Bab 16

1.2K 141 4
                                    

Happy reading, semoga suka.

Full version bisa didapatkan di Playstore dan Karyakarsa. Bab per bab hanya bisa diakses di Karyakarsa.

 Bab per bab hanya bisa diakses di Karyakarsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

________________________________________________________________________________

Tiga hari kemudian, Reina mendapati bahwa Garrick kembali meninggalkan kastil. Kali ini, pria itu berkata bahwa dia mungkin baru bisa kembali setelah beberapa waktu. Reina mencoba memproses perasaannya ketika mendengar perkataan pria itu dan memutuskan bahwa ia tidak bisa menjelaskan apa yang tengah dirasakanya.

Legakah?

Entahlah.

Kesepian?

Reina tidak tahu.

Sedih?

Nonsense.

Apapun itu, Reina tidak ingin terlalu memikirkannya. Ia menghabiskan hari-harinya seperti biasa, ia sering pergi ke taman untuk duduk di sana dan mengagumi alam, satu-satunya tempat di mana tidak ada begitu banyak mata yang memandangnya waspada. Tapi siang itu, saat ia duduk di sana dan menikmati sinar matahari yang terasa menyenangkan di kulitnya, ia dikejutkan oleh sapaan seorang pelayan. Biasanya, tidak ada yang menyapa dan memedulikannya sehingga Reina terbiasa seperti itu. Tapi seorang wanita yang mungkin berusia akhir tiga puluhan mendekatinya, tampak hati-hati seolah-olah tertangkap basah berbicara dengan Reina akan membuatnya terkurung di penjara bawah tanah pria itu.

"Kau bicara padaku?" tanya Reina, sedikit heran.

"Ya, Nona."

"Ada apa?" tanya Reina lagi saat wanita kembali menoleh ke kiri dan kanan, seolah-olah dia takut akan sesuatu. "Kau tidak apa-apa?"

Wanita itu menggeleng.

"Aku ingin menyampaikan pesan, Nona."

"Pesan?" Alis Reina berkerut. "Pesan apa?"

"Dari ayahmu. Dia ingin kau menyelinap keluar dari kastil ini."

Oh, tidak itu lagi. Reina langsung menegang waspada. "Siapa kau?! Aku tidak akan tertipu..."

"Lord Flateye juga menitipkan ini untukmu, seandainya Nona tidak percaya, katanya Nona akan mengerti saat melihatnya."

Wanita itu mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan Reina terkejut ketika menerima pemberian itu. Gelang tali milik ibunya, sesuatu yang dijaga ibunya melebihi hidupnya sendiri. Ia menggenggam erat gelang itu dan menekan perasaan sesaknya. Lalu mengangguk.

"Oke, aku mengerti."

"Kalau Nona ingin meninggalkan kastil, temui aku besok sore di lumbung, sebelum matahari terbenam. Keponakanku akan membawamu keluar bersamanya."

Lalu wanita itu berlalu.

Sepeninggal wanita itu, Reina masih duduk terhenyak di bangku taman dan merenung. Apa yang harus dilakukannya sekarang? Apa Reina akan meninggalkan kastil pria itu? Tentu saja, bukankah itu yang diinginkannya sejak awal? Tapi ia tidak mau pergi ke Kastil Arsfalls. Jika ia menuruti perkataan pelayan tadi, itu artinya mereka akan membawa Reina pada ayahnya. Reina memang ingin meninggalkan kastil ini, tapi ia juga menginginkan kebebasannya bukannya terkurung kembali di kastil yang lain.

Tapi apa ia ingin tetap di sini dan membiarkan pria itu merajalela menguasai tubuh juga jiwa Reina? Bahkan hatinya? Jika ia tidak cepat pergi, Garrick akan menang dan mendapatkan segalanya. Reina tidak ingin menjadi korban dari perseturuan ini.

Pergi dari kastil pria itu adalah pilihan yang lebih baik. Nanti ketika tiba di Kastil Arsfalls, ia akan memohon pada ayahnya untuk membiarkannya pergi.


The Devil's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang