12

114 16 0
                                    

"Sharon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sharon... " Panggil pria cantik ber jas dokter pada tangan kanan renley.

"Iya,tuan?" Jawab Sharon.

"Beli semua obat ini, renley benar benar membutuhkan semua obat ini" Titah dokter itu, namanya temera gadickson.

"Baik" Sahut Sharon.

"Dan jangan lupa panggil suster saya ketika infus nya sudah mau habis" Pesan temera.

"Baik dok, kira kira kapan tuan renley akan sadar?" Tanya Sharon sambil menatap prihatin renley yng terbujur di kasur mewah nya.

"Mungkin sebentar lagi, tubuh nya kelelahan, ada beberapa lecet di tubuhnya, juga ada bekas cambukan, dan saat bangun tubuh nya pasti pegal pegal"jawab temera dengan detail.

Sharon meringis mendengar itu.
Ia tidak membayangkan sesakit apa tubuh tuan nya itu.

" Terimakasih,dok"ucap Sharon sambil membungkuk sebentar sebagai tanda terima kasih nya.

"Sama sama, Sharon" Balas temera menarik senyum nya lalu pergi dari kamar Javier dan renley.

Sharon mendekati majikannya,ia bersimpuh di samping kasur renley.
Sharon menggapai tangan renley yng tak terpasang infus.

"Tuan yng kuat,ya? Maafin Sharon, ini semua salah Sharon" Gumam Sharon menitihkan air mata nya.
Gadis itu merasa bersalah, sangat merasa bersalah.

"Mumma kenapa sih,aunty?kok bobo teyus?" Bingung jaylen yng tak paham sambil menatap ibu nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mumma kenapa sih,aunty?kok bobo teyus?" Bingung jaylen yng tak paham sambil menatap ibu nya.

"Mumma lagi bobo pulas tuan kecil, mumma lagi kecapean" Bohong sharon.

"Gitu ya,aunt?" Jaylen manggut manggut menatap sharon yng menarik senyum sendu nya.

Tiba-tiba renley kejang, hal itu membuat sharon kaget dan takut bukan main.
Ia memeluk jay lalu menekan nomer telfon temera dan memanggil suster yng berjaga di luar kamar.

Suster pun masuk, sharon izin membawa jaylen keluar walaupun bocah tampan itu memberontak.

Tak lama white pun datang.

"Tolong, tolong tuan white"Ucap sharon dengan air mata yng terus turun sambil menggendong jaylen yng ikut menangis.

"Ada apa ini,sharon?!" Tanya seorang pria cantik yng baru memasuki rumah.


Di belakang nya terdapat seorang pria cantik yng bergelar sebagai ibu kandung Javier.


"Benar,ada apa ini, sharon?" Tanya days, daysian Morgan harriet.

"I-itu tuan, tuan renley kejang" Jawab Sharon dengan takut takut.

"Apa?!" Days langsung pergi naik ke lantai dua menuju kamar menantu nya.

"Kemarikan jaylen,Sharon. Bantu saya tenangkan days,dia pasti akan sangat panik disana" Ucap ibunda renley itu.
Namanya white leavi Lindsey.

"Sini sama grandmi,baby boy" Jaylen pun langsung masuk kedalam gendongan neneknya.

"Mi, mumma... Mumma napa?" Tanya anak itu dengan sesenggukan.

"Mumma mu sakit sayang, nanti sembuh kok, jadi baby boy sekarang sama grandmi dulu, gaboleh nyusahin mumma biar mumma cepat sembuh, paham boy?" Jelas white dengan lembut sambil menepuk nepuk pantat cucu nya.

Tak lama setelah itu jaylen tertidur, white memanggil salah satu bodyguard yng berjaga untuk mengangkat tubuh kecil jaylen menuju kamarnya.

"Jaga dia" Ucap white sebelum meninggalkan jaylen dengan bodyguard itu.

"Sebenarnya ada apa ini,Sharon? Kenapa renley sampai bisa seperti itu?" Tanya white sambil mencoba menenangkan days yng terus terisak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebenarnya ada apa ini,Sharon? Kenapa renley sampai bisa seperti itu?" Tanya white sambil mencoba menenangkan days yng terus terisak.

Days itu orangnya panikan,dan cengeng makannya white menyuruh Sharon untuk menyusul besan nya itu tadi.

"I-itu tuan tuan... " Sharon pun menceritakan semua nya mulai dari kedatangan Nancy sampai renley akhirnya terbujur kaku di kasurnya sekarang.

"Yatuhan, Javier... " Days makin terisak saat mendengar cerita dari Sharon.
Kasihan sekali menantu nya.

"Maafkan aku,white... Maafkan aku,aku tidak bisa mendidik anakku dengan baik" Ucap days berulang kali meminta maaf.

"Tidak, putra mu sedang dalam emosi waktu itu, aku paham" Sanggah white.
Ia tidak mau menyalahkan siapapun, lagian sudah terjadi kan?

"Ma?" Muncullah sosok yng ditunggu tunggu oleh days, putra nya.

Days bangun, ia mengusap sisa air mata nya.
Lalu ia ayunkan tangannya menampar sang putra.

"Mama kecewa berat sama kamu,Javier!" Ucap days.

Javier bingung tentu nya, ia menatap ibu mertua nya untuk meminta jawaban.

"Renley kejang" Ucap white tahu arti tatapan menantu nya.

"Kamu tega! Kamu tega menyakiti ibu dari anakmu, kenapa kamu tega sekali, Javier? Kenapa kamu tega melukai nya, kenapa kamu membuat luka di sekujur tubuh pria baik yng bisa menerima segala sifat buruk mu,Javier... Mama kecewa sama kamu" Days mengungkap segala rasa kecewa nya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FOREVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang