[02] Here's Come Trouble

23 13 21
                                    

Sepertinya Elaina patah hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepertinya Elaina patah hati. Gadis beramput pink itu duduk di sofa dengan agak membungkuk. Bahunya melorot lemah dan wajahnya terlihat beitu lesu begitu ditolak oleh Prof. Lucas tadi. Bahkan, teh pemberian Prof. Lucas tidak digubrisnya. Matanya hanya menatap daun teh dengan nanar.

Ketiga temannya hanya memandang gadis itu sambil saling melempar pandang, tetapi tidak ada yang tahu bagaimana harus menghiburnya. Bagaimana pula cara menghibur seorang murid yang baru saja ditolak oleh kepala sekolahnya sendiri?

"Baik, aku akan menjelaskan tentang misi yang akan kalian jalani." Suara Prof. Lucas membuat keempat orang itu menoleh bersamaan. "Penjelasannya agak panjang—"

"Tolong dipersingkat, Prof!" Celetukan Sean otomatis membuat Cecil dan Cedric mendelik. Minus Elaina yang masih bermata sedih. Berani-beraninya cowok itu memotong ucapan Prof. Lucas.

Prof. Lucas tersenyum dan Cecil merasa matanya hampir buta karena silau. "Tentu saja, Sean," balasnya. "Kalian tahu jika ras kita sudah menyembunyikan diri dari manusia sejak lama. Kita pun berusaha sebisa mungkin beradaptasi dengan ras manusia dan hidup berdampingan. Sayangnya, ada satu hal yang menjadi ketakutan terbesar kita sejak lama."

Prof. Lucas menarik napas berat sebelum melanjutkan, "Ada sebuah ramalan." Pria itu melirik Cecil saat mengatakannya. "Ramalan kuno yang mengatakan bahwa akan terjadi peperangan besar antara ras Wizra dan ras Manusia. Ras kita berada dalam posisi yang sangat berbahaya. Kini manusia memiliki teknologi canggih yang bisa mengancam kita. Mereka kini sedang mencari celah untuk menyerang kita."

Sean tiba-tiba mengangkat tangannya. Rupanya cowok itu belajar dengan cepat untuk tidak memotong pembicaraan seperti tadi.

"Itu hanya sebuah ramalan. Apakah kita harus memercayainya?" tanya Sean.

Prof. Lucas tidak sempat menjawab karena tawa keras lebih dulu menyembur dari Cecil. Gadis itu bersedekap dan menatap Sean dengan nyalang. Sebuah orb miliknya keluar lalu melayang tepat di antara mereka berempat.

Cecil mendengkus sinis. "Jika aku meramalkan bahwa aku akan menampar mulutmu sekarang, apa kau baru akan percaya?"

Sean tidak mau kalah. Ia langsung menciptakan sebuah penghalang yang melindunginya.

"Jangan bertengkar, teman-teman!" sela Elaina. "Ini tidak baik. Kalian akan melukai satu sama lain."

Suara pintu yang dibuka dengan keras sontak mengagetkan semua orang di dalam ruangan. Muncullah seorang pria bermata silver yang mengalihkan fokus mereka.

"Apa ini adalah tim perusuh yang akan aku urus?" tanya pria itu santai entah pada siapa.

"Bukankah itu berarti mereka cocok sekali denganmu, Had?" balas Prof. lucas. Ia kemudian baru sadar ketika memandang wajah bingung dari keempat muridnya. "Oh, maaf aku terlupa. Perkenalkan, dia Hadwin, adikku yang juga wakil kepala sekolah Zodiac Academy. Dia yang akan menemani kalian selama misi."

Gehennomias: The Dark HorseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang