CL 20 : 🔞

2.7K 240 13
                                    

Bra Chika terbang dan mendarat ke lantai, Ara mengangkat tubuhnya sejenak, netra hitamnya memandangi kedua payudara Chika. Puncak merah jambu yang menegang di atas membuat pipi Ara bersemu merah. Chika yang berada di bawahnya merasa malu, namun dia tidak bergerak sama sekali hanya kedua tangannya yang dengan kencang meremas sprei.

Ara menundukkan pandangannya, bibirnya kemudian dengan lembut mengulum puting kiri Chika.

"Aahhhh...."

Chika mendesah panjang merasakan lidah hangat Ara nenutupi puncak payudaranya, pinggulnya terangkat sejenak sebelum kembali jatuh.

Lidah Ara bergerak dengan lembut memainkan puting merah jambu Chika, sesekali dia akan menyusu membuat tubuh Chika bergidik geli bercampur nikmat.

Tangan Ara tidak tinggal diam, melihat payudara kanan Chika yang menganggur tangannya bergerak ke arah sana dan meremasnya.

"Arahhh...."

Chika lagi-lagi mendesah, mata cokelatnya menatap kedua payudaranya yang dimainkan oleh Ara.

Jari dan lidah Ara bergantian memainkan payudara Chika, membuat desahan Chika terdengar berulang kali di dalam kamar.

Tubuh Ara seolah terbakar mendengar suara lembut yang lolos dari bibir tipis Chika, karena gemas dia dengan sengaja mengigit puting Chika.

"Arahh sakittt!" Chika meringis.

Ara terkekeh, dia kembali melumat bibir Chika memberi perasaan tenang. Sudut bibir Chika terangkat di tengah-tengah ciuman hangat mereka. Tidak ingin kalah dari Ara, kedua tangan Chika bergerak membuka baju Ara.

Ciuman keduanya terlepas, Ara menatap Chika lembut.

"Gak akan seru kalo kamu masih pake baju, biar adil kita sama-sama telanjang"

"Uhuk...uhuk..."

Wajah Ara merah padam, menurutnya Chika terlalu frontal kali ini. Tapi belum sempat protes Chika sudah bergerak melucuti pakaiannya hingga tidak menyisakan apapun, Ara yang masih terdiam tidak bergerak sama sekali saat tangan Chika dengan cekatan membuka pakaian yang dia pakai.

Sekarang keduanya sama-sama telanjang, mata cokelat Chika mengamati tubuh Ara yang tidak tertutupi apapun. Dengan anggun dia menarik tubuh Ara agar berbaring di atasnya.

Ara menahan nafas sejenak, kulit putihnya yang bergesekan secara langsung dengan kulit Chika membuatnya terbakar. Ac yang terpasang di dalam kamar tidak mampu meredam panas di tubuhnya.

"Gistaraaa" Panggil Chika.

"Hemm?"

"Kamu gak akan ninggalin aku kan?"

"Kenapa aku harus ninggalin kamu? Aku sengaja jadi chef di restoran karna ada kamu"

"Hah? Serius?"

Ara tidak menjawab, dia justru membenamkan wajahnya di ceruk leher Chika dan menghisapnya dengan kuat, ini adalah jawaban Ara kalau dia benar-benar serius.

"Nghhh...ssshhh"

Chika mendongak memberi ruang kepada Ara agar dengan leluasa memainkan lehernya.

Hisapan dan jilatan Ara terjadi berulang kali di leher Chika, setelah puas bibirnya bergerak turun dan berhenti dipayudara Chika.

"Aahhh...Arahhhh...hmmm"

Bibir lembut Chika bergetar saat mendesah menyebut nama Ara, payudaranya yang di hisap dan di remas dengan kuat membuatnya menggelinjang. Lidah Ara bergerak lincah memainkan puting Chika hingga tegang, setelah puas lidahnya bergerak turun menyapu perut rata Chika.

Cooking Love (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang