2. Dinner

22 3 0
                                    

Sakura baru saja menginjakkan kakinya di kediaman gadis itu. Ia melihat ada sebuah dus di depan pintu, lalu gadis tersebut pun berjongkok untuk meraihnya, dan memicing paket yang terdapat tulisan di atasnya.

"Untuk Sakura cantik," gumam Sakura, yang didengar oleh teman satu kerjaan sekaligus sahabat satu-satunya, yaitu Fang Yin.

Hal itu membuat Fang Yin terkekeh mendengarnya.

"Sejak kapan kamu cantik, Ra?" ledek Fang Yin.

Sakura berdiri dengan memegang dus itu, lalu menajamkan matanya kepada Fang Yin. "Tidak usah meledek kamu, ya!"

"Ya, habisnya mencurigakan. Apa kamu diteror, Ra?"

Sakura hanya mampu mengedikkan bahunya acuh. "Buka di dalam aja, deh. Kamu mau main di rumahku dulu, 'kan?"

Fang Yin mengangguk, kemudian Sakura membuka pintu rumahnya lebih dulu. Setelah itu, barulah mereka berdua masuk yang mana tidak ada orang sama sekali. Hari ini memang jadwalnya Ume berkumpul dengan teman sosialitanya, dan Momo pastinya masuk kelas kuliah sore.

Sampai di kamar tanpa berbasa-basi lagi, Sakura duduk di tepi kasurnya dan meletakkan dus itu di atas kasur, lalu diikuti Fang Yin yang duduk di sebelah Sakura.

Membuka dus tersebut tanpa berpikir dua kali, Sakura membelalakkan mata dengan apa yang ia dapat. Begitu juga dengan Fang Yin, tidak menyangka jika ada barang semewah ini yang dipaketkan ke Sakura. Walau Fang Yin termasuk dalam golongan konglomerat, tetapi melihat barang semewah ini juga Fang Yin akan terkejut.

Sebuah gaun berwarna pink pudar mewah dengan sepatu kaca bermerek. Fang Yin meyakini sepatu kaca itu seharga $2.543 atau jika dirupiahkan adalah sekitar Rp40.383.000-an juta. Kalau gaun, Fang Yin yakin seharga rumah elit di kawasan kelas atas.

Sakura mengambil surat yang tersisih setelah barang itu dikeluarkan.

"Baca, Ra," pinta Fang Yin, ikut penasaran.

Fang Yin sudah tahu kalau sahabatnya itu akan menikah dengan pria tua dan dijadikan istri kedua, maka dari itu ia main ke rumah Sakura setelah pulang kerja, karena mereka ingin merencanakan sesuatu untuk mengerjai calon Sakura.

"Nanti dipakai saat dinner, ya, Sakura sayang. Nanti saya jemput tepat pukul tujuh malam. Sampai bertemu, Cantik," gumam Sakura. Setelah membaca itu, ingin rasanya gadis tersebut muntah.

Fang Yin tertawa. "Baru kali ini aku menyaksikan kamu diberikan barang mahal dan akan diajak dinner dengan bahasa yang cukup membuatku geli, Ra."

"Kamu yang cuma dengar aja geli apalagi aku."

"Dulu Christo romantis tapi kayaknya tidak seperti ini juga. Ini terlalu lebay," komentar Fang Yin dengan menyebut nama mantan Sakura yang terakhir. Hal itu jelas saja membuat mata Sakura membelalak dengan menepuk sedikit keras lengan Fang Yin.

"Tidak usah membicarakan Christo lagi bisa? Aku udah move on, ya!" seru Sakura.

"Baik, Tuan Putri." Fang Yin meraih gaun cantik itu, kemudian menatap Sakura penuh arti. "Aku ada ide."

Sakura menatap balik Fang Yin, di mana gadis itu sudah melebarkan senyumnya penuh kejahatan. Kemudian, sahabat Sakura itu membisikkannya, membuat Sakura semakin terkejut dengan ide brilian sahabatnya satu ini.

Ide yang benar-benar memalukan diri sendiri, tetapi bagi Sakura tidak masalah. Demi menggagalkan pernikahan dengan pria tua yang menjadikannya istri kedua, maka Sakura akan melakukan segala cara. Masalah utang bisa ia bayar dengan mencicil saja, 'kan?

Namun, mamanya ini benar-benar tidak mengerti Sakura. Persetan dengan wasiat, Sakura tidak peduli.

***

Restart LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang