0.1

315 49 5
                                    

sesampainya dirumah heeseung, sunghoon memarkirkan motornya dihalaman heeseung yang luas. sunghoon dan rikipun turun dari motor dan memasuki pintu rumah yang terbuka.

"eh sunghoon? mau main ya?" sunghoon mengangguk lalu menyalim orang yang menyandang orang tua sahabatnya itu. "kamu bawa siapa hoon?" tanya ibu melihat riki yang memeluk kakinya.

"anaknya kakak bunda, bu ki ayo kenalin diri." sunghoon mendorong tubuh kecil itu kedepan agar menampakan dirinya lebih jelas.

"aku riki ibu.. salam kenal.." dengan gemas tangan wanita berumur itu mengelus surai lembut itu "ayo ikut ibu main kesebelah rumah, abang abang ini mau main ikut ya?" mendengar kata main riki mendongakan kepalanya keatas seolah meminta izin.

apalagi? sunghoon iyakan aja lumayan bocah itu tidak mengangguk waktu mereka bermain, dengan cepat tangan kecil itu berpindah ditangan ibu heeseung.

"bu? ngomong sama sia- wes udah nyampe aja lu, siapa tuh megangin pistol." heeseungpun turun dari tangga dan melihat ibunya sunghoon serta anak kecil didepan pintu.

"kamu main dirumahkan? jagain rumah bunda mau kesebelah sama riki jangan ribut nanti pak rtnya datengin rumah karna kalian main ps kaya teriakin maling." sunghoon dan heeseung tertawa tidak berdosa.

setelah itu ibu dan riki pergi, disaat bersamaan teman mereka juga sampai jay dan permainan merekapun dimulai.

kini kita pindah ke riki dan ibu heeseung, yang bersinggah kerumah tetangganya yang kembali menginjakan kaki ditanah air setelah beberapa tidak kembali.

"eh ibu heeseung bawa anak kecil? siapa?" tanya seorang wanita, yang riki pikir adalah albino karna mempunyai rambut putih panjang

"adeknya temen heeseung, ayo riki kenalan sama tante." rikipun meremas mainan pistol gelembung itu "aku riki tante.."

setelah itu wanita albino kata riki tertawa pelan dan memberikan kue coklat kearahnya sambil berkata "mau main sama kak jaeyun ga? biar tante panggilin."

ini riki diajakin main mulu sama orang heran, rikipun mengangguk pikirnya lagi kak jaeyun adalah orang yang sama sepertinya mungkin selisih satu tahun dengannya yang sekarang sudah 6tahun.

namun anak sekecil itu berkelahi dengan ekspetasinya sendiri, setelah melihat sosok kak jaeyun yang baru saja turun dari tangga dengan pakaian kasual.

"nah jaeyun kebetulan, ajakin riki main ya?" mau tak mau jaeyun mengangguk walau dalam hati mendumel.

jaeyun dan riki sedang dihalaman rumah jaeyun, awalnya rikilah yang terus mengajak jaeyun berbicara namun jaeyun masih remed dalam bahasa indonesia hanya mengangguk seseekali menjawab dengan iya, iya, dan iya.

karna bosan riki mengajak jaeyun untuk mencoba mainan barunya yang berbentuk pistol, karna jaeyun hanya menatap mainannya rikipun menunjukan cara bermainnya dan berakhir bermain dengan tawa bahagia dari keduanya.

riki menembakan pistol gelembungnya kelangit dan tak jarang menemukan gelembung yang besar dan meletus dengan indah.

"kak tembakin buat riki ya? mau letusin jugaa." melihat itu jaeyun mengangguk karna riki memberikan pistol kearahnya.

gelembungpun berterbaran diatas mereka tak jarang riki melompat lompat untuk meletuskan gelembung yang besar, tak lupa tawa kecil dari jaeyun dan riki mengisi suara dari halaman depan.

masih ingatkan ini disekitar rumah heeseung? tentu saja tawa dari jaeyun dan riki membuat mereka mencari suara tersebut.

"darimana tuh ketawa?" tanya sunghoon sambil menoleh kanan dan kiri.

"lu punya kuntilanak laki laki seung?" tanya salah satu dari mereka- jay bergidik seram.

"ada ada aja lo, kuntilanak ya cewe anjir." heeseungpun memukul pundak temannya.

saat sunghoon mencari dari jendela kamar heeseung, ia menatap bocah yang sangat dikenali riki sedang bermain bersama anak lelaki yang menatap riki sambil tersenyum.

"bening banget cuy." tanpa sadar sunghoon mengucapkan itu membuat kedua temannya datang ke jendela untuk melihatnya.

"itu tetangga baru lo?" tanya jay, karna selama mereka bermain tak pernah melihat lelaki itu disini. heeseung hanya mengangguk tak yakin dirinya juga terpesona melihat lelaki bersama riki itu.

penuh cinta, ren

BubblesWhere stories live. Discover now