SSTHL: Gara-Gara Tepukan Bahu

5 1 0
                                    

[...Kata orang jatuh cinta itu bermula dari sebuah tatapan mata lalu turun ke hati yang kemudian tumbuh perasaan suka, lalu rasa sayang, dan berakhir menjadi cinta...]

🍂🍂🍂

Update! yeayy!

Sebelum tidur, baca Yubicouple ini dulu buat menemani kalian yaaaa..

Happy reading guysssss🫶🏻

Bagian 2: Gara-Gara Tepukan Bahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 2: Gara-Gara Tepukan Bahu


Sejak Laksamana Salahuddin Ayyubi aqil baligh dan mengenal apa artinya jatuh cinta, hatinya langsung berlabuh pada satu orang. Kakak kelasnya: Yubiana Yashbi.

Hari itu masa orientasi siswa baru SMA Tanjung Muara. Semua murid baru dikumpulkan di lapangan basket membentuk formasi barisan memanjang. Suasana riuh oleh suara-suara para murid baru yang sibuk mengatur barisannya sendiri dan baru hening ketika ketua OSIS menyuarakannya untuk diam dengan lantang.

Lima menit berselang, barisan sudah rapi. Kegiatan pun dimulai. Dimulai dengan pembukaan, kata sambutan dari kepala sekolah—yang diwakili oleh wakilnya, sambutan ketua OSIS, sampai pembagian kelompok.

Semua berjalan biasa saja sebagaimana mestinya. Laksamana yang memang benci berdiri lama-lama untuk sekedar mendengarkan ocehan orang-orang yang ada didepan sana—kecuali pada saat upacara bendera dan upacara kepahlawanan lainnya—merasa amat bosan sekaligus capek. Sesekali kakinya ia tekuk untuk mengurangi rasa pegal. Tangannya sesekali berada di depan, kemudian di belakang atau memainkan bet namanya. Hingga kegiatannya itu di interupsi oleh tepukan dibahunya yang cukup untuk mengangetkan Laksamana dari dunianya sendiri.

"Berdiri yang tegak! Nggak sopan, Wakepsek lagi ngomong bukannya di perhatikan!"tegur orang itu membuat laki-laki dengan seragam SMPnya—memakai topi kerucut yang terbuat dari karton dan kalung permen yupi sebagai hiasan—menolehkan kepalanya pada si penegur.

Bukannya menundukkan kepala karena takut. Laksamana justru tersenyum manis sekali pada sosok di hadapannya yang membuat raut wajah sok serius dan marah itu. Sepeninggal orang itu dari barisan Laksamana, fokusnya beralih dari yang seharusnya ia fokus pada keberlangsungan acara hari ini. Laksamana malah lebih fokus untuk mencari-cari anak OSIS yang menegurnya tadi.

Sampai kegiatan masa orientasi siswa selesai dan proses belajar-mengajar dimulai, sekitar seminggu bersekolah, bak mendapatkan sebuah harta karun. Laksamana Salahuddin Ayyubi begitu senang ketika mengetahui nama anggota OSIS yang menegurnya waktu itu sekaligus juga kakak kelasnya yang selama ini ia perhatikan secara diam-diam.

Bermula dari teguran menjadi rasa suka dan bertambah besar menjadi rasa cinta yang Laksamana pendam selama dua tahun masa SMA—karena di tahun ketiga mereka tidak lagi bertemu. Hanya untuk seorang perempuan bernama Yubiana Yashbi.

Someone Still that He LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang