32

1.2K 72 8
                                    

Haizen pulang kerumah dengan perasaan mendung. Kemunculan seseorang dari masa lalu membuat hatinya gundah. Ia melihat ke sekeliling rumah. Berharap menemukan Lize. Namun ia tak menemukannya.
Bukankan seharusnya dia sudah tiba dirumah?

Haizen berjalan ke dapur, disana ia melihat Lize dan Bibi Cha. Mereka tampak sedang sibuk dengan peralatan dapur.
'Disini ternyata'

Bibi Cha yang menyadari kehadiran Tuannya, menunduk memberi salam.

"Apa yang sedang kalian lakukan"?
Haizen melirik beberapa bahan makanan

" Kami sedang berenang"

"Jika begitu kenapa kalian tidak dikolam renang saja"

"Astaga.. Hei suami, menurut mu apa orang yang sedang berada di dapur itu berenang ?? Tentu saja memasak!!!?. Kau ini payah sekali.

Lize menggelengkan kepalanya.

" Aku bertanya dan kau menjawab demikian tentu saja aku mengusulkan"

"Sudah.. sudah sana pergi, kau mengganggu kegiatan kami"
Lize membalik badan Haizen dan mendorongnya menjauh dari dapur.

"Jangan membakar rumah"

"Aku tidak sebodoh itu "

Lize menarik Bibi Cha dan melanjutkan kegiatan memasak mereka.
.
.
.

Haizen memasuki kamar , melempar ke sembarang arah tas dan jas kerjanya. Ia sedikit melonggarkan dasinya.

"Benar-benar menyebalkan"

Ia berbaring dikasur, merebahkannya tubuh lelahnya. Satu tangannya menutup matanya. Ia kembali mengingat pertemuannya dengan Caliz Satu dikantor tadi. Bagaimana mungkin ia bisa bertemu kembali dengan pria itu. Apa takdir selalu memberi kejutan seperti ini ??
Bahkan pria yang dibencinya itu menjadi salah satu investornya, meraka akan lebih sering bertemu dan itu semakin membuatnya kesal. Keprofesionalismenya sekarang diuji.

"Apa yang sedang kau lakukan disini?? "
Suara lize memecah keheningannya, haizen melirik istrinya yang tampak sedikit berantakan.

"Tidur"ucapnya santai sambil menarik selimut hingga menutup seluruh tubuhnya.

Melihat itu Lize sedikit kesal. Bagaimana mungkin pria dihadapannya ini bertingkah seperti seorang anak, kecil yang sedang merajuk.

Lize berjalan mendekati haizen dan menarik kasar selimut yang menutupinya.

"Apa yang sedang kau lakukan!! "
Haizen terlihat kesal.

"Apa sekarang kau amnesia, ini kamar ku. Keluar sana. Jangan mengotori kasur ku"

"Jika kau tidak lupa ini rumah ku , itu berarti ini kamar ku juga"

"Hei.. Hei.. Kemana sosok sombong mu itu pergi, apa kau mulai tertarik pada istri diatas kertas mu ini" Sindir lize.

"Aku lelah, kebetulan ini kamar yang pertama kali yang kulihat" Haizen berniat kembali tidur

"Kau ini kenapa sih, lagi pula Ayah mertua sudah tidak disini lagi, jadi ayo kembali seperti semula, kau dikamar mu dan aku dikamar ku"

Haizen menatap Lize,ia diam dan tak membalas kembali perkataan istrinya itu. 'Apa perempuan itu selalu secerewet ini jika marah'

"Kenapa kau diam? "
Lize menatap sinis Haizen.

"Istri.... Apa kau masih mengingatnya?? "

"Mengingat? Siapa? "
Lize sedikit bingung.

"Caliz Syth" Ucapnya dengan nada datar. Mengucap namanya saja membuatnya kesal.

"Caliz Syth? ?? Dia siapa? Apa saudara ku?

Haizen diam.

" Apa dia tampan?? "

Haizen masih tetap diam

"Kenapa diam saja, memangnya dia siapa dan apa hubungannya dengan ku?? "
Lize semakin penasaran.

"Lupakan saja"

"Kau ini kenapa sih sebenarnya"

"Lupakan"

"Dasar aneh, sana pergi ke kamarmu dan jangan lupa mandi, tubuh mu bahkan bau"

Haizen menatap tajam Lize. Apa dia baru saja mengatakn ya bau, lihat saja dirinya tak jauh beda dengannya, kusut dan bau bawang.

"Apa.. Kenapa menatap ku"

"Hadiah.. "
Haizen mengulurkan tangannya

"Hadiah apa?? "

"Kau lupa jika hari ini ulangtahun suami mu sendiri "

Lize membulatkan pandangannya. Apa dia harus memberinya hadiah. Lagi pula dia sudah tua untuk apa memberi hadiah. 'Apa dia balita'

"Mana... Hadiah ku"

"Tidak ada, sana pergi"
Lize menarik tangan Haizen kasar. Mendorong tubuh haizen dengan kesusahan, bagaimana mungkin ia merasa seperti sedang menggeser baru besar. Walau begitu ia tetap melakukannuya. Lize nutup pintu dan tak lupa menguncinya. Bisa saja kan Haizen tiba-tiba masuk dan tidur dikamarnya seenaknya.

Lize berjalan mendekati cermin. Menatap tubuhnya dari atas samapai bawah.
"Lize Amerd.. Kau dan suami mu itu sebenarnya hubungan kalian dulu seburuk apa"

Zea benar-benar harus mencari informasi Lize dengan benar. Agar ia dapat menjalani hidup sebagai Lize Amerd dengan mudah, setidaknya bagian-bagian penting yang membuat ia diperlakukan buruk sebelumnya harus ia ketahui. Tapi sepertinya informasi yang ia harapkan seperti tersimpan rapi. Bahkan ingatan Lize dari kehidupan sebelumnya pun tak terlintas selama Zea ada ditubuh Lize Amerd. Ia benar-benar seperi air yang di tuang dalam wadah kosong.

.
.
.
.
Semuanya kini berkumpul di ruang tamu. Disana tampak sebuah tart dan beberapa jenis makanan menghiasi meja. Ya ini adalah ide Karin. Setelah makan malam ia berpesan agar semuanya berkumpul untuk merayakan ulang tahun kakaknya. Seperti pesta kecil-kecilan.

Lize tampak malas, sejak tadi ia hanya duduk diam dan tak berniat ikut memeriahkan. Seperti kau hanya datang untuk mengabsen kehadiran saja.

Namun atensinya teralihkan ketika suara  melengking bergema menusuk pendengarannya.

Gee muncul dengan pakaian yang begitu sexy dan ia terlihat berdandan glamor.

"Apa yang sedang kau lakukan disini"
Lize sedikit menekan kalimatnya.

"Tentu saja merayakan ulang tahun Haizen"
Gee menatap remeh Lize.
Mereka bahkan tampak seperti harimau dan singa.

"Kenapa kau disini" Haizen mendekati keduanya.

"Tentu saja untuk mu, selamat ulang tahun sayang"
Gee memberi bungkusan kado untuk Haizen.

Lize terlihat akan muntah mendengarnya.

"Sudahlah jangan berisik" Karin menarik Lize untuk menjauh.  Jika terus dibiarkan pesta yang sudah ia susun rapi ini akan berantakan begitu saja.

"Lepaskan aku" Lize melepas tangan Karin yang bertengger di lengan kanannya.

Lize mengambil sebuah kotak kecil berwarna coklat.
"Selamat ulang tahun, suami"

Haizen tersenyum menerima kotak itu dan segera membukanya. Namun senyumnya tiba-tiba sirna begitu saja.
"Lize.. Kau...!! ? "

.
.
.
TBC

Halo semuanya, aku kembali
Huhuhu maaf membuat menunggu
Beberapa hari ini pekerjaan yang harus diselesaikan dengan cepat datang bertubi-tubi... 🥲🥲

Sebenarnya sempat tersirat untuk hiatus panjang karena serangan bertubi-tubi ini
Huhuhu

Jangan bosan jika aku meminta maaf  ya semuanya 🥲🥲🥲

Semoga kita sehat selalu







Transmigrasi Zea KeylardWhere stories live. Discover now