36. TALIA MENANGIS

16 0 0
                                    

UANG YANG DISEMBUNYIKAN SUAMI DARI ISTRINYA - Talia Menangis (36)

Setelah malam, Andin tidur berdua dengan Hendra di kamarnya Hendra. Sedangkan Talia bersama Bu Rahma. 

Rasanya Andin tidak tega mesti jauh dari putrinya, meskipun Talia sudah lama terkadang terbiasa pisah kamar darinya karena dulu Teguh menginginkan anaknya yang masih berusia 4 tahun itu untuk sudah pisah kamar.

Sedangkan sekarang, Andin membiarkannya dulu Talia bersama Bu Rahma, ditambah lagi karena tidak enak, mengingat Hendra bukanlah ayah kandungnya.

Sekarang Andin dan Hendra sama-sama belum tidur. Hendra tengah melihat Andin yang belum tidur dan masih melihat ke atas dengan melamun. Andin tengah memikirkan Talia. Hendra yang sebelumnya sempat terlelap, akhirnya melihat pada Istrinya itu dan bertanya-tanya apa yang tengah Istrinya pikirkan.

"Dek, Lagi mikirin apa ?" ucap Hendra pelan. Seketika Andin menoleh, kemudian mengubah posisinya menjadi menyamping mengarah pada Hendra. Hendra pun juga melakukan hal yang sama sehingga mereka kini saling berhadapan dan bertatapan.

"Kepikiran Talia, Mas. Biasanya, aku selalu ditemenin dia dulu biar dia bisa tidur."

"Kalo gitu kamu mau temenin dia dulu ?"

"Eum, Gak papa, Mas. Aku gak mau ganggu ibu, takutnya ibu sudah tidur. Apalagi ini sudah malam." Andin melihat pada jam dinding yang menunjukkan pukul 10 malam. Ia berusaha percaya jika Talia bisa tidur dengan Bu Rahma. Karena mengingat Talia dulu juga sering tidur dengan Bu Rahma.

"Hem... Kata ibu, Dulu kamu juga juga pernah menginap ya dikamar Mas ?"

"Oh itu.. Iya, aku sama sekali gak tau kalo ternyata ini kamar, Mas. Mas benar-benar jauh beda dari foto yang ada di kamar ini. Aku hampir gak pernah lihat foto Mas yang sudah seperti sekarang. Selama aku tinggal di kampung ini, Aku juga hampir tidak pernah sekalipun bertemu Mas."

"Iya. Mas tinggal diluar negeri untuk kuliah sekalian kerja. Sekitar 5 tahun lebihan Mas tinggal disana. Makannya Mas hampir tidak pernah foto keluarga di saat itu."

"Hah ? Mas kuliah dan kerja diluar negeri ?" Andin melohok kaget.

Sebelumnya ia tidak pernah berani bertanya-tanya soal Hendra pada Bu Rahma.

"Iya. Mas kuliah dan kerja disana. Kemudian Mas buka usaha restaurant sendiri disana." Lagi-lagi Andin terkejut. Banyak sekali hal yang belum ia ketahui dari Hendra. Ia kagum pada suaminya itu.

"Mas juga bangun usaha restaurant di luar negri ?" Hendra mengangguk.

"Udah di handle sama sahabat, Mas. Mas juga gak tau bakal nerusin usaha yang disana atau enggak, sekarang Mas kan sudah punya kamu, Mas juga pengen lebih bersama-sama lagi sama Ayah dan ibu. Mas baru sadar, banyak sekali Mas kehilangan waktu untuk bersama keluarga."

"Iya, Apapun pilihan Mas. Aku dukung selama itu baik." jawab Andin. Hendra tersenyum.

"Mas pengen banget ayah sama ibu kembali bersama. Kamu 'kan pernah deket sama ibu, Dek. Kira-kira ibu pernah menceritakan soal penyebab perpisahan nya gak sama kamu, Dek ?"

"Seinget aku, Ibu hampir gak pernah menceritakan soal perpisahannya dengan ayahnya Mas. Bahkan soal Mas saja, ibu hanya pernah bercerita sedikit."

"Oh.. hem sayang sekali ya. Padahal Mas sangat ingin tahu alasan mereka berpisah, biar Mas punya cara agar mereka bisa bersama kembali. Tapi, Ibu orangnya emang tertutup. Sama Mas aja ibu selalu gak pernah mau menceritakan alasan  perpisahannya dengan ayah."

"Padahal, Yang Mas lihat, Ayah sama ibu sama-sama masih memiliki perasaan. Itu sebabnya hingga saat ini mereka tidak pernah memiliki pasangan kembali."

MENYESAL SETELAH MENYIA-NYIAKAN ANAK DAN ISTRI II TAMATDove le storie prendono vita. Scoprilo ora