14 Februari - ONE

35 21 8
                                    

HALOO! BAGIAN PERTAMA 14 FEBRUARI UP NIH! KUY BACA!

Happy Reading

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Good morning, Cantik. Kamu nggak mau bangun, Asena?" Bisik Bumi di telinga Asena.

Tidak kunjung ada jawaban, Bumi tersenyum. Ia menarik nafas, dan....

"WOY KEBO BANGUN LO!"

"BERISIK, CUMI!"

Asena langsung terperanjat kaget, tetap saja ia memanggil "Cumi." Walaupun baru saja bangun dari tidurnya.

"Udah sana mandi, muka lo udah buluk gitu," Ujar Bumi dengan tatapan manisnya.

"Mana ada buluk, muka gue tuh walaupun baru bangun udah--"

"Kuntilanak aja lebih cakep dari lo." Potong Bumi.

"BANG CUMI!"

Bumi berlari keluar kamar Asena, ia sudah tahu, pasti Asena akan memukulinya.

Asena terus mencibir, saat mandi pun ia masih kesal pada Bumi. Selesai mandi, tentu saja ia memakai baju. Dan terakhir adalah makeup

"Asena! Cepetan, ini kan hari pertama lu masuk SMA!" Teriak Bumi.

"Iya bentar, Cumi. Gue lagi makeup," Jawab Asena.

Bumi membuka pintu, memperlihatkan Asena yang sedang duduk di hadapan meja rias, dengan seragam yang sudah lengkap, dan rambut panjang nya yang terurai. Bumi menghela nafas.

"Makeup aja terus, glow up nggak."

Asena tiba-tiba menunduk mendengar ucapan Bumi.

"Bang Bumi kenapa selalu gitu sama Sena?" Lirih Asena, di iringi sesegukan.

Bumi tersentak, sudah menjadi hal biasa bagi Bumi dan Asena saling 𝘮𝘦-𝘳𝘰𝘢𝘴𝘵𝘪𝘯𝘨. Tetapi, sepertinya Asena tersinggung.

Bumi perlahan mendekat, ia memegang pundak Asena. Namun, di tepis begitu saja oleh Asena.

Jujur, Bumi sangat merasa bersalah, Bumi memeluk Asena dari belakang dengan sedikit menunduk karena posisi Asena duduk.

"Maaf, Dek... " Lirih Bumi. Asena tersenyum, tangannya bergerak mengoleskan liptint di pipi Bumi.

Bumi langsung melepaskan pelukannya, Asena hanya tertawa ria karena berhasil mengelabui Bumi.

"Sial, gue kena." Bumi menggosok pipinya agar terhapus. Lalu ia beralih pada Asena yang masih menertawakan nya.

"Sini lo, Sena!" Bumi mengejar Asena kemana pun Asena berlari. Sesekali Asena menjulurkan lidah nya mengejek Bumi.

"Mama! Sena mau di terkam Bang Cumi!" Teriak Asena sembari menghampiri ibunya.

"Gue bukan harimau, yang nerkam si kancil," Ujar Bumi berjalan santai mengikuti Asena. Ia lelah berlari.

"Ish! Bang Cumi tuh harimau, kalau Sena itu Si Kancil yang bijak!" Sarkas Asena.

"Lo? Bijak? Seperempat doang."

"Enak aja!"

"Bumi, Sena, udah. Ayo kita makan." Akhirnya Dena melerai mereka berdua. Asena dan Bumi pun duduk di meja makan.

Mereka bertiga makan tanpa ada yang berbicara. Hanya ada suara antara sendok dan piring yang mendominasi ruangan ini.

Mereka fokus dengan makanan masing-masing. Akhirnya mereka selesai makan. Dena hendak mengambil piring untuk ia cuci. Namun, ditahan oleh Bumi.

 14 Februari [ On Going ]Where stories live. Discover now