalan cepet banget terus badan kaya gapura Kabupaten lagi, paket komplit, sih," oceh Alya dari samping sembari mengimbangi cara jalan Alvin.
"Bodo amat, daripada lo udah piyak, mulut lo berisik lagi kaya burung berkicau." balas Alvin membuat gadis tersebut memanyunkan bibirnya dengan kesal.
"Iya gapura Kabupaten. Mana coklatnya kata lo buat gue, kok dimasukkin ke dalam kantong lagi."
"Makan dulu, baru gue kasih." ujarnya sembari merangkul pundak Alya untuk dibawa masuk ke dalam kantin yang tampak ramai.
Memasuki area kantin tentu saya sebagian dari mereka menatap keheranan, di dalam benak dari mereka masing-masing pasti sudah bertanya-tanya, sejak kapan keduanya terlihat sangat dekat?
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA ALVIN: Two Different People
Teen FictionUnknown, Stalker 991, Obsessed, Romansa. Tak ada yang spesial dari cerita ini hanya mengisahkan sebuah kisah romansa masa abu-abu. Kisah romansa yang berjalan dengan sangat rumit sekali, bahkan dipenuhi dengan teka-teki serta misterius. Alvin Regan...