14 Februari - TWO

36 19 10
                                    

Halo semua, apa kabar nih yang lagi puasa? Gak kerasa bentar lagi bulan Ramadhan ini mau habis, yaa.

Aku mau up cerita ASENA lagi, nih, jangan lupa vote nya ya!

Happy reading!

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Bel istirahat berbunyi, tidak ada satupun siswa-siswi yang masih berada di kelas.

Seluruh siswa-siswi berhamburan menyerbu kantin. Untung saja, ada 3 kantin di bawah, dan 3 kantin di atas. Alhasil, mereka tidak perlu berdesakan.

Asena lebih memilih kantin bawah, di sana juga hanya ada beberapa orang. Asena pergi seorang diri, ia belum mempunyai teman.

Asena hanya membeli jus alpukat, jus kesukaannya. Ia melihat-lihat sekitar, mencari tempat untuk duduk.

Ketemu, tempat paling pojok di kanan. Asena melangkah ke sana. Asena duduk seorang diri, sembari melihat-lihat isi kantin. Melihat orang yang keluar masuk kantin.

"Halo, Cantik. Ikut duduk, ya," Ujar seorang siswa, Asena mengenalinya, itu teman Masvin. Tak lama siswa itu duduk, Masvin dan 2 teman nya ikut duduk bersama.

Asena menatap jengkel mereka ber-empat, terutama Masvin.

"Kenapa?" Tanya Masvin, ia meminum air mineral miliknya.

Alih-alih menjawab, Asena malah mencibir tanpa suara.

"Gue Davin," Ujar nya memperkenalkan diri, ia orang yang tadi pagi menggoda dirinya dan Masvin di kelas.

"Gue Keenan." Salah satu teman Masvin ikut memperkenalkan diri, hanya satu orang lagi yang tidak.

"Gue Asena." Asena balik memperkenalkan diri, tentu dengan senyum nya.

Asena melirik teman Masvin yang belum berbicara sama sekali. Davin memperhatikan Asena, lalu ia memperkenalkan teman nya itu.

"Dia Langit, orang nya emang pendiem dan pemalu kalau sama cewek--akh!"

Langit diam-diam menginjak kaki Davin, membuat Davin meringis kesakitan.

"Lo kenapa, Dav?" Tanya Asena, ia menatap bingung Davin yang kesakitan.

"Ng-nggak papa," Jawab Davin sambil meringis kesakitan.

"Ngapa, sih, lo?" Tanya Keenan.

"Nggak, jir! Ini ada semut nginjek kaki gue."

"Aja-aja ada," Ujar Keenan, menggelengkan kepalanya.

"Ada-ada aja, Nan." Masvin yang sedari tadi diam, membuka suara nya untuk mengoreksi ucapan Keenan.

"Kebalik dikit, Vin." Masvin mengangguk menerima protes dari Keenan.

"Udah, ah! Gue mau beli makan, laper," Ucap Davin. Tanpa menunggu respon teman-temannya, Davin sudah pergi lebih dulu setelah berkata seperti itu.

"Lo mau beli makan, Asena?" Tanya Keenan.

"Nggak usah, Nan," Jawab Asena, ia cukup meminum jus alpukat. Keenan mengangguk.

"Kalian berdua mau makan?" Keenan bertanya kepada Masvin dan Langit.

"Iya," Jawab keduanya bersamaan.

"Gue pikir yang diem terus mah nggak mau makan," Ledek Keenan pada Langit.

"Gue juga manusia," Jawab Langit.

"Iyaaa dah, yang kayak biasa ya." Keenan melangkah pergi menyusul Davin untuk membeli makanan.

Setelah perginya Keenan dan Davin, tidak ada obrolan antara Masvin, Langit, dan juga Asena. Ketiganya diam, dengan pemikiran mereka masing-masing.

 14 Februari [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang