bagian 07; Jawaban?

11 4 0
                                    

🍂
Layak nya seperti daun mati yang tertiup angin, akupun sama seperti itu. Menari-nari bebas dengan imajinasi penuh harap.

07; Sebuah jawaban.



IA merebahkan tubuhnya kasar ke atas ranjang, ranjang yang tidak terlalu empuk itu.
Meskipun begitu, ia sangat bersyukur dan nyaman dengan apa yang ia punya sekarang.
Baginya tidak penting kemewahan yang selalu ia idam-idamkan sejak kecil, hidup bahagia tanpa stres sudah cukup.

Ia menatap ke arah lebab yang ada di tangannya.

Gue ga akan lepasin lo

Lo adalah salah satu orang dari 500 orang daftar hitam gue

Gue akan beri lo pelajaran!

Kata-kata itu membuat ia sakit kepala, membuat dirinya susah untuk tidur nyenyak.
Semua terbayang dalam benak nya.

Ternyata benar, salah sekali ia harus bertemu dengan laki-laki kejam itu.
Namun apalah artinya, takdir mempertemukan mereka kembali di dunia yang katanya sangat luas ini.

"Tuhan, kenapa hidup ku menjadi tidak nyaman sekarang? Kenapa aku harus dipertemukan dengan laki-laki kasar seperti itu?"

"Tatapannya, badannya, anjir aku ga bisa mikir gimana nantinya di teror."

"Amit-amit," lanjutnya. Ia segera mematikan lampu, dan menarik selimut lalu tidur.

Semoga mimpi buruk tidak ikut serta ke dalamnya.
Setidaknya dunia mimpi indah akan datang, agar tidak terlalu buruk baginya menjalani hari esok yang katanya akan lebih baik.

••••••

Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh, ia bergegas menuju ke depan gang untuk menunggu angkutan umum yang lewat.

Tit..
Suara klakson mobil dari arah samping membuat ia menoleh.

Ia menatap heran ke arah mobil yang berhenti tepat di sampingnya itu.

"Ayo," ajak seorang laki-laki. Ia melambai dari sela kaca.

"Pak Bas?"

"Ayo Reya," ajaknya lagi.

Reya segera menghampiri mobil itu, menatap Baskara lewat kaca mobil.
Segera ia turunkan kaca nya.

"Pak Bas? Ngapain ke sini?"

"Saya tak sengaja lewat. Mau barengan?"

"Ga usah pak, Reya naik angkot saja."

Jangan menolak kebaikan orang lain nak, ga baik.

Ia segera masuk dengan tidak enak hati.
Asing tapi tenang.

"Kamu bersekolah di mana?"

"SMA Nusa Bangsa pak."

"Di depan?"

"Iya."

"Bagaimana dengan jawabnya?"

DEG!
Apa yang harus ia katakan? Ia sama sekali belum menyiapkan jawaban apapun. Perihal semalam, ia hanya fokus untuk menghilangkan rasa cemas karena bertemu dengan orang yang sangat di takuti, Ashoka dengan semua anggota motornya.

I A'm Dandelion (On Going)Where stories live. Discover now