39. Menjaga Diri

18 4 0
                                    

Di jam biasanya, saat matahari baru saja terbit, Sheyra terbangun dan berusaha mengumpulkan nyawa secepat mungkin. Lalu, dia menoleh ke samping dan mendapati sang suami masih terlelap begitu damai. Kalau bukan karena harus ke kantor, Sheyra tak akan bangunkan suaminya itu.

"Sayang, bangun yuk!" ujar Sheyra sambil dia usap lembut pipi sang suami

Davin memang bukan tipe orang yang sulit dibangunkan, tapi dia belakangan ini memang lumayan butuh waktu untuk benar-benar bangkit dari alam mimpinya. Sheyra menghela nafas karena itu, pasti ini semua karena aktivitas Davin yang jadi dua kali lipat belakangan ini. Selain bekerja di kantor, Davin juga harus mengantar-jemput Sheyra.

"Mas Davin" panggil Sheyra lembut sambil dia usap kening sang suami

"Hm?" Davin tersentak

"Bangun! Udah jam 6 lebih" ujar Sheyra pelan

Perlahan, Davin membuka matanya sambil mengerjap beberapa kali. Wajah cantik sang istri yang menyambutnya itu dia pandangi sejenak. Tak pernah bosan Davin dengan pemandangan itu. Hal paling indah yang selalu menyambutnya ketika terbangun.

"Bangun, yuk! Nanti telat loh" ujar Sheyra masih sambil mengusap pipi Davin lembut

Davin hanya mengangguk pelan, tapi tidak berniat bangkit. Sampai akhirnya Sheyra yang bertindak dengan memberikan kecupan hangat di bibir sang suami, barulah setelah itu Davin tertawa dan langsung beranjak dari tempat tidurnya.

"Nanti langsung turun ya? Aku mau bangunin Zee dulu"

"Iya"

Sebelum benar-benar meninggalkan kamar, Sheyra lebih dulu siapkan pakaian kerja Davin, lengkap dengan perintilan seperti dasi dan ikat pinggang. Bahkan aksesoris seperti jam tangan pun Sheyra siapkan di dekat sana. Davin sering sekali lupa kalau tidak Sheyra siapkan begitu.

Barulah setelah semuanya siap, Sheyra langsung ke kamar Zee. Dia melakukan hal yang sama, membangunkan sang anak dengan lembut. Dengan sabar juga Sheyra menunggu sampai nyawa Zee terkumpul sempurna. Setelahnya, baru dia memandikan Zee.

Cara Sheyra mendidik Zee ini memang sering diprotes oleh Seruni, bundanya itu sering tidak tega melihat sang cucu dibangunkan begitu pagi dan langsung dimandikan. Tapi, Sheyra punya pendapat lain, biarpun Zee belum punya agenda rutin seperti sekolah, tapi dia ingin membiasakan Zee disiplin dengan waktu. Bangun pagi dan beraktivitas, lalu tidur lagi saat siang hari.

Awalnya juga Sheyra tidak tega, termasuk membiarkan Zee tidur sendiri pun dia sering tidak tega. Tapi pada akhirnya dia merasakan dampak baik mulai terjadi pada anaknya. Zee jadi terbiasa produktif di jamnya produktif, balita itu juga jadi tidak pernah begadang. Pola hidup Zee jadi normal, jadi Sheyra dan Davin juga bisa normal pola hidupnya.

"Ibu" panggil Zee saat Sheyra menata rambutnya

"Iya, sayang" sahut Sheyra

"Ayah ana?" tanya Zee

"Ayah di kamar, Nak. Lagi siap-siap. Hari ini kita nggak ikut Ayah dulu ya? Ibu sama Bibi mau belanja, Zee ikut Ibu aja. Okay?"

"Iya"

"Pinter anak Ibu"

Begitu Zee sudah siap dan rapih, Sheyra langsung menggandengnya untuk turun ke dapur. Dia lanjut mempersiapkan sarapan untuk suami dan anaknya. Lalu Davin menyusul turun dalam keadaan sudah siap dan menyapa sang anak.

"Kamu nggak mandi, Shey?" tanya Davin begitu Sheyra mengantarkan lauk ke meja makan

"Abis sarapan aku mandi" jawab Sheyra singkat

Davin mengernyit, biasanya kalau akan ikut dengannya ke kafe, Sheyra sudah dalam keadaan siap saat sarapan, "Nggak mau ke kafe emang?"

Sheyra mendongak, lalu menggeleng. "Aku mau belanja sama Bi Asih. Nggak apa-apa, kan?"

Bundle of Joy || Kim Doyoung & Kim SejeongWhere stories live. Discover now