FUCKBOY | Dua

8 2 0
                                    

 Bagaiamana bisa seseorang duduk di atas pelaminan sedang duduk diantara dua sujud saja ia tinggalkan.


-

Kemarin adalah hari yang bagaikan penuh dengan alarm pengingat. Bayangkan saja bertemu dengan Rama dihari comblang perjodohanya adalah hal diluar ekspektasi Syanaz. Dia tidak menyangka kalau lelaki yang akan menjadi calon imamnya adalah Arama Mahardika.

Siapa sih Arama Mahardika itu?

Dia adalah lelaki tampan dengan segudang pesona yang menggiurkan, dari keluarga terpandang dan prestasi yang gemilang. Seperti satu bintang ditengah kota yang terang, sosoknya yang sempurna adalah daya tarik untuk kaum perempuan. Sayangnya, dia adalah mahluk tak berperasaan, seenak jidat memacari perempuan lalu ditinggalkan begitu saja. Terus menerus sampai predikat playboy and fuckboy melekat sebagai gelar dirinya.

"NANAAAS!"

Syanaz yang sedang melamun sontak berdiri, "IYA, MA?!" balasnya berteriak.

"TOLONG BUKAIN PINTU DI LUAR ADA TAMU!"

"IYAAA!" balasnya lagi tak kalas keras. Syanaz tidak tahu di mana Vita berada sampai berteriak sekeras itu. Sederhananya mungkin mama Vita sedang sibuk sampai harus menyuruhnya.

Lalu gadis dengan rambut terurai itu mengambil jedai rambut, mencepol asal rambutnya dan mengambil jilbab instan lalu ia pakai. Segera ia turun ke lantai satu untuk membuka pintu. Entah siapa yang bertamu di malam hari.

"Assalamu'alaikum calon bini."

Shit!

Kenapa ada wajah Rama setelah ia membuka pintu? Seperti petaka di atas petaka.

"Walekumsalam!" ketusnya.

"Ulu-uluhh jelek amat Buk" ejek Rama.

Syanaz berdecak. "Ngapain lo ke rumah gue? Dan dari mana lo tau rumah gue?"

"Suruh masuk dulu dong calon suami lu."

"Ogah!" ketusnya tanpa mempersilahkan Rama masuk. "Lo datang ke rumah gue pas selesai azan, emang selama perjalanan ke sini lo nggak liat masjid apa?" tanya Syanaz seraya melipat tangan di depan dada.

Rama mengacak rambut. "Buru-buru mau nganterin ini!" Seraya memperlihatkan paperbag coklat. "Souzon lo jadi orang. Belum nikah aje udah ngeselin ye."

Syanaz menerimanya. "Makasih. Udah, 'kan? Pulang sana!"

Rama mengelus dada, agak gimana gitu ya moncongnya si Syanaz, rasa-rasa pengen ditampol pake bibir biar toubat. "Iye ini mau pulang! Lo kira gue sengganggur itu apa mau singgah di rumah lo," ucapnya hendak berbalik, namun urung kala seseorang yang di belakang Syanaz menyapa dirinya.

"Wah ada Rama cogan. Udah lama, Nak?" tanya Vita, ibu Syanaz.

Buru-buru Rama menyalimi tangan Vita. "Belum, Tan. Kebetulan ini mau pulang."

"Lho? Kok pulang sih? Singgah dulu yuk makan kue! Tante lagi bikin cake lemon nih."

Rama menggaruk belakang telinga, melirik Syanaz sebentar lalu kembali menatap Vita. "Nggak deh, Tan. Nanas bilang lagi gak nerima tamu."

Syanaz melebarkan mata menatap Rama yang tersenyum polos. "Aak!" keluhnya lalu menatap pelaku yang mencubit pinggangnya. "Mama!"

"Sunnah memuliakan tamu!" balas Vita.

Syanaz mengerucutkan bibirnya pasrah dengan segala tingkah sang ibu tiri yang bertambah aktif saat di depan Rama, perempuan itu mengajak Rama masuk ke rumah hingga dapur dan entah bagaimana bisa Syanaz juga berada di dapur. Duduk di kursi pantry bersama Rama di sampingnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY HUSBAND IS A FUCKBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang