6

910 73 7
                                    

Prangg!!

Suara vas bunga yang terjatuh menggelegar sampai keluar rumah. Karna bukan vas yang dimaksud adalah vas bunga utama yang berada diruang tamu.

"Astaga! Ada apa ini?" Tanya Keynal.

"Shani! Shani, nak. Kamu kenapa sayang" panik Keynal saat dia menemukan shani tengah berbaring tak berdaya.

"Hey, bangun sayang" ucap Keynal dengan lirih.

"Apa yang pec- SHANI!!" Teriak Veranda saat melihat shani saat itu.

Bagaimana tidak kaget dan panik jika menemukan anak kandungnya sendiri sedang terbaring tak berdaya, dan tangan yang sudah berlumuran darah. Sepertinya shani tadi terkena pecahan dari vas bunga tadi.

"Ada apa sih ribut-ribut, EH?!" Kaget sakti yang baru saja turun untuk mengecek suara keributan.

"Ayah! Telpon dokter yah! Cepetan!" Teriak Veranda.

"Iya bun, iya. Ini dokternya lagi otw kesini" ucap Keynal sambil mencoba untuk menenangkan istrinya itu.

"Shani kenapa yah, Bun? Kok bisa sampe kek gini?" Tanya sakti pada ke-dua orang tuanya.

"Nggak tau kita juga. Tiba-tiba aja udah kayak gini" jawab Keynal.

"Kak shani!" Teriak Gito yang baru saja sampai setelah diajak membeli cemilan oleh Sisca.

"Loh! Dek!" Teriak Sisca juga panik melihat adiknya sedang seperti itu.

"Kak, bangun kak. Kakak kenapa kak?" Ucap Gito lirih.

"Ssstt, udah ya Gito. Kamu tenang dulu, kak shani nggak papa kok" ucap Keynal menenangkan Gito, padahal dalam hatinya ia juga merasa panik, cemas, khawatir, dan juga sedih tentunya. Tapi itu semua tidak boleh ia tunjukkan, karna kalau dia terlihat begitu, siapa yang akan menenangkan anggota keluarganya yang lain.

15 menit berlalu, akhirnya dokter panggilan Keynal pun datang. Dengan segera, iapun buru-buru mengecek keadaan shani.

"Tidak perlu khawatir berlebihan, dia hanya kecapean dan kurang makan buah saja, jadi gampang untuk lelah. Disarankan untuk kedepannya tidak mengerjakan yang berat-berat dulu, dan selalu makan teratur juga ya. Ah iya, ini saya kasih resep obat atau langsung obat jadinya saja ya?" Jelas si dokter.

"Langsung obat jadinya saja dokter daniel" jawab Keynal.

"Oh, baik kalau begitu. Ini obatnya, jangan lupa pesan saya tadi ya. Yasudah, saya izin permisi dulu ya semuanya, dan semoga shani nya lekas baikan. Assalamualaikum semuanya" untuk dokter daniel.

"Wa'alaikumussalam" ucap mereka semua yang ada disana.

~~~

"Gito masih belum ketemu sayang?" Tanya seorang wanita yang sedang berada di dalam ruangan kantor milik Gracio.

"Udah sih nin, tapi Gito nya nggak mau balik sama aku" ucap Gracio. Dan ternyata wanita tadi adalah anin. Aninditha Rena Cahyadi.

"Loh. Kenapa kok gamau pulang anaknya?" Tanya anin

"Aduh, masa aku harus bilang karna nggak setuju kamu jadi ibu barunya Gito" pikir Gracio dalam hati.

"Hey, kok diem. Kenapa Gito nggak mau pulang sama kamu?" Tanya anin sekali lagi.

"Ah, itu apa. Eee...." Ucap Gracio bingung.

"Jangan bilang Gito nggak setuju kita nikah?!" Tebak anin.

"Eh, enggak dong nin. Masa iya dia nolak punya ibu kayak kamu. Udah mah cantik, pinter, jago masak. Pokoknya the best lah" ucap Gracio.

Duda Anak Tiga (Greshan) ~hiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang