BAB 7

75 38 3
                                    

⚠️cerita sepenuhnya hanya karangan penulis⚠️

ANTI PLAGIAT!!

⚠️semua adegan kekerasan dalam cerita tidak untuk ditiru!!⚠️

happy reading~

****

jam sudah menunjukkan pukul 00.30 dan ke4 siswa itu masih terjaga dengan waspada.

suasana malam itu sangat sepi dan sunyi, hembusan angin malam yang terasa dingin seolah menusuk ke dalam tulang cukup untuk membuat seluruh badan menggigil.

"gue cape, plis kita istirahat 30 menit aja" pintah fany menjatuhkan diri ke lantai.

"iyaa gue juga.." timpal fei

"boleh.. tapi kalian jangan sampe ketiduran.." tutur gian

ke 4 siswa itu lalu mulai duduk mengistirahatkan tubuh mereka yang sudah sangat kelelahan.

sementara rain masih berdiri menatap fany dan fei yang sudah merebahkan tubuhnya.

"lo duduk aja rain..kita jaga cewe cewe " pintah gian.

tanpa menjawab, rain segera duduk di ujung tembok hingga dia berhadapan langsung dengan gian.

beberapa menit setelahnya suasana cukup hening tanpa adanya pembicaraan. hingga gian mulai membuka suara.

"gue penasaran sama lo" tutur gian

sontak membuat rain menatap gian bingung.

"udah hampir 3 tahun gue sama lo sekelas, sepengelihatan gue, lo ga pernah ngomong sama siapapun di kelas" tambah gian

"emang ga pernah" jawab rain datar.

"kenapa? apa karena kreditasi nilai?" tanya gian lagi

"ga, emang gue nya aja yang ga cocok bergaul sama kalian" jawab rain merendah..

"lo kali... by the way semaleman kita ngelewatin semua tragedi aneh ini, kenapa lo keliatan biasa aja? ga panik sama sekali.. gue jadi curiga!" ujar gian menatap aneh ke rain.

"bukan ga panik, gw yang ga bisa ngerasain nya.. lo tau penyakit alexthymia?" tanya rain

gian lantas menggeleng meresponnya..

"gue ga bisa ngenalin emosi gw ataupun orang lain, gw ga pernah panik,marah,senang ataupun sedih" terang rain datar..

"enak dong, lo bisa tetep tenang walau kondisi kaya gini.." tutur gian meledek..

rain hanya tersenyum melihat respon gian padanya.


****

entah sudah berapa lama ke3 siswa itu terlelap di lorong kelas itu..

sedangkan rain masih setia terjaga untuk menjaga keamanan teman temannya.

"apa cuman perasaan gw aja kalau suasana jadi tenang? tanpa adanya aba aba dari si peneror?" gumam rain.

perlahan rain mulai merebahkan tubuhnya ke lantai mencoba tidur krna tidak merasakan ancaman dari manapun..

secabik kertas [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang