Sec 1

5.4K 342 13
                                    

Pagi ini Sky siap dengan seragam dan tas biru langit nya yang tersampir rapi di bahu, poni yang menutupi dahi nya dan bando yang melingkar di atas kepala nya membuat dirinya menggemaskan pagi ini.

"Selamat pagi ayah ku!" pekik sapaan Sky saat menuruni tangga menuju meja makan.

Sagam-ayah sky- terkejut dan hampir melempar teh yang ada di tangan nya, "astaga Skyla, kau membuat ayah terkejut," alis Sagam tertekuk dan Sky hanya tertawa.

"Maaf ayah," katanya lalu mencium pipi Sagam.

Sagam hanya mengangguk saja dan melanjutkan kegiatan minum teh nya, untung tidak mati di tempat, bisa bahaya memang suara anak perempuan nya ini.

"Ayah, ayah akan mengantar ku kan?" Sky bertanya sambil memakan roti dan susu yang di buat oleh sang bibi.

Sagam menggeleng, "maaf ya sayang, hari ini ayah ada pertemuan penting, dan tidak bisa terlambat, jika mengantar mu maka ayah akan telat," Sagam berdiri dan menyeruput sisa kopi terakhir nya.

"Kau boleh meminta keempat kakak mu, mereka tidak berangkat bekerja hari ini. okey? ayah berangkat, sampai jumpa," Sagam mencium pucuk kepala Sky sebelum pergi dan mengelus kepala putri nya.

Sky menghela nafas dengan berat, ini yang di malas kan oleh diri nya jika akan berangkat ke sekolah, di antar oleh Kaka nya.

Bukan apa, tetapi ia harus membangunkan mereka, membujuk untuk minta di antar, dan berdebat dahulu. Sky bisa menaiki motor, ia punya motor Scoopy, Bima yang belikan. Tapi ia pernah jatuh dan terluka, jadi Hega melarang nya untuk berkendara sendiri.

Tidak mengurungkan waktu, Sky naik ke atas untuk membangun kan Bima, hanya bima yang bisa di minta tolong dan lebih cocok dengan kepribadian nya.

sampai di depan pintu kamar Bima, Sky mengetuk pintu kamar nya lalu membuka pintu kamar itu, dan wolaa, tidak di kunci. Sky masuk dan melihat sang kakak tidur tanpa pakaian atas nya padahal AC di kamar ini menyala.

Sky mendekat dan menggoyangkan punggung Bima, "kak bim, kak bangun, antar Sky ke sekolah dong."

Tidak ada respon.

Oke karna cara mengoyangkan tidak ada hasil maka ada cara ke dua, Sky naik ke atas tempat tidur Bima dan mulai meloncat di atas tempat tidur nya.

"kak Bima!"

"Kak Bim-bim!"

"Kak Biimm!"

"Ih! kak Bima, bangun! udah terang nih,"

Karna tidak ada hasil sama sekali, dan terlanjur kesal Sky turun dan keluar dengan kaki yang di hentakan kuat, sebelum turun Sky nendang bokong sang kakak.

"Dasar dugong, besar, tukang tidur. Kukang," omel Sky.

Mendengar Omelan Sky dan bantingan pintu yang menggambarkan jika Sky benar sangat marah.

Bima bangun dan berkata, "syukur lah," katanya, lalu menaikan selimut nya dan kembali tidur.

Tidak apalah ditendang yang penting bisa tidur.

Kini Sky berada di depan pintu kamar Gama dan Gio dengan wajah tertekuk, kamar mereka berada di satu ruangan, jadi jika kita masuk masih ada dua pintu, dan itu pintu kamar Gio dan Gama, kenapa bisa seperti itu? karna dulu nya ini tempat perpustakaan sang Ibu.

Sebelum masuk Sky berdiam diri di depan pintu, kayak ada yang terlupa, Sky berusaha mengingat, jika dia kan punya sopir yang mengantar nya ke sana kemari, oh Tuhan.

Sky menepuk jidatnya, "oh iya, kan ada pak Iman, kenapa ga pak Iman aja? aduh Sky bodoh nya," maki nya pada diri sendiri lalu turun kebawah.

Sky turun terburu buru, untuk mencari bi Inna.

"Bi, bibi. Di mana pak Iman?" tanya Sky pada bi Inna yang berada di dapur.

Bi Inna menoleh dan melihat Sky yang belum berangkat, "loh non belum berangkat tah? Pak Iman hari ini kan cuti non, karna istri nya beranak, eh melahirkan,"

Sky sedikit kaget mendengar nya lalu menunduk lesu, sekarang gimana? siapa yang mengantar nya.

"Sky, ayok berangkat," suara Hega menyambar.

Sky kaget dan menoleh langsung kebelakang, setan apa ini?

Sky melotot, "kak Hega serius?"

Hega menatap Sky dengan pandangan aneh, apa ada yang salah?

Sky menggeleng, "ayok, ayok kita berangkat!" ujarnya dengan ceria.

Aneh sekali Hega kali ini, biasanya dia yang paling tidak mau mengantar nya ke sekolah, tapi kali ini? setan mana yang mendatangi nya?Sky mau berterima kasih, soal nya Sky mau bujuk kakak nya yang satu ini.

Di perjalanan, Sky hanya sibuk menatap Hega dan membuat Hega merasa aneh, pasti ada maunya.

"Kenapa lo? pasti ada maunya, iya kan?" Hega bertanya.

Sky tersenyum, "ih tau aja deh kakak ku yang baik, sebenarnya Sky mau cerita nanti aja pas pulang sekolah. Tapi karna kak Hega peka banget jadi Sky cerita sekarang aja kan ya?"

Sky memperbaiki posisi duduk nya menjadi miring, menghadap Hega, "kakak kenal sama Loisa kan? yang kemarin nyayi di acara hari ayah waktu di sekolah. Dia kan hari ini birthday, jadi semalam dia mengundang Sky sama teman-teman yang lain buat datang nanti malam karna dia buat birthday party di hotel, dia mohon banget kak, ulang tahun nya meriah banget kali ini, so kak Hega yang bai-"

"Engga, engga boleh, selangkah lo keluar dari pintu rumah, jangan harap bisa masuk dan main sama Ketty," potong Hega dengan ucapan yang menusuk usus lambung ginjal Sky.

Sky menekuk bibir nya ke bawah, memang salah nya meminta izin pada Hega. Tapi mau bagaimana lagi? meminta izin pada kakak nya yang lain pun dirinya harus tetap izin pada hega

Sky menatap Hega dengan mata yang berkaca-kaca, masa ga bisa pergi sih?

"kak He-"

"Ga perlu ada air mata. Sepulang les, ga ada acara lain di luar. Stay di rumah," perintah mutlak dari mulut sang kakak.

"Tapi kak heg-"

"Ga ada acara lain, Skyla." ucap Hega kembali dengan penekanan penuh.

Hega menghentikan mobil nya tepat di depan gerbang sekolah Sky, Hega menatap sekolah Sky sejenak lalu menatap Sky yang masih menatap nya dengan mata yang berkaca-kaca dan bibir melengkung ke bawah, poni adik perempuan nya ini pun sudah bergeser.

Cukup, kali ini Hega tidak akan goyah, tenang Hega, jangan mengalah, jangan terpengaruh dengan wajah imut sang adik.

"Turun, kita sudah sampai, kenapa? mau uang jajan?" Hega menaikan sebelah alis nya.

Nafas Sky memburu seperti banteng, "mau batagor pak otol!" sarkas nya dan turun dari mobil lalu membanting pintu mobil mahal itu, malang nya.

Sky menghentakkan sebelah kaki nya dan bersedekap tangan di dada, "aku marah, aku marah!" katanya saat melihat Hega menurun kan kaca mobil tempat ia duduk tadi.

Hega terkekeh, "telpon setelah pulang sekolah, biar gue jemput," Hega lalu melajukan mobilnya tak lupa ia melambaikan tangan sementara Sky sudah kepanasan seperti kerasukan.

Lalu melihat gerbang yang akan di tutup, Sky beranjak dari tempat nya sambil mendumel dan mengejek Hega dengan segala perkataan tajam nya.

Lebih baik minta tolong pada Bima, Gama, atau Gio, lebih mudah.

༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ

hai sobat sekaliaan maaf jika chapter awal nya sedikit, karna permulaan. hehee

jangan lupa ramaikan kolom komentar dan beri aku semangat dengan memberikan bintang pada ceritaku.

thank youu all, i love youuu

🚓🚓🚓

4 SECURITY Kde žijí příběhy. Začni objevovat