10. Almost Done

840 97 1
                                    

Hay hay! welcome to my story!
Jangan lupa tinggalin vote, komen, serta beri sy kritik/saran agar bisa lebih berkembang lagi. Tysm-!

***

"Agghh..." Souta berusaha bangkit. Ia mendongak ke atas. Ah, rupanya mereka benar-benar ditabrak jatuh ke dalam jurang yang cukup dalam. Sial sekali.

Souta terduduk, bersandar pada salah satu bebatuan besar. Ia menarik napas dalam, mencoba untuk menenangkan diri. Syukurlah pertahanan mobil Krow cukup kuat, jadi mereka tak begitu mengalami luka berarti. Eh, Krow?

Souta bangkit berdiri. Menelusuk tiap sudut jurang. "Krow?"

"Krow!" Masih tidak ada jawaban. Sorot matanya berubah menjadi khawatir.

"KROW!! Kalo denger, jawab gue! Woy!" panggilnya tak menyerah.

"Anying. KROOWWW, BABIK" (Lah, emosi)

"Di--bawah sini, goblok!" seru sebuah suara.

Souta berbalik. Matanya melebar melihat Krow tertimbun bebatuan besar dengan posisi tengkurap.

"Anjir." Buru-buru Souta menghampirinya. "Daritadi kek, nyaut. Gue panggil diem-diem bae lu."

"Bacot lo. Udah cepet bantuin gue."

Souta sebisa mungkin mendorong batu tersebut agar menyingkir dari tubuh Krow. Ia menghembuskan napas lega saat batu itu berhasil terguling pergi memasuki sebuah goa.

Souta beralih menatap Krow. "Makin mirip ayam gepuk lu tadi."

Krow memandang Souta malas. "Asli. Cosplay ayam geprek anying. Emang batu sialan. Adeh, pegel punggung gua."

"Hahh... Sekarang, kita ngapain?" tanya Souta sambil menunjuk ke atas.

Krow tersadar. "Lah iya. Kita jatoh, ya? Bangsat."

Krow menendang batu besar dengan kencang. Tapi akhirnya dia malah kesakitan sendiri. Souta menggeleng pasrah melihat tingkah temannya.

"Radio lu masih bisa?" Souta melirik Krow.

"Mungkin." Krow memeriksa radio nya. "Eh, tapi di atas ada suara tembak-tembakkan. Udah mulai, kah?"

"Hah? Masa sih? Mereka kan cuma berempat..." Souta meraup wajahnya kasar.

"Itu dia. Mungkin aja Rion sama yang lainnya udah dateng. Semoga aja," lanjut Krow sambil melihat sekitar.

"Gelap bet buset. Ini sampe kapan kita disini?"

Souta mengangkat bahu tanda tak tahu. "Tunggu takdir aja."

"Pasrah amat."

"Ya mau gimana lagi anjir. Masa kita mau manjat? Yang bener aje lu," kesal Souta lalu berjalan menjauh. "Gue mau coba keliling dulu. Nih jurang keknya luas."

Krow duduk bersandar pada dinding jurang. "Yaudah, tapi jangan kejauhan. Awas aja kalo lu ngilang."

"Iyeeee!" teriak Souta dari kejauhan.

Semakin berjalan, cahayanya semakin menghilang. Sinar dari bulan malam hampir tak bisa menerobos masuk. Souta merogoh sakunya, berharap mendapatkan sesuatu yang bisa menghasilkan cahaya. Namun nihil, bahkan handphone nya sudah mati tak bertenaga.

"Tapi, kok gue kaya kenal ya, sama ni tempat," gumamnya pada diri sendiri.

Semakin dalam ia berjalan, semakin tinggi rasa penasarannya. Rasa familiar dan tidak asing terhadap tempat ini membuat langkahnya tak mampu terhenti. Ada banyak sekali benda aneh yang menemani setiap langkahnya. Seperti lentera, puntung rokok, kaca beling, bahkan benda tajam juga terdapat pada setiap sisi. Sampai akhirnya, ia tiba pada sebuah goa yang cukup besar.

INDESTRUCTIBLEWhere stories live. Discover now