03. Seketika Lupa

1K 90 7
                                    

"Mau aku bantuin?" Tawar Karan-pacar nya Alsara. Algara menggerutu dalam hati nya, inilah yang sangat malas ia lakukan.

Alsara dan Karan, ketua osis itu, mereka berpacaran. Benar-benar menyebalkan, apakah ia harus bermesraan juga? Tidak akan!

Algara mengabaikan Karan, dia terus mengambil buku dengan wajah yang datar. Membuat Karan merasa aneh, tapi mungkin itu karena kesalahan nya sendiri.

Saat Algara ingin keluar perpustakaan, Karan menghalanginya, yang dimana itu membuat Algara kesal.

"Minggir," katanya singkat.

"Kamu masih marah sama aku?" Tanya Karan memelas.

Shit! Jijik anjir! Umpat Algara dalam hati.

"Minggir." Tatapan Alsara semakin dingin, itulah yang Karan lihat.

"A-aku minta maaf, aku udah tinggalin dia, sayang... Aku milih kamu," kata Karan memelas.

Algara terdiam, dia mengerutkan kening nya heran, apa yang di maksud bajingan ini?

"A-aku gak akan selingkuh lagi," gumam Karan pelan.

Algara diam, urat lehernya seketika terlihat jelas, pandangan nya sangat tajam, auranya mulai berubah. Karan seketika langsung mundur beberapa langkah, dia merasakan aura yang begitu mencekam.

Alsara di duakan oleh bajingan bau kencur sepergi dia? Algara tidak habis pikir. Alsara itu sempura, dia cantik, dan banyak yang mau bersanding dengannya.

Tapi bajingan ini malah menduakan saudara kembarnya?

"Brengsek," gumamnya pelan. Karan menelan ludahnya susah payah. Dia mundur beberapa langkah saat Alsara berjalan menuju kearahnya.

Algara menatap nyalang Karan, dengan gerakan cepat dia memukul pemuda itu tepat di bagian perut. Dan dia langsung terjatuh di lantai.

"Sialan! Lo gak pantas hidup bangsat!" Maki Algara, dia menendang, memukul, dengan sangat bruntal. Karan yang di serang begitu cepat tidak bisa mengelak. Dan Karan heran, sejak kapan Alsara bisa begitu kuat?!

Bugh!

Pukulan terakhir Algara layangkan, wajah Karan sudah penuh akan lebam. "Muka pas-pasan aja belagu lo!" Ujarnya.

"SARA!" teriak Revanya. Dia ingin mengambil buku tadi, tapi saat ingin masuk ia melihat Alsara yang memukuli Karan.

Algara melirik malas, dia mengambil buku-buku yang di suruh wali kelas.

"Sara? Kamu gapapa kan?" Revanya terlihat cemas.

Algara menepis tangan Revanya dari bahunya, ingat, dia tidak suka di sentuh! Revanya tentu terkejut bukan main, dia menatap tak percaya Alsara.

Algara yang melihat raut wajah Revanya menyeringai dalam hati. Dia kemudian tersenyum tipis kearah Revanya. "Gue gapapa, dianya aja yang ngeselin," katanya sambil melirik ke Karan yang sudah tepar.

"K-kamu-"

"Sttt, ini rahasia kita aja ya?" Potong Algara.

Revanya mengedipkan matanya lucu. Tetapi dia juga takut dengan senyuman Alsara, soalnya ada yang beda dengan senyuman itu.

Revanya mengangguk.

Alsara tersenyum dan mengelus puncuk kepala Revanya. "Bantuin gue?"

"I-iya aku bantuin." Revanya langsung mengambil beberapa buah buku dan mengikuti langkah Alsara dari belakang. Dia seperti tertarik sendiri oleh suatu hal, tapi apa?

Algara tersenyum dalam diam. Gak buruk juga, batinnya.

***

Alsara dalam tubuh Algara merasakan suntuk yang begitu luar biasa. Biasanya dia akan sibuk dengan tugas osis dan tidak akan suntuk seperti ini.

Twins AlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang