11.| Baikan

25 14 3
                                    

"Kamu masih marah?"

Itu pertanyaan pertama yang Diego lontarkan setelah ia dan Natasya sama-sama terdiam. Mereka berakhir dalam posisi duduk saling berhadapan satu sama lain. Napas mereka teratur dan tenang. Cowok itu bahkan bisa mencium wangi parfum Natasya yang khas, yang selalu memberi kesan nyaman padanya setiap kali sedang bersamanya.

Diego mulai mengelus-elus rambut Natasya. Rambut Natasya adalah bagian tubuh favorite Diego setelah mata dan hidung. Gadis itu mempunyai rambut panjang berwarna hitam kecoklatan yang terurai serta lembut dan wangi. Jika Diego diberi waktu tiga jam hanya untuk memainkan rambut Natasya, ia tidak masalah dengan itu.

"Kamu masih marah nggak?" Ulang Diego.

"Iya," Jawab Natasya apa adanya.

Diego cemberut. "Masih marah ya? Ya udah deh, aku pulang aja."

"Ya udah pulang sana, tapi badan kamu tetap tinggal di sini," Kata Natasya sambil masih memeluk Diego dengan erat.

"Terus aku pulangnya gimana? Mutilasi badan aku gitu?"

Natasya terkekeh. "Aku aja rela menyebrangi samudra demi kamu, masa kamu nggak?"

"Nggak gitu juga, sayang." Diego menarik pipi Natasya.

"Hehehe."

"Jadi gimana? Ceritain cepat."

Sebelum memulai bercerita, Diego menarik napas lalu menghelanya pelan.

"Ceritain cepet." Desak Natasya.

"Jadi gini, aku cuma nganterin dia pulang aja."

"Iya, aku tau."

"Tuh kan, kamu udah tau. Jadi kenapa kamu marah-marah?"

"Aku cuma tau itu aja. Cepet cerita lagi," Balas Natasya sambil memainkan rambut Diego.

"Aku ketemu dia di jalan, terus dia ga ada yang jemput habis itu dia minta tolong ke aku buat anterin dia pulang."

Natasya mengangguk. "Tapi bisa aja dia suka sama kamu lagi."

Diego menarik hidung Natasya. "Kamu ini suka banget deh Negative thinking sama orang yang deket sama aku."

"Karena kamu itu menarik, punya karisma," Ucap Natasya.

"Nih aku aja bisa suka sama kamu, padahal dulu biasa aja... "

Mendengar itu, Diego melotot lalu menampar pipi Natasya pelan sebelum cewek itu menyelesaikan kalimatnya.

"Mulutnya."

"Hehe, bercanda." Natasya menyengir dan melepas tangan Diego.

"Tapi serius, yang. Pas dulu, coba bayangin gimana sikap kamu ke aku. Dingin banget, kan?"

"Iya juga si."

Natasya mencebikkan bibirnya kesal, Diego menarik bibir bawah Natasya.

"Ululu, lucu banget sih cewek aku ini," Kata Diego dengan gemas.

"Maafin Diego ya udah cuek banget sama Tasya."

Mata Natasya membulat sempurna. Apa kata Diego barusan? Tasya? Maaf? Apa gadis itu tak salah dengar? Sejak kapan Diego begini? Apa mungkin cowok itu salah minum obat?

"Tasya?" Kening Natasya mengerut.

"Iya, Tasya, hehe. Lucu ya?" Timpal Diego sambil menyengir tanpa beban. Ia lalu memeluk Natasya dan mengusap-usap kepala gadis itu dengan gemas.

"Tumben manggil nya Tasya?" Tanya Natasya.

"Gapapa, lucu aja." Balas Diego lalu mengecup kening Natasya.

Ceklek

Suara pintu terbuka membuat Natasya dan Diego menoleh serentak ke arah pintu lalu buru-buru melepaskan pelukan mereka.

"ASTAGA! MAAF, MAAF GW GA LIAT." pekik Langit dengan mata terbelalak. Diego dan Natasya sama kagetnya, namun sedetik kemudian Langit tertawa.

"Ikutan dong," Lanjutnya membuat Natasya dan Diego ingin melempar cowok itu dengan batu.

Langit shaka senjaya. Adik Natasya, Laki-laki itu memang jarang terlihat karna ia lebih suka menginap di rumah tante nya. Entahlah, hanya saja ia memang menyukai tinggal di rumah tante nya itu.

✧・゚: *✧・゚:*

Halo semuanya

Author kembali lagi nih dengan cerita Natasya & Diego

Udah lama banget ya author ga up? Soalnya author sibuk nyiapin kelulusan hehe.

Maaf ya gayss kalau lama up nya, oh iya jangan lupa komen sama vote nya ya

Komen yang banyak gayss

Natasya & DiegoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang