02

17 17 12
                                    

Luka paling dalam, kadang justru datangnya dari keluarga. Sedih paling berat datangnya dari kecewa. Dan bahagia paling serius itu yang kadang lupa kita pikirkan.

Jayden terbangun dari tidur nyenyaknya. Jam menunjukkan pukul 03.27 ia terbangun karena mendengar suara berisik.

Pyarr....

"MAS KAMU APA APAAN BANGET?! KETAUAN SELINGKUH?? MANA PULANG SELALU JAM SEGINI!"

"IYA ITU GARA GARA LO GAK BECUS JADI ISTRI! LO ITU KURANG SEGALANYA DINA!"

"MAU SAMPE KAPAN KAMU GINI TERUS?! KALO GAADA PERUBAHAN KITA CERAI AJA !!"

"Diem din, gua udah muak. Sana tidur"

Ya.. Jayden pura-pura tidak mengetahui ini semua, pertengkaran seperti ini adalah hal biasa bagi Jayden walaupun biasa tetapi menyakitkan. Sudah banyak luka yang telah diukir dan penyebab utamanya adalah tentang 'Keluarga' terkadang Jayden merasa iri melihat seorang anak remaja yang akan menginjak dewasa selalu didampingi oleh orang tua. Tidak, tidak didampingi juga Jayden tidak apa-apa ia hanya ingin memiliki keluarga yang harmonis. Jayden ingin merasakan kehangatan yang diberikan oleh keluarga.

Jayden mencoba untuk keluar dari kamarnya, dan ia berhasil diketahui oleh ayahnya.

Alif mempergoki anaknya yang sedang keluar kamar itu hingga ia melempar buku catatan kecil yang berada di depannya itu mengenai Jayden.
"HEH! Jayden! Semalam begadang lagi?! Jujur aja, lo gak tidur kan? Dasar anak gak tau diuntung. Udah syukur diberi rumah, dari pada gak"

Jayden hanya bisa tertunduk mendengar penuturan sang ayah ia tidak tahu harus menjawab apa.

"Heh! Jayden! Jawab. Bisu sekarang?!" Tanya Alif dengan suara keras.

Seperti petir yang menyambar pada siang hari. Jayden sungguh prihatin dengan kata-kata yang diucapkan oleh ayahnya. Awalnya Jayden bisa sabar, akan tetapi kesabaran itu tak berlangsung lama jika sang pelaku tak kunjung membaik.

Perlu diingat, setiap orang mempunyai titik sabarnya masing-masing. Jika kita masih diberi sabar olehnya, bersyukurlah. Jika engkau membuat kesalahan dan ia masih memberimu kesempatan untuk memperbaiki kesalahanmu itu, maka perbaikilah. Jangan malah seenaknya dengan orang lain, dan jangan sampai engkau mengemis untuk diberi kesempatan agar dapat memperbaiki kesalahan tersebut.

Alif mendengus kesal karena sang anak dari tadi hanya diam tidak berbicara apapun, ia berdiri lalu berjalan menuju ruang tamu dan merebahkan dirinya di sofa. Lalu tertidur..

"Selalu seperti ini? Sepertinya hari ini akan sangat buruk" ucap Jayden dengan menunduk dan kembali berjalan untuk tujuan awalnya yaitu mengambil minum.

Jayden kembali ke kamarnya ia berniat ingin tidur kembali, namun tidak bisa. Dan pada akhirnya pun Jayden membuka handphonenya lalu menghubungi circlenya. Gini gini Jayden juga punya cirle dong! Tapi, Jayden tak pernah membeda bedakan temannya.

Yang dibedakan oleh Jayden mungkin tentang kesetiaannya, cirle Jayden ini terdiri dari enam dan ditambah Jayden sendiri jadi tujuh remaja laki laki. Mereka ini selalu ada disaat salah satu dari mereka sedang kesulitan, jadi bisa dibilang jika mereka ini memiliki rasa empati yang tinggi. Susah senang dilalui bersama, kehidupan mereka juga tak jauh berbeda dengan Jayden. Ada yang selalu dituntut untuk juara kelas, memiliki ayah yang sudah kehilangan perannya, keluarga yang harmonis tetapi selalu di asingkan dan lain lainnya. Maka dari itu kita harus memiliki pergaulan yang baik, yang selalu ada jika kita membutuhkan, selalu mendorong untuk berbuat kebaikan atau hal hal positif, jangan sampai salah memilih pergaulan jika kita memilih pergaulan yang salah maka buruk juga akibatnya. Karena kebanyakan remaja sekarang ini pergaulannya banyak yang memandang status sosial, ekonomi, drajat  dan lain sebagainya bahkan ada juga yang rela untuk disuruh suruh atau istilah kasarnya babu untuk dapat masuk ke dalam cirle mereka atau istilah modernnya "Di setir sama cirlenya" demi berteman dengan anak tersebut.

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang