25

887 164 15
                                    

"Pilih saja manapun yang kau suka."

Raja Scarletton mengatakan itu kepada Vladimir, tepat ketika ia sampai di sebuah ruangan tertutup yang cukup luas. Vladimir hanya melirik Raja Scarletton sekilas, sedikit tak percaya dengan yang terjadi barusan.

Barusan, Raja Scarletton mengatakan bahwa enam belas orang yang ada di ruangan ini adalah anaknya. Namun, sesaat kemudian, perkataannya tidak mengindikasikan seperti itu. Vladimir boleh memilih apapun yang ada di dalam ruangan, seolah di dalam ruangan itu hanya ada barang-barang yang tak lagi terpakai oleh Sang Raja Kilau.

Raja Lakeswara mungkin memang tidak memperlakukannya seperti emas dan permata, tetapi di depan para bangsawan dan petinggi lain, Vladimir tidak pernah diperlakukan seperti barang tak berharga yang bebas untuk dipilih.

Vladimir secara tidak sadar membandingkannya dengan orang terburuk yang pernah diketahuinya seumur hidupnya. Ia tidak membenarkan tindakan siapapun, karena keduanya sama-sama tidak waras.

"Apakah mereka semua Pemegang Ilusi?" tanya Vladimir sambil memperhatikan satu persatu orang yang ada di dalam ruangan.

Ada beberapa anak remaja, tetapi ruangan itu didominasi oleh anak-anak dan anak bayi. Mereka semua memiliki mata merah dan kini seluruh mata merah itu berfokus menatap ke arahnya dengan penasaran.

Hanya ada seorang gadis bermata merah yang menatap Vladimir dengan tatapan tajam.

Vladimir sampai kebingungan dalam hatinya. Memangnya, apa yang salah dengan pertanyaannya, sampai-sampai membuat gadis itu tampak marah?

"Tenang saja! Lihat mata merah mereka? Setiap ada yang lahir, aku sendiri yang mengeliminasi mereka yang bukan pemegang Ilusi. Kau tidak akan menemukan Pangeran dan Putri yang tidak memiliki kekuatan ilusi."

Vladimir bersusah payah menjaga ekspresinya agar tetap normal.

Barusan, Raja Scarletton mengaku di depan semua anak-anaknya bahwa lahir dengan mata merah mereka telah menyelamatkan hidup mereka, bahwa mereka tidak akan berumur panjang jika tidak memiliki kekuatan ilusi, bahwa sudah pernah ada anak kandungnya yang lahir tanpa kekuatan ilusi dan berakhir dibunuh.

Di sana, Vladimir sadar bahwa Kerajaan Ilusi juga tidak seindah yang diceritakan di dongeng.

Vladimir tak sengaja melirik kembali ke gadis bermata merah tadi. Putri itu kini beralih menatap Raja Scarletton dengan tatapan datar tanpa ekspresi. Ekspresi putri dan pangeran lain di ruangan itu juga sama datarnya, tetapi Vladimir merasakan sesuatu yang asing pada putri itu, entah apa.

"Apakah saya harus memilih sekarang?" Vladimir bertanya.

"Ah, kalau kau ingin memiliki spesifikasi dan syarat khusus, kita bisa membahasnya lebih dulu. Kau tidak perlu memilih sekarang," jawab sang Raja Scarletton.

Mana mungkin Vladimir bisa langsung menentukan siapa yang akan dibawanya kembali ke Kerajaan Kilau. Bagaimanapun juga, siapapun yang ia pilih nantinya akan menjadi mitra yang akan membantunya membalaskan dendam kepada Raja Lakeswara.

Tentu, Vladimir juga akan memberikan balasan yang setimpal, jika mitranya memang membutuhkan itu.

"Kalau begitu, aku akan kembali ke singgasanaku. Seperti yang Anda ketahui, aku harus senantiasa memeriksa gerbang masuk untuk memantau keadaan di luar Negeri Ilusi." Raja Scarletton tersenyum tipis, kemudian mengalihkan pandangannya kembali ke putra dan putrinya. "Kalian akan dipanggil lagi setelah tamu terhormat kita menentukan pilihannya. Oh ya, ini adalah Pangeran dari Kerajaan Kilau. Kalian mungkin akan sering berpapasan dengannya di Istana Utama."

Tepat setelah Raja Scarletton mengatakan demikian, pintu ruangan itu terbuka dengan sendirinya, Raja Scarletton keluar dari ruangan itu. Namun, tidak ada satupun dari pangeran dan putri Kerajaan Ilusi yang benar-benar berdiri hingga Raja Kilau meninggalkan ruangan.

ETHEREAL - The Kingdom of Illusion [END]Where stories live. Discover now