5 - berdua

1.9K 11 0
                                    

"Brakkkk

Pintu itu di bantingnya dalam kesunyian. Amarahnya membuat semua orang terdiam, apalagi kini hanya Raina yang ada di sana

Raina yang sedang menuang air ke dalam gelas pun terkejut, ini bukan pertama kalinya Robo melakukan itu

Hampir setiap ia marah, dia akan pulang dengan bau alkohol yang pekat dan berlaku kasar

Tidak hanya dengan barang, bahkan ia akan dengan brutal menyerang Raina. Memperkosanya tanpa ampun.

Ia benar-benar menjadikan Raina sebagai pelacur. Pulang larut malam hanya untuk melampiaskan nafsu kemudian pergi disaat bahkan matahari belum benar-benar muncul

Raina yang dari awal tidak tau sama sekali siapa Robo hingga kini ia tak tertarik untuk tau siapa pria bejat itu

Sudah sekian lama Raina berada di apartemen sialan itu, bukan ia tak ingin kabur. Apartemen yang selalu terkunci rapat ketika Robo pergi, kebutuhanya juga di sediakan serta ia juga di urus dengan baik oleh Robo membuat ia sedikit terlena.

Tak perlu bekerja dan memikirkan hal lain ketika berada di sana. Ia juga merawat Apartmen Robo dengan baik dan bersih

Namun ini adalah pekan terakhir ia libur sekolah, besok lusa ia harus pergi ke sekolah bagaimanapun caranya.

Robo melempar tasnya begitu saja ke sofa dan berjalan dengan cepat menuju Raina

Memeluknya erat dan menciumnya dengan kasar. Raina dengan pelan melepaskan tungku di tanganya, mendorong dada Robo. Namun ia ingat ia harus bisa keluar dari tempat itu secepat mungkin agar bisa bersekolah

Ia terdiam sesaat sedangkan tubuhnya telah di apit oleh Robo ke dinding. Ia mulai memejamkan matanya dan membalas ciuman Robo tak kalah agresif

Robo seketika terkejut, Raina belum pernah membalas ciumanya sebelumnya bahka ia selalu menolah ketika di sentuh

Kedua tangan Raina mengalung di leher Robo dan memainkan rambut Robo ketika ciuman itu turun ke bawah

Mencecap habis leher dan dadanya. Yang dulu lenguhanya terdengar tak sengaja kini lenguhan itu berubah manja dan sexy

Sedetik Robo berfikir apa yang telah terjadi, namun setelahnya ia berfikir bahwa mungkin Raina memang sudah berubah

Robo mengangkat kaki kanan Raina ke pinggangnya, mengangkat dan akhirnya menyilangkan kedua kakinya di pinggang Robo

Robo membuka resleting celananya, mengeluarkan miliknya dan langsung memasukkanya kedalam milik Raina dengan sekali sodokan

"Aaaawhh"

Gerakanya cepat dan kasar

"Ahhhh"

"Aaaahhh"

"Aaaammhh"

"Robb bhoo"

Berkali-kali Raina gusar hingga menyunggar rambut hitamnya

"Ahh kau menyembut namaku honeyy"

"Ahhh"

"Sekh kalii laghiii"

"Aahh Robbo!!"

Senyum Robo terukir begitu ia mendengar namanya disebut oleh wanita yang tengah menuju puncaknya dengan segala ekspresi wajah yang ia sukai

"Ahhh"

"Uhhh"

"Ahhhhhhhhhmm"

Pelepasan mereka secara bersama. Nafas mereka masih memburu namun masih di posisi yang sama, saling menatap

Robo memiringkan wajahnya, meneliti setiap jengkal wajah Raina sedangkan Raina membuang pandanganya begitu saja karena malu

"Heii! Ada apa ini?"

"T-tidakk"

"Kau bahkan membalas ciumanku . . . . Katakan apa maumu?"

"Tidak ada"

"Aaaawwwhhh" teriaknya ketika milik Robo ia sodokkan kedalam Raina sekuat mungkin bahkan mungkin entah sedalam apa barang itu masuk kedalamnya

"Katakan!"

"Tid . . . . Aaaaakhhh" semakin menajam kedalam

"B-baiklah" ucapnya sambil memegang erat bahu kokoh di depanya

"Besok saya akan pergi ke sekolah" lanjutnya pelan-pelan

"Tidak!!"

"Please" ucapnya dengan wajah penuh permohonan

"Kenapa kau harus pergi kesekolah?" Tanyanya sambil merapikan rambut Raina yang sedikit berantakan

"Saya masih SMA"

"Lalu?"

"LALU?? Saya harus pergi ke sekolah"

"Tidak !! Dan jangan membantah!"

"Saya telah menghabiskan waktu 2 minggu liburan saya untuk melayani anda sebagai jaminan atas hutang saya? Dan anda tidak berhak atas hidup saya!"

Robo menjambak rambut Raina hingga kepalanya mendongak, tanpa suara namun tatapan Robo telah menjelaskan segalanya

Cengkraman di rambutnya semakin kuat hingga kepala Raina terasa pusing

"S-saya akan melakukan apapun, tapi tolong biarkan saya pergi ke sekolah" ucapnya takut

"Apapun?" Tanyanya sambil menaikkan alisnya sebelah

"I-iya apapun"

"Oke, maka layani aku sampai besok pagi" sambil melepas tangannya dari rambut

Robo menerkam bibir Raina habis, berjalan kearah meja makan dan mendudukanya disana

Ia menciumi leher dan belakang telinganya

"Ahh"

Menggenjotnya lagi hingga berkali-kali ia merasakan betapa nikmatnya lembah basah milik Raina

Sembari menikmati kecupan demi kecupan yang Robo berikan ia berusaha bicara

"Akhuu jughaa akan kembali bekerjhaa ahh"

Robo menghentikan kehiatanya, sorot matanya menatap tajam kearah Raina

"Tidak untuk bekerja!"

"T-tapi aku . . . "

"Kau bekerja untukku disini" sembari memasukkan tanganya kedalam milik Raina yang terhalan oleh kain tipis yang menutupinya

"Kau bekerja untukku disini" sembari memasukkan tanganya kedalam milik Raina yang terhalan oleh kain tipis yang menutupinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi akhu . . . . Aaaakhh" jeritan lolos begitu saja dari mulut Raina ketika jari Robo telah masuk kedalam miliknya, sekali dorongan

"Tidak ada bantahan, cantik"

Menidurkan tubuh Raina di atas meja sembari menggerakkan jemarinya keluar masuk ke bagian intim yang sedari tadi sudah basah berkali-kali

Masih dengan kegiatannya, Robo menikmati pemandangan di depanya. Bagaimana ekspresi Raina yang tidak bisa di gambarkan.

"Ahh ah ahhh"

Ia benar-benar sudah tidak tahan. Menghentikan aktifitasnya, menarik tubuh Raina dan menciumi bibir kecil pink kemerahan itu

Ia mencecapnya habis, mengangkat tubuh Raina ke ranjangnya dan menikmati setiap inci tubuh kecil nan menggoda itu.

Sepanjang malam entah apa saja yang mereka lakukan.

CEO & Gadis Kecilnya [ 21+ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang