7: PELIHARAAN

11.9K 234 61
                                    

Seminggu sudah berlalu, hari ini waktunya Are menjadi peliharaan. Sekarang dia terbangun tanpa busana kecuali bando kucing di kepalanya. Are yang taat peraturan merangkak turun dari kasurnya.

Iya merangkak, soalnya dia kan hewan (untuk saat ini).

Dia merangkak ke depan pintu kamar Leon dan menunggu Leon untuk kembali sambil duduk layaknya kucing.

Leon pun kembali, ia menatap Are yang duduk manis di depan pintunya.

"Lo ngapain?"

"Meow~"

Leon hanya terkekeh sambil mengelus kepala dan dagu Are.

"Sini, gue bawain mainan" Ucap Leon sambil berjalan ke kasur, dan Are mengikutinya, sambil merangkak.

Leon pun mengambil sesuatu dari sakunya.

Bola kecil.

Leon lalu melemparnya ke arah lemari yang tinggi dengan sengaja.

Biar apa? Biar Are berdiri, terus dihukum deh gegara tidak bertingkah seperti kucing.

Tapi tidak, Are malah mengeong dengan ekspresi meminta tolong.

"Meoww~" Are merangkak ke arah Leon lalu menggigit celananya, menyuruh Leon agar membantunya. Leon menghela napas, lalu berjalan ke lemari tersebut dan mengambil bolanya. 

"Tau aja gue lagi ngejebak" Leon akhirnya melempar kembali bolanya ke arah sembarang. Dan Are mengambilnya dengan tangan. 

Kerja bagus. 

Leon menyeringai, dia menunggu Are untuk merangkak ke arahnya. Are menaruh bolanya di antara dua kaki Leon. 

"Meow"

Leon mengangkat dagu Are, membuat Are melihat kearahnya. 

"Lo kucing kan?"

"Meow~"

"Kenapa lo ambil bolanya pake tangan?" Leon mencengkeram dagu Are membuat Are merasa seperti tercekik. 

"M-meow" Leon menampar Are lalu menendangnya.

"Ambil lagi bolanya, pake mulut lo. Terus kasi ke gue" perintah Leon yang langsung dituruti Are. Are mengambil bolanya kembali menggunakan mulutnya lalu memberikannya kepada Leon. Leon mengambilnya, menyuruh Are berbalik dan langsung menaruh bola tersebut ke dalam lubang Are. Leon mengambil lagi bola kecil lainnya yang berada di sakunya dan langsung memasukkan semuanya serta menutup lubang Are dengan plug ekor. 

Leon lalu mengalungkan Are dengan kalung peliharaan dan menarik Are keluar dari kamar. 

"Jangan biarin yang ada di lubang lo keluar"

"Meow~"

Leon pun mengajak Are jalan-jalan mengelilingi rumahnya.

Biar apa? Biarin.

"Mau mandi?" tanya Leon.

"Meow~"

"Oke"

Padahal Leon gatau Are bilang iya atau enggak.

Leon pun menuntun Are ke taman belakang rumahnya. Disana dia mulai mengambil selang yang biasanya digunakan untuk menyiram tanaman. Leon pun mulai menyiram Are dengan air selang yang dingin karena berasal dari air hujan. Ia lalu mencabut plug ekor di lubang Are dan menyuruh Are mengeluarkan bola kecil di dalam lubangnya satu per satu.

Setelahnya, Leon lanjut memandikan Are.

***

"Makan" ucap Dhilta sembari menggoyangkan badan Ezi yang masih tertidur. Karena Ezi ga bangun-bangun, akhirnya Ezi mau dianu lagi sama si Dhilta, ga perduli Ezi lagi tidur atau mau ngapain.

Emang sangean si Dhilta.

Dhilta mengambil botol pelumas yang baru saja dia beli kemarin lalu membukanya dan langsung menuangkannya ke tangannya. 

Dia pun mengocok pelan penisnya untuk meratakan pelumas di tangannya. Setelah dirasa miliknya sudah keras dan pelumasnya sudah merata, Dhilta pun memposisikan badan Ezi biar enak geraknya nanti.

Dan akhirnya, Dhilta langsung melorotkan celana Ezi beserta sempaknya dan memasukkan penisnya ke dalam lubang Ezi.

"Nngh.." Ezi melenguh pelan. Dia perlahan terbangun saat merasa lubangnya lagi disodok. Dhilta yang menyadari kalau Ezi bangun langsung menarik rambutnya ke atas sembari menambah kecepatannya.

"Hng...Agh..!"

Ini posisinya Ezi dibawah tengkurap, terus Dhilta di atasnya Ezi. Jadi kalau Dhilta mau ngegigit leher Ezi, digigitnya yang di leher sebelah belakang.

Dhilta meninggalkan bercak kemerahan di leher belakang Ezi sambil terus menggerakkan badannya. Ezi membenamkan wajahnya ke bantal sambil terus mendesah dengan Dhilta yang terus menggerakkan pinggulnya. Gerakan Dhilta semakin cepat, membuat kasurnya berdecit.

Dhilta lalu menarik badan Ezi membuatnya berlutut di depan Dhilta, tapi membelakangi Dhilta. Dhilta lalu menggenggam kedua tangan Ezi dan menahannya di punggung Ezi, membuat Ezi seperti di borgol oleh tangan Dhilta yang besar.

"Ah..! Ngh-"

Gerakan Dhilta semakin cepat, membuat lutut Ezi bergetar saat Dhilta tiba-tiba berhenti secara random. Dhilta mengecup tengkuk Ezi, dan Ezi nge-blush.

Aww, benih-benih cinta.

"Hmmpph! Ahh..." Ezi keluar. Tapi Dhilta belum, jadi tetep lanjut diewe.

Dhilta memilih puting Ezi, membuat Ezi tegang lagi.

Dahlah, sama-sama sangean.

Capek.

***

"Meow~" Are mengeong lagi.

"Lagi, kalo Lo masih mau makan" ucap Leon sambil memberikan sebiji makanan kucing. Dan Are memakannya.

"Meow~" Leon memberikan sebiji lagi makanan kucing.

Leon pelit, masa' sebiji doang🗿

Setelah dirasa cukup Leon lalu pergi mengambil mangkuk makanan kucing dan mengisinya dengan susu. Ia pun lalu memberikannya kepada Are. Are langsung menjilatinya seperti kucing minum.

"Meow~"

"Sini" ucap Leon sambil menepuk tempat di sebelahnya. Are pun melompat ke kasur dengan Leon. Leon lalu mengelus kepala dan dagu Are.

"Pinter" Leon menyeringai, Are mengeong lagi. 

***

Sorry pendek 😔

Gue pokoknya mau habisin ni cerita, biar Reza ga dicuekin dan slow update mulu 🥰

Btw ada ga sih yang main ml disini?

Mabar hayuk.

Tapi gue agak beban.

SALAH TANGKAP [BL - BDSM] 🔞Where stories live. Discover now