TL 33

1K 186 176
                                    

Terhitung hampir 4 hari Ara tidak pulang ke mansion keluarganya selama itu pula Shani tak pernah tenang di malam harinya ia akan tertidur jika sudah lelah karena menangis, Shani dihantui oleh perasaan bersalah kemana hilangnya hati nurani Shani saat itu ia pun mempertanyakannya sekarang

Perubahan drastis juga Oniel dan Mira rasakan Ara menjadi pendiam tatapannya seakan menghunus setiap orang yang ia lihat, bahkan Oniel maupun Mira mendengar aduan bahwa banyak karyawan yang merasa ketakutan karena perubahan sikap Ara akhir akhir ini tak ada toleransi bahkan untuk kesalahan kecil banyak kepala divisi yang menepuk jidat saat laporan mereka ditolak mentah mentah meskipun hanya kurang titik di akhir kalimat

"Ra istirahat?" Ara yang tengah menunduk menompang jidatnya di atas kedua tangan yang ia satukan mengadah pada Mira kemudian menggeleng

"Ini bukan hal biasa sampe sampe lo kehilangan diri lo sendiri, apa yang terjadi?" Mira berjalan mendekat kearah Ara ia bisa mendengar helaan nafas yang lolos begitu berat

"Banyak yang terjadi mir, satu kesalahan yang di toleransi akan menimbulkan kesalahan yang lainnya, udah cukup gue biarin itu terjadi di depan mata kepala gue sendiri, sekarang gaada kesempatan lagi untuk melakukan kesalahan!" Ara menggeleng sorot matanya datar menatap ke arah lain

"Gue temen lo ra dari kita ga ngerti apa apa, gue tau siapa lo, dan ini bukan diri lo sendiri" Mira menjeda kalimatnya semakin Mira merasakan amarah Ara semakin dia tau sedalam apa luka yang Ara rasakan

"Ini karakter baru yang lo buat dari segala rasa sakit yang lo rasain!" Lanjut Mira, Ara mengangguk setuju

"Biarin karakter ini tumbuh mir, gaada yang bisa kendaliin amarah gue sekarang bahkan diri gue sendiri!" Mira terdiam ia menatap Ara yang malah membuang wajahnya ke sembarang arah, Mira menghela nafas beranjak dari tempat duduknya

"Apapun itu jangan sampe lo kehilangan hati nurani lo sendiri!"

Perkataan Mira barusan berhasil menancap di lubuk hati Ara ia menarik nafasnya dalam-dalam, Ara menyadari bahwa dirinya akhir akhir ini memang sedikit kejam Ara bahkan memecat seorang OB yang tak sengaja memecahkan gelas di depannya Mira benar ia kehilangan dirinya sendiri

"Gimana?" Oniel langsung membuntuti Mira begitu dia keluar dari ruangan Ara wajah Mira tak menandakan bahwa ia baik-baik saja

"Ada sesuatu yang terjadi tapi kita gatau apa, ara jadi sekejam ini bukan tanpa alasan" Oniel terdiam mengatupkan bibirnya

"Apa harus kita tanya ka shani?" Mira melirik Oniel

"Apa peduli ka shani sama ara niel?" Oniel menggaruk kepalanya yang tak gatal

"Pasti ada hubungannya mir, gue ga pengen dia lewatin batas lagi udah tiga karyawan di pecat dan itu bukan karena kesalahan fatal!" Ujar Oniel mengungkapkan keresahannya

"Kita mungkin bisa lewat ka sisca" usul Mira keduannya saling bertatapan penuh arti sedetik kemudian mengangguk setuju sepertinya mereka memikirkan hal yang sama

Ting!

Sisca menunduk membaca pesan singkat yang dikirim Oniel ia berdeham keras sontak semua pasang mata menoleh pada Sisca, Gaby menepuk keras bahu Sisca ia terkejut tadi

"Ada apa sis?" Tanya Anin, Sisca menunjukan cengirannya seraya menggeleng kecil

"Jadi sampe mana pembahasan kita tadi?"

"Kita lagi ngomongin arisan, yang menang bulan ini feni" Feni bertepuk tangan kecil ia jadi tak sabar menunggu weekend tiba untuk menerima uang dari teman-temannya

"Btw nin lo gamau ada gender reveal?" Tanya Feni ke arah Anin

"Gaada kayanya paling syukuran biasa aja" jawab Anin, sejujurnya ia ingin tapi Anin juga melihat kondisi rasanya tak mungkin Gracio menuruti keinginannya

TWO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang