HUJAN YANG MEREDA

38 27 5
                                    

Hembusan angin jalanan mengenai rambut Lisa yang membuat rambut Lisa berterbangan secara liar,

Lisa berangkat ke kampus sekitar pukul
sembilan kurang,bersama sahabatnya Lia

"Ehh Lo kemaren udah dikasih tau kan sama Cakra?" Tanya Lia

"Yang soal ke Jogja kan?" Timpal Lisa

"Iya bener,gimana Lo mau kan?"

"Heem" jawab Lisa malas setelah menaruh helemnya di sepion montor setelah sampai kampus

"Heem gimana sa,mau apa gak?" Todong Lia

"Iya gue mau"

"Nah sip,gitu dong"

"Oh ya gue ada mo ngomong sesuatu ke Lo,waktu Lo di rumah sakit kemaren" ujar Lia sembari berjalan di samping Lisa dari parkiran menuju kelas mereka

"Ngomong soal apa?" Tanya Lisa

"Soal yoga" jawab Lia singkat

Lisa segera mempercepat langkahnya setelah sahabatnya itu menyebutkan nama orang yang ia benci itu

"Eh sa sa Lisa tungguin gue saa,lo kenapa sih?" Ucap Lia berusaha mengimbangi langkah Lisa

"Gue males kalo bahas yoga" ujar Lisa singkat

"Pasti Lo salah paham ,ngira yang Lo liat waktu sore itu pacarnya yoga ya kan?,ngaku Lo" tebak Lia,yang membuat Lisa segera menghentikan langkahnya

"Kok Lo tau?"

"Apa sih yang ngga gue tau tentang lo" ucap Lia sembari menaikan dagunya dengan bangga

"Lo mau ngomong apaan cepet gak usah bertele-tele!" Ucap Lisa secara tegas

"Iya iya sens amat mbak nya,jadii yang Lo liat pas Lo ke rumah yoga sore-sore itu adik keponakannya yoga bukan pacarnya" jelas Lia, pada sahabatnya itu

"Ohh" Jawab Lisa datar

"Reaksi Lo cuma sekedar oh doang sa?" Ujar Lia terkejut

"Iya lah mau gimana lagi coba,gue kan udah bilang sama Lo kalo gue udah nggak mau tau apapun tentang yoga" ujar Lisa sembari tetap berjalan melewati lorong koridor gedung fakultasnya.

"Lo serius sa?" Ujar Lia memastikan ucapan sahabat barusan

"Iyaa,emang gue pernah bercanda kalo soal perasaan?enggak kan"

"Yoga itu nggak pasti li,Lo tau sendiri kan udah berapa lama yoga nge gantung gue dihubungan tanpa kejelasan ini,dua tahun li dua tahun bayangin sendiri deh" ucap Lisa sembari menghentikan langkahnya menyuarakan perasaannya pada sahabatnya yang ikut berjalan disampingnya itu

"Kayaknya ini udah waktunya gue ngelupain dan ngubur dalam-dalam perasaan gue ke yoga,gue nggak mau hati gue terus-terusan di permainin" ujar Lisa menutup kalimatnya sembari menatap sahabatnya itu.

Tanpa Lisa sadari air matanya luruh jatuh membasahi pipinya,mungkin lisa bisa menjadi superhero di depan orang lain,tapi di hadapan sahabatnya ia seperti anak kecil yang sering menangis karena dunia yang tak adil padanya.

Lia dengan sigap berusaha memeluk sahabatnya itu agar merasa lebih tenang

"Gue tau sa sebenernya Lo itu orangnya tulus,tapi tulusmu selalu salah tempat terus" timpal Lia

"Sampai kapan ga?aku harus terus-terusan hidup dalam bayang-bayang ini,aku cuma pengen ngerasain jatuh cinta dan dianggap apa sesusah itu buat kamu?sampai kamu harus nyakitin perasaan ku terus-terusan kayak gini gaa.."

Batin Lisa,sembari mengusap air matanya yang jatuh membasahi pipinya.

"Udah ah ... sa gue tau Lo itu cewek yang kuat,cewek hebat,Lo juga cantik banyak kok cowok-cowok yang ngantri buat dapetin hati Lo,Lo nggak perlu nangis in cowok yang cuma mainin perasaan Lo kayak yoga itu, sekalipun yoga dulu pernah jadi orang yang Lo cintai banget" tutur Lia melepaskan pelukan nya dan menatap wajah Lisa yang hari ini sangat terlihat sayu.

O R I G A M I by: Anggi Aulia (New Cover+Ganti Judul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang