Prolog

2.4K 246 9
                                    

Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi semua yang merayakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi semua yang merayakan.

And happy reading, semoga suka.

Full version sudah tersedia di Karyakarsa ya, langsung tamat. Hope you'll love it.

 Hope you'll love it

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

____________________________________________________________________________

Jasmine langsung tahu pada saat itu juga, ketika ia membuka matanya, rasanya ada sesuatu yang tidak benar, tidak pada tempatnya. Kepalanya seperti dipukul godam keras dari dalam dan rasanya mau pecah, ini hampir tidak pernah terjadi pada dirinya. Begitu juga dengan kamar ini, ada sesuatu yang berbeda. Penerangan di kamar ini terlalu lembut, tidak seperti kamarnya sendiri.

Jasmine mencoba untuk bergerak tapi kepalanya sakit setengah mati sehingga ia kembali berbaring sambil berusaha keras mengingat kembali kejadian tadi malam.

Ya, ia ingat, ia menghadiri sebuah pesta – setidaknya itu ingatan pertamanya tentang tadi malam. Setelah itu, asupan alkohol yang ditenggak Jasmine pasti telah mengaburkan ingatannya.

Well, itu adalah kesalahan Jasmine sendiri dan ia menyadarinya. Ia tidak seharusnya pergi ke pesta di mana ia tahu kalau Jeremy juga akan berada di sana. Jeremy – pria yang telah meninggikan harapannya selama tiga tahun ini dan yang bersikap seolah-olah Jasmine adalah satu-satunya wanita yang diinginkannya sebelum kemudian dengan entengnya pria itu mengakhiri hubungan mereka. Dengan kata-kata yang sama sekali tidak berperasaan, menurut Jasmine.

Ini bukan karena kau, Babe, tapi karena aku, oke? Aku yang tidak bisa berkomitmen saat ini, jadi kupikir lebih baik jika kita berpisah sementara dan..."

Bajingan itu!

Bunyi air pancuran yang mengalir samar mengalihkan pikiran Jasmine dan ia membeku. Sial! Rupanya ia tidak sendirian. Dengan panik ia mencoba mengingat kembali apakah ia sempat berbicara dengan pria, pria mana saja, pria asing, siapapun yang ditemuinya di pesta itu tapi Jasmine tidak bisa mengingat apapun. Benaknya kosong. Walaupun kepalanya nyaris pecah saat Jasmine berusaha bangkit, ia tetap memaksa untuk duduk agar ia bisa melihat sekelilingnya. Ia mengedarkan pandang sekilas dan langsung tahu bahwa ini sama sekali bukan rumah Gina. Dekorasi kamar ini terlalu kaku dan sedikit hambat dan kamar ini juga terlalu besar. Ini pasti kamar hotel. Di mana hotel itu berlokasi adalah cerita lain, pertanyaannya adalah bagaimana Jasmine bisa berakhir di sebuah kamar hotel?

Ia lalu menatap ke bawah, memandang dirinya sendiri dan menyadari bahwa ia telanjang. Sialan! Dasar sial! Could it get any worse than this? Shit! Double shit!

Jasmine lalu melihatnya, bagaimana pakaiannya telah bertebaran di kamar seperti confetti. Satu stocking-nya menggantung di punggung kursi, bra-nya pasti dicampak dan menggantung di sudut televisi. Sial! Semua bukti menunjukkan bahwa ia telah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya ia lakukan – meminum vodka.

Selalunya saja seperti itu. Anggur, bir, atau minuman alkohol apa saja, ia bisa menanganinya dengan baik. Tapi tidak dengan vodka. Entah untuk alasan konyol apa, setiap kali ia menenggak alkholol, maka ia pasti akan berada dalam masalah. Terakhir kali ia berurusan dengan vodka, Jasmine bertemu dengan Jeremy.

Dan lihatlah, di mana ia berakhir sekarang.

Ini sama sekali tidak baik. Kapan saja, orang yang ada di dalam kamar mandi itu akan keluar dan memikirkan itu saja sudah membuat Jasmine panik. Ia dengan cepat bangkit, mengabaikan kepalanya yang bertalu hebat lalu dengan cepat menyambar pakaiannya, mengenakannya sembarangan lalu meraup sisanya dan kabur dari kamar hotel terkutuk itu.




In Bed with a Stranger - sudah tamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang