0.0

560 51 4
                                    

ini hari minggu, untuk seorang siswa seperti sunghoon akan memilih tidur seharian daripada jalan jalan menikmati weekend namun kakak sepupunya datang hanya untuk menitipkan sang buah hati.

bunda menerima sang keponakan dari anak kakaknya dengan senang hati, terlebih lagi sunghoon sudah tidak mau ditimang timang seperti dulu.

oke kini beralih kesofa ruang tamu, ada sunghoon yang tidur selonjoran diatas sofa sambil melihat anak kecil gempal itu mewarnai.

"om kenapa nelayan mancing dilaut? kan dipasar banyak." terhitung sudah 10 pertanyaan aneh dari sikecil riki yang serba kepo.

"kalo mereka ga mancing dilaut kamu beli ikan dimana emangnya?" tanya sunghoon dengan nada jengkel.

"disupermarket." jawab riki sambil fokus mewarnai bukunya dengan absrak.

terlihat sunghoon sudah menggaruk kepalanya kesal karna jawaban polos riki, sementara bundah tertawa mendengar hal itu.

sunghoon kini memainkan ponselnya untuk melihat agenda sekolahnya besok, walaupun masih siang tak jarang temannya menanyakan tugas sebelumnya.

riki sudah bosan dengan buku gambarnya dan melihat sunghoon memegang ponsel mirip punya ayahnya, dengan pelan mendatangi sunghoon dan bertanya.

"ada game apa om?" sunghoon melirik bocah disebelahnya yang menatap ponselnya juga, lalu mematikan ponsel itu dan berpura pura tidur.

"heh kamu ini, adeknya bukan diajak main malah tidur." bunda datang dengan membawa makan siang serta minuman dengan porsi kecil.

"ah bunda bawain untuk aku ma-

"eh enak aja, ini untuk riki, kamu ambil sendiri sana."

tangan sunghoon yang sudah mengadahpun diturunkan lalu berjalan sempoyongan kearah dapur, riki yang melihat itupun terheran.

"kok om sunghoon jadi zombie?" pecah sudah humor sang bunda, lalu mengelus surai halus itu dan berkata "udah jangan gitu nanti kamu digigit sama dia, ini makan siang kata mami kamu belum makan."

dengan cepat riki mengangguk dan memasukan makanan itu kemulutnya, bersamaan dengan sunghoon yang berjalan melewati riki dan bunda.

"kalo makan dikamar jangan diatas kasur ya.."

tentu tidak dihiraukan oleh sunghoon, karna pantatnya sudah menduduki kasur kesayangannya.

saat menikmati sambal belacan buatan sang bunda nada dering ponsel berbunyi dan tertera nama "Mancing Mania Anjay" dengan berat hati dirinya bergabung dengan grubnya.

"jam 2 rumah gw cuk."

"pain?"

"males gua mau ngapel sama ayang."

"tai giliran susah sama kita."

"ayo hoon lu diem mulu."

"gua makan, setan."

"serem amat anjir lu makan setan."

"auk gelap."

"dah ntar rumah gw, ada tetangga baru cuy bening dari aussie."

"yeu giliran bening aja lu semangat seung."

sunghoon? sudah keluar kamar untuk meletakan piringnya diwastafle dan meninggalkan teman temannya yang memanggil diponsel.

saat melewati ruang tamu ia tak menemukan bunda dan riki disana, apa mungkin bunda mengajaknya kewarung untuk menemani berbelanja? atau yang lainnya? masa bodo sekarang sunghoon mau siap siapan kerumah temennya.

ini sunghoon sedang berkaca, kini dirinya memakai kaos item oblong dengan tulisan darinya dibagian punggung 'Gabisa ambil hati, ambil aja batu' yang terinspirasi dari toktik dan celana tranning dasadi.

sambil bergumam "ganteng gini gapunya pacar, mana mungkin." terserah.

setelah mengambil ponselnya dan berjalan keluar rumah menemukan riki dan bunda memasuki rumah dengan kantong plastik ditangan.

"mau kemana?"

"ke rumah heeseung, izin ya bun." bunda mengangguk, lalu disusul suara teriakan nyaring.

"OM RIKI IKUT." sial sunghoon lupa ada bocah itu dirumah.

"bawa aja kan dirumah heeseung banyak anak anak." dengan berat seberat hutang teman sunghoon membawa riki ikut bermain dengannya.

dengan kereta vespamatic berwarna kremnya, diajaknya riki berdiri didepan tanpa disadarinya riki memegang mainan pencetak gelembung sabun berbentuk pistol bernuansa kuning.

haha tes ombak dulu ya.
penuh cinta, ren.

BubblesWhere stories live. Discover now