12

3K 157 0
                                    

Zea benar-benar mengabaikan perkataan Haizen buktinya sekarang ia dan Bibi Cha berada diluar rumah, jangan tanya bagaimana Bibi Cha bisa ikut pastinya saat ini Bibi Cha sedang mempersiapkan batinnya untuk menghadapi amukan Tuan Mudanya itu.
Bibi Cha tidak tau dari mana keberanian Lize sekarang, dulu saja ia sangat takut untuk menelepon Tuannya itu sebelum waktunya.

Salahkan saja Haizen kenapa tidak memberinya izin keluar. Lagi ia hanya ingin jalan-jalan saja, dirumah seharian itu membuat kepalanya pusing, cukup menghadapi seisi rumah saja dirinya pusing.

Hitung-hitung Zea membiasakan diri disini bukan?

'Anggap saja aku sedang menerima takdir, mengubahnya sedikit tidak apa kan' Zea tersenyum membayangkan apa yang akan dilakukan Haizen jika mengetahui Lize melanggar perintahnya.

"Nyonya sebaiknya kita kembali saja"
Sejak tadi Bibi Cha tidak tenang, ia memikirkan kemarahan Tuannya.

"Tenang saja Bi, lagi pula kita hanya jalan-jalan saja "

"Tapi Tuan akan sangat marah Nyonya"

"Bibi apa kita mencuri"?

" Tidak Nyonya"

"Lalu mengapa Bibi takut, lagi pula buat apa menunggu nya dirumah, kita bisa menunggunya sambil jalan-jalan kan"

"Tapi Nyonya Tuan akan sangat marah"

"Sudahlah Bi jangan pikirkan itu, sekarang ayo kita cari makanan, perutku sangat lapar"

"Baiklah Nyonya"

Bibi Cha berjalan dibelakang mengikuti Lize.

.
.
.
.
.
.
Haizen dan Peter masih disibukkan dengan beberapa dokumen yang harus diselesaikan saat ini juga, namun pikiran Haizen tak fokus, ia masih memikirkan Lize.

Tangannya berhenti menulis, "Dia tidak akan keluarkan"

Peter yang mendengar perkataan Haizen beralih menatap Haizen
"Dia siapa maksud mu"?

" Lize"

"Mana ku tau, lagi pula yang suaminya dirimu bukan aku"

Haizen mendesis mendengar itu, ini Peter mengapa jadi ikut terlihat menyebalkan. Lagi pula ia hanya bertanyakan.

Haizen kembali melanjutkan pekerjaannya walau sebenarnya pikirannya dipenuhi oleh Lize.

.
.
.
.
Lize dan Bibi Cha berjalan dengan tangan yang penuh dengan makanan, baik itu ya manis atau pun yang pedas.
Bibi Cha hanya terheran-heran, sejak kapan Nyonya Muda ini suka dengan makanan pedas. Seingatnya Lize tidak suka makanan pedas, hanya sedikit saja makananya terasa pedas, ia tidak akan melanjutkan acara makannya walau perutnya lapar sekali pun.

Lize memakan makanan yang ia beli tadi dengan lahap, seperti orang yang tidak pernah makan.

"Nyonya, pelan-pelan"
Bibi Cha memberi peringatan pada Lize agar tidak buru-buru saat memakan makanannya.

Lize hanya mengangkat jari jempolnya.

Bunyi telepon Bibi Cha memutus acara makan Lize, 'jangan bilang itu Haizen'

"Halo Tuan Muda"

"Bibi ada dimana"

"Maaf Tuan "

"Bibi tadi aku menelpon ke rumah , pelayan berkata Lize sedang keluar"

Bibi Cha menatap Lize.

'Ini kenapa para pelayan tidak bisa di ajak kompromi sih, kata saja sedang di taman' Zea merengut kesal, bukan kah tadi ia berpesan kepada salah satu pelayan untuk tidak mengatakan dimana dia sebernanya.

Lize mengangkat tangannya meminta telepon Bibi Cha, dengan satu tarikan nafas ia menjawan Haizen

"Aku diluar, kenapa"?

" Bukan kah sudah ku katakan untuk menunggu ku dirumah"

Zea bisa mendengar suara Haizen sedikit meninggi di ujung sana.

"Aku akan sangat bosan jika menunggu mu yang pulangnya tak pasti"

"Aku sudah dirumah"

"Hehh.. Cepat sekali"

Lize berhenti di sebuah toko pudding manis, disana ia melihat puding -puding yang cantik dan siap untuk di nikmati.


"Bibi Ayo kita lihat, dan lihat pelayannya juga tampan"

Lize tak memperdulikan Haizen yang sedang menahan kemarahannya. Dan lagi, apa dia tidak sadar jika teleponnya masih tersambung.

Tut.... Tutt..
Haizen memutus panggilan,
"Apa-apaan itu, dia memutusnya begitu saja? "

Lize menatap telelpon dan mengembalikannya pada Bibi Cha.

.
.
.
.
.
.

Haizen yang kesal melempar teleponnya begitu saja,hari ini ia sengaja pulang lebih awal dan akan menemani Lize keluar. Tapi apa yang ia dapati Lize tidak ada dirumah.

"Tampan katanya? Sejak kapan dia pandai memuji pria lain"

Transmigrasi Zea KeylardWhere stories live. Discover now