30. Senyum Batavia

117 13 0
                                    

Bab 30

Setelah acara pernikahan Zaidan berjalan lancar, kedua belah pihak keluarga merasa bahagia dan sangat bersyukur. Saat ini, Zaidan dan kedua sahabatnya sedang duduk di sofa ruang tamu di rumahnya. Sedangkan Aira ada di kamar Zaidan yang kini menjadi kamar mereka.

Mereka berdua baru saja pindah. Awalnya Zaidan berniat untuk tinggal sampai seminggu di rumah Ayah Ravin agar istrinya bisa menikmati waktu bersama keluarganya sebelum dia ajak untuk pulang.

Namun, hal itu batal sebab Aira merasa tidak enak jika Zaidan tetap harus di rumah keluarganya sedangkan kedua orang tua Zaidan ada disini dan hanya sebentar, beda dengan kedua orang tuanya yang menetap disini dan bisa berkunjung kapan saja.

"Zai! Umma sama Aba mana?" tanya Nando yang belum melihat orang tua dari sahabatnya itu.

"Lagi keluar bentar, sekalian quality time," jawab Zaidan.

"Terus Jihan kemana?" lanjut Nando celingukan.

"Ngapa nanya-nanya adek gue? Mau gue laporin ke Alisha lo?" ketus Zaidan sambil menatap tajam sahabatnya itu.

Nando langsung melempar bantal sofa ke arah Zaidan. "Sembarangan lo! Gini-gini gue cinta mati sama mommy nya Axel." dengus Nando.

"Bilang aja takut istri," timpal Samudra yang diam sedari tadi.

"Itu juga sih," jwab Nando sambil menyengir.

"Gue keluar bentar ya," pamit Samudra pada kedua sahabatnya.

"Mau ke mana?" tanya Zaidan yang penasaran.

"Ke depan, sekalian mau jalan-jalan bentar," jawab Samudra dengan malas.

"Sahabat lo aneh, Nan! Masa siang-siang gini mau jalan-jalan," bisik Zaidan pada Nando.

"Sahabat lo juga!"

Setelah Samudra pergi Zaidan dan Nando mulai mengobrol. Nando juga memberi beberapa saran dan hal-hal yang mampu membuat istri mengamuk, salah satunya menaruh handuk basah sembarangan, dan membuat lemari berantakan.

"Bang!" panggil Jihan dari arah tangga.

"Iya? Kenapa Dek?" tanya Zaidan sambil melihat penampilan Jihan yang sudah rapi.

"Izin mau keluar bentar, beli keperluan Jihan." Jihan menatap Zaidan menunggu izin darinya.

"Okay, bentar abang ganti baju dulu." Saat Zaidan ingin berdiri Jihan langsung menghentikannya.

"Jihan mau pergi sendiri," ujar Jihan buru-buru.

"Dek, gak baik loh keluar sendirian." Zaidan ngotot ingin ikut, bagaimanapun juga dia tidak mau ada pria yang mengganggu adiknya.

"Deket kok, Bang. Lagian kalo abang ikut, kak Nando sendirian nanti."

"Ajak kakak iparmu, Abang kasih izin," putus Zaidan.

Nando hanya diam menyaksikan dua bersaudara itu berdebat hingga akhirnya Jihan mengalah.

Jihan berbalik dengan wajah sedikit kesal, 15 menit berlalu Jihan kembali bersama dengan Aira.

"Jihan sama Ai pamit Assalamu'alaikum!" Jihan berjalan keluar lebih dulu, sementara Aira berpamitan pada Zaidan.

"Wa'alaikumussalam."

Zaidan terdiam sebentar sebelum akhirnya menyeringai, dia langsung mencari kontak sahabatnya dan meneleponnya.

"Sam! Adek sama istri gue keluar, awasi bentar. Kalo ada yang ganggu mereka langsung slepet." Tanpa menunggu jawaban dari Samudra, Zaidan langsung mematikan ponselnya.

𓅪𓅪𓅪

Jihan memarkirkan motornya di tempat parkir yang sudah disediakan. Mereka pergi dengan motor metic milik Jihan. Mereka langsung masuk dan mengambil troli untuk memasukkan belanjaannya. Saat mereka menyusuri rak jajanan, seorang pria tidak sengaja menginjak kaki Jihan.

"Eh, maaf mbak," ucap pria itu sambil menunduk sedikit.

Jarak mereka cukup dekat karena snack yang mereka incar sama. Jihan mengangguk sambil bergeser sedikit jauh dari pria itu. "Kak Jihan gapapa?" tanya Ai. Walau sudah menjadi adik iparnya, Aira tetap tidak mau memanggil Jihan tanpa embel-embel 'kak'.

Jihan mengangguk, "Gapapa Ai."

"Lain kali hati-hati mas!" ucap Jihan pada pria itu.

Pria itu mengangguk dan sedikit mengangkat wajahnya untuk melihat Jihan dan mereka langsung melotot.

"Kamu! Kok kamu lagi? Waktu kamu senggol saya, sekarang malah nginjek kaki saya," kesal Jihan.

Dia masih tidak lupa bagaimana sakitnya bahunya saat kesenggol pria itu. Aira dengan sigap mengusap lengan Jihan, berharap bisa mengurangi emosinya.

"Ya, maaf. Namanya juga gak sengaja, Mbak." Pria itu membuang mukanya kearah lain.

Jihan menatap tajam pria itu, tidak biasanya dia sekesal ini. Padahal pria itu juga sudah minta maaf. Ini tidak seperti dia yang biasanya.

"Jihan?" panggil seseorang yang tidak jauh darinya.

Jihan berbalik, dan sedikit kaget sekaligus malu. "Kak Samu? Lagi beli apa?" tanya Jihan sekedar basa basi.

Sedangkan pria tadi menatap Samudra sekilas lalu pergi dari sana.

Bukannya menjawab pertanyaan Jihan, Samudra malah balik bertanya, "Kamu gapapa kan?"

"Hah? Iya, Jihan gak kenapa napa kok."

"Sini kakak bantu." Samudra mengambil alih troli itu dan mulai membantu Jihan belanja.

Aira yang juga ada disana, menghela napas pelan. "Berasa jadi nyamuk, kalo tau gini. Mending di rumah baca buku," batin Aira.

"Canggung banget," batin Jihan tidak berani melirik kearah Samudra. Sesaat Jihan sampai lupa pada iparnya, ada rasa bersyukur karena dia menuruti perintah abangnya.

Merasa cukup dengan belanjaannya, mereka langsung ke kasir. Samudra membayar semua belanjaan Jihan, meski Jihan sudah menolak tapi dua tetap pada pendiriannya. "Kak Samu suka Kak Jihan, ya?" batin Aira bertanya.

"Kalian bawa mobil?" tanya Samudra begitu keluar dari supermarket.

Jihan menggeleng lalu menunjuk kearah motor scoopy putih yang masih terparkir pada tempatnya.

"Cuacanya panas, kalian naik mobil aja, motornya biar kakak yang bawa," ujar Samudra sambil merogoh kunci mobil dari sakunya.

"Eh! Gapapa kak, Jihan naik motor aja," jawab Jihan sambil menggeleng.

"Iya, Kak Samu. Kami naik motor aja," ucap Aira membantu Jihan, karena dia juga tidak suka naik mobil.

"Nurut!" Satu kata itu membuat dua gadis itu terdiam. Tidak ingin berdebat, Jihan langsung mengambil kunci mobil Samudra sambil menukarnya dengan kunci motor, menarik tangan Aira pelan.

Samudra membantu mereka memasukkan tas belanjaan ke bagasi mobil.

"Gak ada yang kelupaan kan?" tanya Samudra memastikan.

"Gak ada kak."

"Yaudah, hati-hati."

"Kakak juga."

Setelah itu, mereka langsung pulang dengan mobil Samudra, sedangkan Samudra mengikuti dari belakang dengan motor Jihan.

🐨🐼, 26 April 2023

Senyum Batavia [END]Where stories live. Discover now