Chapter 23. (Open PO 5 April)

15.6K 1.2K 92
                                    

Serius aku minta tolong. Tolong dong cari cerita yang isinya sama kayak cerita aku soalnya kata kak leyh_ha di komentar Bab sebelumnya kalau dia ada nemu cerita yang sama dengan ini.

 Tolong dong cari cerita yang isinya sama kayak cerita aku soalnya kata kak leyh_ha di komentar Bab sebelumnya kalau dia ada nemu cerita yang sama dengan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, matahari mulai menyinari bumi menganggu pasangan suami istri yang sedang terlelap di atas kasur seraya berpelukan. Orang yang pertama membuka mata adalah sang istri yang tak lain adalah Alera.

ia mengucek-ngucek matanya guna memperjelas penglihatan. Selanjutnya, mata gadis itu menyipit karena sinar matahari, ia juga mendapati wajah tampan sang suami yang tepat berada di depan wajahnya. Senyum sekilas terpasang namun tiba-tiba Alera tersadar bahwa sebentar lagi ia berserta anak dan suaminya akan kembali ke desa.

Lekas, ia bangkit dari tempat tidur. Ia memandang beberapa kantung kain yang sudah diisi dengan peralatan-peralatan yang siap di bawa untuk kembali ke desa. Ya, semalam mereka bersama-sama membereskan semua ini dan Enzi sendiri juga turut ambil andil.

Gerakan Alera tampaknya berhasil membangunkan Lendra terbukti dari mata pria itu yang perlahan mengerjap. Tak hanya itu saja, tangan Lendra juga turut meraba-raba sebelahnya guna mengecek sang istri.

Merasa tempat itu kosong Lendra langsung membuka lebar matanya seraya bangkit dari tempat tidur. Ia mengedarkan pandangannya dan menemukan sang istri sedang berjongkok di depan baju-baju yang sudah dikemas.

"Sayang? Kamu sedang apa?" tanyanya.

Alera menoleh ke arah sang suami sekilas kemudian kembali menatap baju-baju itu. "Em, hanya memastikan barang-barang kita agar tidak ada yang tertinggal," jawabnya.

Lendra tak menjawab, ia bangkit kemudian berjalan ke arah sang istri. Saat ia tepat berdiri di belakang Alera, ia menunduk kemudian mencium pucuk kepala sang istri. "Mandi yuk, Sayang," ajaknya.

"Mandi saja sendiri," jawab Alera cuek. Sebenarnya ia sedang mencoba menyembunyikan debaran jantungnya yang menggila. Bagaimana tidak menggila kalau Lendra tiba-tiba mengecup pucuk kepalanya dari belakang?

Jawaban cuek sang istri membuat Lendra merengut seperti anak kecil. Sangat tidak cocok dengan wajah serta usianya yang telah menginjak usia tiga puluh tahun. "Ayolah, mandi bersama, ya?" ucapnya memelas.

Perlahan senyum Alera mengembang. Inilah sifat sang suami yang mulai ia sukai. Yaitu sifatnya yang kadang bertingkah seperti anak kecil. Memang, sifat seperti ini bukan pertama kali terjadi, melainkan telah sering selama beberapa belakangan ini.

Alera bangkit seraya tersenyum manis kemudian menggenggam tangan sang suami. "Ayo mandi."

"Mandi bersama?" tanya Lendra senang.

"Tentu. Ayo!"

~o0o~

"Siap?" tanya Hawi pada Lendra.

Farmer's Wife (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang