25. Hukuman

449 9 0
                                    

Happy reading 🌷🌷🌷🌷

Jangan lupa vote dan komen 🤍🤍🤍🤍

*****
Ternyata Aksa membawa Naomi ke dalam mobilnya, Naomi merasakan adanya aura mencekam. Naomi menunduk, ia tidak berani menatap Aksa. Sedangkan Aksa  menatap Naomi tajam, ia merasa sebal dengan Naomi kenapa menunduk?

"Seru ya ngobrolnya" Sindir Aksa.

Naomi diam, ia tidak berani meladeni Aksa. Dia takut dengan Aksa, sepertinya Aksa marah dengannya.

"Apalagi ngobrolnya di cafe, beuh sampe lupa kalau punya pacar" Lanjutnya.

Aksa itu kalau sedang marah memang suka menyindir! Naomi kan semakin merasa bersalah.

"Maaf Aksa" Ucap Naomi.

Aksa menaikkan satu alisnya,
"Maaf huh? Kayaknya aku terlalu baik sama kamu deh Nao makanya kamu lama-lama kok kaya gini"

Naomi memainkan jari-jarinya. Naomi gemetaran, ia takut dengan Aksa yang sepertinya akan memberinya hukuman.

"Mau hukuman?" Tanya Aksa.

Naomi menggeleng cepat, ia tidak mau mendapatkan hukuman.
"Engga Aksa" Jawabnya.

Aksa tersenyum, pacarnya itu menggemaskan ketika sedang ketakutan dan Aksa semakin suka.
"Kalau ga mau kenapa ga izin sayang?" Tanyanya.

"Omi..."

"Omi apa hm? Takut aku ga izinin?" Tebak Aksa.

Aksa sadar, ia memang selalu mengekang Naomi. Tapi ia seperti itu karena ada alasannya, yaitu ia tidak mau Naomi kenapa-kenapa.

"I-ya" Jawabnya takut-takut.

Aksa mengangguk paham, ia mengelus rambut Naomi lembut.
"Hm, siap jalanin hukumanmu babe?"

Naomi diam, ia sebenarnya tidak mau mendapat hukuman akan tetapi mau tak mau ia harus menurut.

Sepanjang perjalanan mereka dalam keadaan hening, Aksa yang sibuk menatap Naomi dan Naomi yang menunduk.

"Turun babe" Suruh Aksa.

Naomi keluar dari mobil milik Aksa, ia keheranan kenapa Aksa membawanya ke sini? Ia kira ia diantar pulang.

"Aksa kita ada di mana?" Tanya Naomi bingung.

"Di apartemenku babe" Jawab Aksa.

Apa?!

Apartemen milik Aksa?!

"K-ok kita disini? Naomi mau pulang takut dicariin sama Mamah" Ucap Naomi takut.

Aksa terkekeh,
"Gausah takut, Aksa udah izin sama Mamah Naomi"

"Ayo ikut Aksa"

Naomi pasrah saat Aksa menarik tangannya, Naomi takut kenapa Aksa membawanya ke apartemen milik Aksa?

Kamar Aksa berada di lantai 2 nomor 26, saat akan membuka pintu apartemennya yang di sandi Naomi kembali terkejut saat melihat angka yang dimasukkan oleh Aksa. Tanggal dan bulan lahirnya!

"Aksa?"

Aksa hanya tersenyum, mungkin Naomi masih terkejut? Aksa jika cinta dengan perempuan tidak main main bro!

"Ayo masuk" Ajak Aksa seraya menarik tangan Naomi.

Kagum.

Apartemen Aksa terlihat rapi dan bersih! Itu bukan ciri khas laki-laki bukan?

"Kenapa hm?" Tanya Aksa.

"Gapapa"

"Masuk" Suruh Aksa sinis.

Naomi kebingungan, kenapa Aksa menyuruhnya masuk?

"Kenapa Naomi harus masuk Aksa?" Tanya Naomi keheranan.

"Kamu lupa akan hukuman kamu babe?"

Deg

Benar, hukuman! Karena kagum dengan apartemen milik Aksa ia sampai melupakan hukumannya.

Naomi pasrah, ia masuk ke dalam kamar yang menurutnya itu adalah kamar Aksa. Wajar saja, warna cat yang dominan hitam itu ciri khas kamar laki-laki apalagi warna hitam adalah warna favorit Aksa.

Klek

Aksa menguncinya di kamarnya!

"Aksa buka" Pinta Naomi dengan menggedor pintu kamar Aksa.

"Aksa!"

"Aksa please buka pintunya"

Air mata Naomi turun begitu saja, ia takut karena ia dikunci di kamar Aksa. Ia menyesal menerima ajakan dari Cia tadi!

"Aksa, buka Sa"

Aksa di luar hanya bisa tersenyum licik, sepertinya ide mengunci pacarnya itu bagus ya? Naomi-nya tidak akan bertemu dengan laki-laki lain yang membuatnya cemburu bukankah itu hal yang menyenangkan?

*****
Bersambung......

Aksa kasian Naomi woy! 😭😭😭

Di lingkungan kalian ada yang mirip sama Aksa ga sih? Kalau di lingkunganku sih gaada 😁.

Oh iyaa minal aidzin wal faidzin man teman, maaf ya baru ngucapin sekarang wkwk. Cha minta maaf kalau ada salah sama kalian terutama jarang update hehehe.

Kalian masih dapet THR kan?

Udah hari ke-4 lebaran.

Panggil author 'cha' pliss jangan author² teruss 😭😭😭.

622 kata.

Papay semuaaa!

Salam cinta chasedangnt 🤍.

Posesif Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang