7.2

122 11 0
                                    

2 bulan berlalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


2 bulan berlalu

Dedaunan mulai berubah warna menjadi sedikit kecoklatan, perlahan daun itu akan jatuh bersamaan dengan angin kencang yang membawanya asal

Musim gugur, ialah masa peralihan dari musim panas ke musim dingin. Dimana kita merasakan hari yang pendek dan malam yang terasa panjang

Seorang anak manis kini sedang melangkahkan kakinya diatas dedaunan yang bernuansa coklat diatas aspal yang padat nan keras

Anak itu berjalan riang menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya

Rasa lelahnya mendadak hilang dan digantikan oleh pemandangan yang menyegarkan. Rasanya ia ingin berteriak senang dan berterimakasih kepada Tuhan yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya

Tak lupa di pinggiran jalan ada dua sepasang kekasih yang sedang bermesra, mereka tampak selaras dengan saling melempar canda tawa. Sama halnya dengan Ddeonu, mereka juga menikmati indahnya musim gugur

Ddeonu pun ikut tersenyum saat melihat mereka, rasanya tenang dan damai

Langkah kakinya terhenti di depan apotek. Ia pun melangkahkan kakinya memasuki bangunan bernuansa putih itu

"Misi, beli..." Ia sedikit berteriak guna penjual apotek itu keluar

tak berapa lama, ada orang yang menyauti panggilan Ddeonu

"iya ada ap-" Woojin selaku apoteker menghentikan ucapannya, ia menoleh kesana kemari mencari sumber suara yang memanggilnya

"aku yakin tidak mungkin ada hantu di sore sore begini," Ucapnya was-was. Matanya menelisik lebih dalam dan saat ia menoleh kebawah jantungnya hampir copot karena melihat sosok anak kecil yang berkulit sedikit pucat dan senyuman lebar menghiasi bibirnya.

Sontak Woojin memegang dadanya sambil bernafas terengah engah karena jantung Woojin sudah berdisko di dalam.

"aduh dek... lain kali kalo hyung tanya, dijawab dong." Woojin mengelus dadanya yang kembang kempis dan menetralkan mimik wajahnya

Ddeonu pun hanya bisa terkekeh dan menunjukan eye smile-nya, ia sangat senang melihat ekspresi kaget Woojin, menurutnya itu sangat lucu

"mau beli apa dek?" tanya Woojin yang masih menatap anak kecil yang manis?

rasanya ia ingin sekali menggigit pipi mungil itu

"em... itu hyung, akhir akhir ini kepala Ddeonu terasa pusing... apakah hyung memiliki penawarnya...?," jawab Ddeonu memiringgan kepalanya polos

Woojin berfikir sejenak, jari telunjuknya mengetuk pelan dagunya

"bentar dek, biar hyung carikan." Woojin pun mulai mencari obat yang menurutnya mantap menyembuhkan sakit kepala

"ada dek, tapi adek sakit kepalanya gara gara apa? Kebanyakan pikiran, kecapean atau pusing bersamaan terasa mual," Tutur Woojin

sejujurnya Ddeonu merasa stres karena disekolahnya ia selalu ditindas dan dikucilkan oleh murid yang berkuasa belum lagi ia memikirkan eommanya yang masih terbaring lemah di rumah sakit, ya... eomma Ddeonu dinyatakan koma selama beberapa bulan kadang kritis kadang waras

senyuman secerah matahari itu perlahan luntur "akhir akhir ini Ddeonu memang pusing karena kesehatan eomma," Gerutu Ddeonu mengerucutkan bibirnya

"oalah dek... itu rada susah sih, tapi saran hyung adek mending istirahat, jangan terlalu dipikirin dibawa have fun aja dan selalu berdoa. Omong-omong bunda adek kenapa?," Tanya Woojin penasaran

Ddeonu mendongak masih dengan bibirnya yang mengerucut "eomma Ddeonu sakit, dan sekarang sedang di rawat di eumah sakit."

Woojin sedikit syok mendengarnya, karena hal yang pertama kali ia lihat saat bertemu anak ini ialah senyuman lebar yang manis. Tetapi dibalik senyuman itu pastinya ada luka dalamnya.

Kedua sudut bibir Woojin terangkat merekah senyuman simpul "yaudah dek, ini obatnya jangan lupa diminum setelah makan ya... sebagai tanda pertemanan hyung sama adek, jadi obatnya nggausah dibayar anggap aja hyung nraktir adek," tangan Woojin terulur mengelus pucuk kepala Ddeonu lembut "diusahain dikurangi dulu mikirin hal yang aneh-aneh"

Ddeonu mendongak dan menerima sekresek obat yang diberikan Woojin "wah~ benarkah hyung..." mata Ddeonu mulai berbinar

Woojin melebarkan senyumannya "iya dong... masa hyung bohong~"

ini kejutan bagi Ddeonu. Asal kalian tau, disekolah Ddeonu sama sekali tak memiliki teman. Itu karena Ddeonu yang bodoh dalam pelajaran, ia sangat lambat memahami materi dibandingkan dengan teman sebayanya. tapi tidak dengan kakaknya, Daniel. Daniel lebih unggul daripada Ddeonu, diumurnya yang ke 15 tahun Daniel sudah mendapatkan banyak piagam dan piala yang berjejer rapi di dalam lemari kaca khusus. Terpampang apik medali tentang kejuaraan matematika, sains, olahraga dan lain lain. Tentu saja semua piagam itu diatas namai oleh Daniel. Tak heran jika Daniel menjadi anak emas bagi ayahnya.

Rencananya tahun depan Daniel akan melanjutkan sekolahnya di luar negri.

Alis Woojin mengkerut melihat respon Ddeonu 'kenapa anak ini se exicted itu? apakah dia terlalu senang akan mendapatkan teman setampan aku?' batinnya ke geeren

"huh... yaudah dek, mending adek pulang sekarang. Keburu malem," Ucap Woojin tak melunturkan senyumnya

Ddeonu mengangguk girang menandakan setuju. Sebelum melangkahkan kakinya keluar, Ddeonu sempat memberikan senyum manis serta lambaian tangan yang mengisyaratkan 'dada hyung~~'

Melihat senyuman manis itu sontak Woojin menahan gemas, ia meremas kain celananya sambil membalas senyuman pada Ddeonu

setelah Ddeonu pergi Woojin menghembuskan nafasnya "andai aja adek gua seimut dia, pasti udah gua manjain. Ehh tapi gimana ya kalo mingi jadi dia." Woojin menatap langit langit berkhayal jika adiknya memiliki pipi gembil dan senyuman yang manis. Tak selang lama Woojin mulai terkekeh geli "pfft... rada ngeri sih,"





















 rada ngeri sih,"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
R E G R E T  (Sunoo & Ddeonu)Where stories live. Discover now