16. Taman Belakang Sekolah

4 2 0
                                    

Happy Reading..

☜☆☞

Vyera membawa Nana ke taman belakang. Dengan posisi ia berada di depan Nana. Nana juga masih memegang belati yang diberikan Vyera. Walaupun Vyera sama sekali tak menunjukkan aura kejahatannya, tetap saja ia harus waspada.

"Ayo sini!" Vyera membawanya berbelok. Nana sudah siap siaga.

"Gess, liat nih gue bawa siapa." mendengar itu Nana sudah bergetar ketakutan, apakah mereka akan menjualnya? Menjual organ tubuhnya? Atau.. Mereka kanibal? Pikiran Nana terus meracau membayangkan hal-hal aneh.

"Sape tuh?" terdengar suara seorang pria dari sana. Aduhh, siapa sih mereka?

"Nana! Sini!" panggil Vyera. Nana mulai berjalan ragu kesana. Apa ia akan dijual pada pria hidung belang?

Saat sampai, ia melihat sekitar 10 orang berada di sana. Yang ia kenal hanya Letta dan Vyera. Dan yang lain, asing baginya.

"Busett!! Bening bet cuyy!" suara laki-laki membuatnya mengalihkan pandangan pada yang berucap. Elvan.

"Tu tangannya kenapa bawa belati tuh?" tanya Rio. Nana tersenyum canggung, ia menyodorkan kembali belati tersebut pada Vyera. Namun kesannya malah Nana terlihat menodong Vyera.

Tentu saja hal itu membuat Rey mengernyitkan dahinya tak suka. Namun berbanding terbalik dengan Rey, Vyera malah menerimanya dan memasukkan belati itu pada saku roknya. Kebetulan belati itu memiliki pelindung, seperti pisau buah. Tau?

"Lo bawa belati?" tanya Rey pada sang kekasih. Anjay.

"Gue anggota komdis, kalo lo lupa." jawab Vyera.

"Betewe nama lo siapa?" tanya Crystal.

"Gue Nazira Zaina Valencia. Panggil aja Nana. Salam kenal semua.." katanya ramah.

Sontak perkenalan itu membuat seseorang yang hanya diam sedikit tersenyum miring.

'Cia, Cia, lo muncul tanpa gue cari.' batin orang itu.

"Nape lo senyum-senyum? Stres?" tanya Lea menatap Aksa. Saat sejak tadi, ia memang terus tersenyum bak mendapat uang 3000T.

"Gak paham. Coba jadi pacar gue biar gue paham." Aksa mengacuhkan perkataan Lea. Ia justru menggombali Nana. "Duduk dulu, baru jawab." imbuh Eza.

Vyera dan Nana pun duduk. "Gimana?" tanya Elvan. Jika Aksa tertolak, ia akan maju depan sendiri.

"Terima aja, lumayan bisa diporotin." kompor Crystal.

"Ho'oh tuh, loyal juga tuh anak." timpal Lea.

"Nah eta. Pinter juga tuh bocah. Lumayan kalo males bisa lo suruh."

"Nurut juga tu orang, bisa dimanfaatkan, Na."

Vyera dan Letta tak mau kalah. Sedangkan Nana hanya diam, ia bingung harus merespon apa. Menggaruk tengkuknya, lalu berucap.

"Gimana ya.. Gue bingung."

"Gini, lo terima gue dulu. Gak usah mikirin perasaan lo. Gimana?" tawar Aksa.

"Eumm, iya deh." jawab Nana tersenyum canggung.

"Ciee cieee.. Pacarann.."

"Kiw kiw.."

"PJ boss PJ..."

"Kit ati abang, dek."

"Cari baru, Pan."

"Double kill, Rey Vyera aja belum PJ. Nah satunya malah nyusul."

"Ehh, mana ada gue sama Rey. Kagak ya." sanggah Vyera.

Rey hanya melirik Vyera. "Udah gapapa." santainya.

"Mbah mu gapapa!" kesal Vyera.

"Gue yang bayar."

"Jadi beneran pacaran?" tanya Crystal. Vyera membelakkan matanya. Ia berjalan pada Rey lalu memukul bahu lelaki itu.

"Rey asu!" umpatnya.

Rey tersenyum miring, ia menarik pinggang Vyera agar gadisnya itu duduk di sampingnya.

"Udah. Biar gue yang bayar." Vyera tak peduli, ia terus memukul Rey. Tenaga gadis itu tak main-main, Rey sedikit meringis.

"Tapi kan Rey—

"Tapi apa? Udah gapapa, gue aja." sanggah Rey.

"Lo yakin?" tanya Vyera ragu.

"Kenapa enggak?" Rey malah balik bertanya.

"Patungan aja ya?" tawar Vyera, ia tak enak jika Rey harus membayar semuanya.

"Biar gue, uang lo buat jajan aja sana. Kalau kurang bilang gue." kata Rey enteng.

"Bjirrr!! Ya Tuhan, berikan lah aku pacar spek Rey Ya Tuhan.."

"Cukup! Aku juga pengen Tuhan.."

Crystal dan Letta sudah tak sanggup melihat keuwuwan pasangan di sekitar mereka. Mereka itu jomblo, paham?!

"Rey." panggil Arthur. Rey mengangkat satu alisnya.

"Zacxy udah disini?" tanya Arthur. Masih ingat Zacxy? Serigala peliharaan Rey.

"Gue kangen." imbuh Derga.

"Gue apalagi." jawab Eza.

"Udah." jawab Rey singkat.

"Kok gak ngomong!?" marah Elvan.

"Ho'oh tuh, jahat bener lo." Aksa pun ikut kesal.

"Pokonya nanti kalo ketemu harus gue peluk tuh." Rio juga mengimbuhi.

"Emangnya siapa?" tanya Vyera.

"Nah tuh, sampe kamu mau peluk segala." Lea menatap Rio.

"Dia itu Zacxy Agrakaza—

"Adeknya Rey?" Lea menotong ucapan Aksa.

"Bukan, anjay.. Kan adek Rey Vhero." beritahu Elvan.

"Iya juga. Terus siapa?"

"Dengerin dulu. Zacxy Agrakaza, serigala peliharaan Rey."

"Hah!?"

"Serigala!?"

"Bjirr, demi apa?"

"Sumpah?!"

"Gak boong kan?"

Kelima gadis itu memberikan reaksi yang berbeda-beda.

Vyera menatap Rey. "Beneran?" tanyanya. Rey mengangguk, ia membetulkan rambut Vyera yang terkena angin. "Iya, sayang. Mau lihat?"

Vyera mengangguk semangat. "Mau mau!!" serunya.

"Yang lain?" tanya Eza menatap teman-teman Vyera.

"Mau aja sih, tapi tadi gue gak bawa motor cok." jawab Crystal.

"Duain."

"Tigain."

Vyera dan Letta membenarkan jawaban Crystal. Lea hanya diam, ia dengan Rio. Sedangkan Nana sudah dibisiki oleh Aksa.

"Bareng aku, ya?" bisik Aksa. Nana mengangguk, "Gak keberatan kan?" tanyanya dibalas gelengan oleh sang empu.

"Eh Vyera! Lo tu bisa numpang Rey, goblok!" marah Letta. "Nah tuh. Lo mah enak, lah kita? Nasib nasib." Crystal meratapi nasibnya.

Vyera menatap Rey. "Boleh?"

"Kan tadi udah gue ajak bareng. Tapi ke gramedianya nanti waktu pulang ya, sekalian gue anter ke apart. Mau kan? Atau mau nanti langsung?" tanya Rey.

"Engga, gue mau liat serigalaa!" seru Vyera.

Sedangkan yang lain ternganga, itu tadi ucapan terpanjang yang pernah Rey. Shock. Perlu syukuran?

☜☆☞

vote!

To Be Continued.

03-05-2024.
~Xyavi..

We Are Different || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang