CEO & GK - [pertama kali bertemu]

6.7K 40 0
                                    

"ahhh" sesekali wanita itu melenguh dalam setengah sadarnya.

Ketika seorang pria tengah menikmati halus dan lembutnya kulit putih milik wanita cantik di hadapanya ini

Sesekali ia menahan diri untuk tidak melanjutkan kegiatanya, menatapnya tajam dari ujung rambut hingga ujung kaki

Namun pertahananya selalu runtuh ketika menatap dua gundukan indah dan lembah basah yang tersaji di hadapanya

Ia selalu menegukkan ludah, bahkan mengusap bibirnya kasar. Tak mau kehilangan banyak waktu ia segera melumat bibir itu rakus, kasar hingga menyeluruh ke seluruh wajah, leher dan tibalah di dua gundukan yang sedari tadi menggunggah hasratnya itu.

Ia memainkanya, memijat dan memilinya dengan jari-jarinya yang menari-nari di atasnya

Menyesapnya dengan lembut hingga kasar dan keras. Hingga pemiliknya melenguh dengan mendongakkan kepalanya

"Ahh emmmh"

Matanya masih terpejam namun tubuhnya tak dapat menolak ketegangan sentuhan yang ia rasakan

Perlahan ia menggesekkan miliknya ke lembah milik perempuan yang dikungkunginya. Memasukkan dan mendorongnya dalam sekali hentakan.

"Aaaaaakhh"

"Aaaaaahhh"

"Ouuuuuh Tolhonghhh"

Gerakan keras itu terjadi berulang-ulang dengan brutal. Dimana sang pria mengingat bagaimana ia di permalukan di depan teman-temannya

Ia membungkam mulut wanita yang tiada henti berteriak kesakitan, hingga sampai di kedua kali ia merasakan puncak kenikmatan.

Segera ia memasukkan miliknya kedalam celananya dan menarik resleting. Menatap tajam sang wanita di hadapanya dan tanpa sadar, ia melihat tanganya yang terdapat percikan darah

Ia mencari sumber darah dengan mencarinya di bagian tubuhnya namun tak juga ia temukan.

Sampai akhirnya ia melihat sprei yang ada di hadapanya terdapat rembesan, sedikit darah yang sudah berpindah di bagian resleting celananya

"Dia masih perawan" gumamnya

* * *


Seorang wanita yang sedang menaruh beberapa piring dan gelas di atas meja, dimana sekelompok pemuda sedang duduk melingkar di sana.

Seorang lelaki diantaranya menarik pinggang rampingnya hingga terduduk di pangkuanya.

Ia terkejut namun tak dapat melepaskan diri darinya. Sedang para laki-laki itu bersorak tertawa.

"Tolong ambilkan beberapa minuman dan tuangkan untuk kami" bisik lelaki itu

Setelah pelukan terlepas ia segera beranjak pergi ke kitchen.

"Kenapa Ra?" Tanya Aldo teman kerjanya

"Huff, laki-laki sinting. Dikira aku pelacur apa, seenak jidat narik aku begitu" kesalnya. "Waiters sama pelacur bukan pekerjaan yang sama!kesel banget tau"

"Yaudah mau apa? Biar aku yang anter"

"Wine 5" ketusnya

Terlihat dari kejauhan, tampak 5 lelaki itu sedang menertawakan dia dan apa yang telah dilakukan oleh temanya tadi

"Ra, mereka gak mau aku layanin. Katanya harus kamu" ucap Aldo sembari menyerahkan nampan beserta isinya. "Semangat, jaga jarak aja kalo kamu nggak nyaman" lanjutnya sambil menepuk bahu Raina

"Huufft" segera ia berjalan dan menaruh beberapa botol beserta gelasnya di meja pelanggan

Sebelum ia berhasil melarikan diri, laki-laki yang tadi kembali menggenggam tanganya dan berhasil menarik hingga ia menghadap kearah laki-laki itu

"Temani kami minum"

Raina melepas genggamanya dan sedikit berteriak "saya bukan pelacur!" Seketika semua lelaki yang ada disana sedikit terkejut dan mengeluarkan suara "woooow"

Itu sudah pukul 10 malam dan mereka adalah pelanggan terakhir. Pelanggan yang tidak pernah datang kesana sebelumnya.

Karena merasa tertantang dengan wanita kecil di depanya, kembali pria itu menarik dan memangkunya. Tidak hanya itu ia meminumkan segelas penuh wine yang ada di tanganya

Raina menolak dengan menarik tubuhnya dan menggertakkan kakinya berkali-kali. Namun nihil, minuman itu berhasil lolos masuk ke kerongkonganya dengan mulus

Beberapa detik mereka bertatapan, Raina memberontak, berdiri dan menampar pria yang di depannya.

Suasana menegang. Bagaimana tidak, seorang Robo di tampar di depan teman-temannya. Pria dengan penuh keangkuhan yang bahkan tak berperasaan itupun menggeram. Otot-otot keningnya menegang, sedangkan semua temannya diam tak berkutik

Dengan kasar, Pria itu menariknya dengan keras hingga ia terduduk di lantai, menekan kedua pipinya dan menegukkan wine yang masih penuh dari botol langsung kedalam mulut Raina

Raina memberontak dan memukuli tangan keras pria itu. Minuman hampir habis dan membuat ia tersedak karena tangan pria itu dengan keras mendorongnya, hingga wine yang tersisa itupun jatuh ke kemeja putih yang ia kenakan

Cairan itu mangalir ke dadanya hingga membuat setengah dadanya sedikit menerawang. Robo melihat itu dengan sedikit meneguk liurnya sendiri

Raina berdiri dan ingin memaki pria di depanya, namun sebelum itu terjadi tiba-tiba kepalanya pusing, telinganya berdengung kencang dan pandanganya kabur

Tubuhnya terhoyong dan tertahan oleh tubuh kokok di depanya.

*

Ingatan itu berputar -putar di kepalanya. Bagaimana tidak, ia kini sedang terbaring tanpa pakaian di balik selimut yang menutupi tubuhnya.

Di dalam kamar hotel yang bahkan ia tak pernah memasukinya. Kepalanya yang pusing, perut sedikit sakit dan yah bagian intimnya yang sangat ngilu

Ia bahkan hampir tak bisa bangun, namun ia terus berusaha karena ia harus segera pergi untuk sekolah

Ia menyingkap selimut dan bergegas pergi ke kamar mandi. Setelah selesai mandi ia memunguti pakaianya dan berberes untuk meninggalkan kamar hotel.

Namun ia terkejut ketika mendapati rembesan darah yang ada di seprei. Mulutnya menganga dan ia benar-benar terpukul.

Duduk di ranjang, menangis dan meratapi apa yang telah terjadi. Hatinya terguncang hingga ia benar-benar putus asa.

Kini ia tengah berada di sekolah, terdiam diantara banyak teman-temannya yang meramaikan kelas. Ia memang tak memiliki banyak teman tapi bukan berarti dia di kucilkan

Wajahnya yang cantik namun dengan kehidupan yang kurang beruntung membuatnya harus pintar menghadapi banyak hal, terutama dalam berteman.

Banyak laki-laki yang mendekatinya bahkan tak segan mengungkapkan perasaanya, namun ia tak pernah berfikir untuk berpacaran. Hidupnya hanya fokus untuk sekolah agar cepat lulus dan segera bekerja untuk melanjutkan hidup lebih baik

Di pagi hari ia sekolah dan bekerja sebagai waiters di sebuah kedai sepulang sekolah hingga larut malam

Ia tak memiliki banyak waktu untuk bermain, bahkan hanya sekedar berpacaran atau apalah

Yang ia butuhkan hanya uang untuk tetap menjalani hidup. Apalagi setelah kepergian neneknya, satu-satunya orang yang ia miliki.

CEO & Gadis Kecilnya [ 21+ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang